Beautiful Temptation

713 73 10
                                    

Rafa baru bangun pukul 11.10. Meskipun masih mengantuk dia tetap memaksakan diri bangun dan beranjak mandi.

Lima belas menit membersihkan diri pria itu keluar kamar berjalan menuju dapur. Tenggorokannya kering dan sekarang merasa haus. Langkah kakinya justru terhenti melihat seorang wanita cantik berdiri diam di depan pintu kamar Nayra.

Cukup lama dia mencermati kemudian sebuah pemikiran menghampiri.

Andini?

Raut wajah pria itu berubah heboh Rafa berjalan mendekat.

"Andini?"

Wanita itu menoleh tersenyum.

"Hai Rafa."

"Ini benaran lo?!"

"Menurut lo?"

Rafa berteriak senang membawa tubuh itu ke dalam pelukan.

"Rasanya udah lama kali sejak gue liat lo buat yang terakhir kali! Lo makin cantik banyak berubah!"

"Elo juga Raf, makin ganteng."

Di sisi lain,

Nayra baru saja menyelesaikan tugas menyirami tanaman di halaman belakang. Dia dikagetkan dengan kedua manusia sedang berpelukan di dapur.

"Hai Nayra!" Sapa Andini melihat duluan gadis itu masuk dapur.

"Ha, hai maaf aku ng ... ganggu."

Rafa melepaskan pelukannya dan menoleh, "Hai cantik, pagi ini apa kabar?"

"Ba, baik, aku masuk ke dalam kamar dulu."

"Kamu sudah kenalan sama Andini? Dia teman aku semasa SMA dulu." Tanya Rafa ke Nayra dengan senang.

"Kita udah kenalan bahkan sebelum lo bangun tidur. Makanya jadi cowok bangun awal dong!"

Rafa tertawa, "Udah kebiasaan, mau ngobrol di depan? Lo nggak kangen gue?"

"Idih! Yuk Nay, ikut kita ke depan?"

Nayra menggeleng, "Kalian saja aku mesti lipat pakaian." Ucap Nayra tersenyum canggung.

"Ya sudah nanti kita ngobrol lagi, cantik." Ucap Rafa sebelum berlalu pergi dengan Andini.

Setelah keduanya berlalu pergi Nayra bergegas masuk ke kamar dan bersandar di pintu.

Ini aneh ada perasaan tidak dia mengerti melihat Rafa berpelukan dengan Andini. Perasaan berbeda lagi saat Andra mencuri kembali ciuman keduanya.

<> <> <>

"Gimana Rafa? Apa kamu setuju dengan usulan Mama, mengenai rencana kita liburan keluarga?" Pertanyaan Baskoro membuat Rafa yang sejak tadi sibuk dengan ponsel terhenti.

"Iya Pa aku setuju." Jawabnya asal.

"Oke, tinggal tunggu respon Andra semoga dia mau. Andini kamu pasti ikutkan Sayang?"

"Iya Tante, aku usahain untuk ikut."

"Harus ya? Tante ingin kamu ikut nggak menerima jawaban penolakan."

"Iya Tante, kalau gitu aku permisi pulang hari sudah malam." Ucap Andini tersenyum sopan.

"Rafa?"

"Iya Ma?"

"Kamu dari tadi sibuk sendiri ngapain? Antar Andini pulang sekarang, kasihan dia pulang sendiri."

"Nggak apa Tante, nggak perlu aku bisa pulang sendiri."

"Nggak baik anak gadis pulang sendirian, Rafa! Cepat sana antar Andini pulang."

Konsentrasi pria itu buyar saat melihat foto-foto wanita cantik teman kencannya nanti. Rafa beranjak berdiri memasang senyum andalan.

"Ayo, gue antar lo pulang."

"Nggak repotin lo nih?"

Rafa menggeleng dan tersenyum manis.

<> <> <>

Udara pagi tampak menyegarkan pernapasan Nayra. Gadis itu menyandarkan dagu di jendela kamar yang terbuka.

Nayra menyentuh bibirnya ciuman Andra seakan masih meninggalkan bekas. Berbeda saat pria itu mencuri ciuman pertamanya dengan kasar dan menakutkan, ciuman kemarin pagi nyaris membuatnya tidak bisa tidur.

Ketukan pintu membuyarkan lamunan Nayra bergegas membuka pintu dan melotot kaget.

"Morning sweetheart!"

"Kamu?"

"Iya Sayang, ini Rafa yang ganteng."

"Kamu ng ... mau apa?"

Bukannya menjawab Rafa mendorong pelan tubuh Nayra ke dalam kamar.

Pria itu berbaring di tempat tidur mungil milik Nayra.

"Kamu mau apa? Kenapa masuk kamar?"

"Aku mau kamu."

"Aku serius kamu keluar saja ya?"

"Nggak mau!" Rafa ngambek bikin Nayra menahan tawa.

"Nggak boleh di sini."

"Memangnya kenapa?"

"Pokoknya nggak boleh,"

Rafa menjulurkan lidah sebelum menutup mata.

"Keluar ayo," Nayra menghampiri berusaha menarik tangan pria itu untuk beranjak bangun.

Bukan Rafa yang tertarik justru sebaliknya tubuh gadis itu ditarik maju, sekarang Nayra berada dalam dekapan Rafa.

"Kamu bisa rasakan sweetheart? Detak jantungku nggak beraturan saat bersamamu. Hanya kamu yang membuatku seperti ini."

Kecupan di hidung membuat Nayra tersadar dan beranjak bangun dari atas tubuh Rafa. Kegugupan gadis itu menjadi hobi tersendiri pria itu tertawa senang sebelum ikut bangun.

"Siap-siap sana."

"Mau ke mana?"

"Hari ini hari kamis dan aku ingin ngajak kamu joging. Walau aku maunya hari sabtu atau minggu tapi hari ini boleh juga."

"Nggak mau ng ... maaf."

"Baiklah, aku akan tetap di kamar ini dan mungkin lanjut ti —"

"Baiklah! Aku mau pergi joging."

"Jawaban yang manis!" Rafa berseru dengan wajahnya bergerak maju ke Nayra, tapi dengan cepat gadis itu mengelak.

"Apalagi ...?" Tanya gugup Nayra.

"Aku sudah cium pipi kamu, tadi juga sudah cium hidung kamu dan sekarang, aku boleh cium bibir kamu, sweetheart?"

"Nggak boleh!"

Teriakan super lucu itu membuat Rafa tidak bisa lagi menahan tawa.

Ya Tuhan, kenapa Nayra begitu menggemaskan?

Nayra membuat Rafa berpikir bahwa gadis itu merupakan godaan yang indah untuknya.

<> <> <>

The Heart Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang