Di atas pic. King Raddith.. ^^
Keesokan harinya, aku benar-benar dikirim ke Vainea untuk mempersiapkan pernikahanku besok. Sepanjang perjalanan aku hanya duduk termenung dengan pikiran kosong. Kejadian tadi malam begitu mengusik hingga aku lelah. Malam setelah aku kembali bersama ibu, ayah tak banyak berkomentar bahkan hingga tadi pagi pun dia masih bersikap dingin padaku. Aku tak tahu, apa hubunganku dengan ayah akan membaik, bahkan niatku yang ingin meminta maaf padanya menjadi luntur dengan sikapnya hari ini.
"Aku ini—benar-benar tak tahu terimakasih yah?" gumamku pada diri sendiri. Menanyakan hal yang sudah seharusnya menjadi penilaianku sambil sesekali mencemooh diri sendiri. "Aku tak menyangka akan pergi dari Axylon secepat ini dengan situasi seperti ini. Apakah mereka akan merindukanku?"
Semua prasangka buruk bersatu untuk menakutiku sampai aku tak berani memikirkan apapun. Rasa sayangku begitu besar dan tulus, tapi aku justru ketakutan jika mereka—memang menjadikanku sebagai alat penebus dosa pada Valen, ibuku. Sungguh, aku benar-benar tidak berani memikirkan apapun bahkan untuk memikirkan masa depanku sekalipun. Aku takut kalau pikiranku akan membunuhku untuk kedua kalinya.
'Meskipun awalnya kami merawatmu hanya karena merasa bersalah, tapi kami menyayangimu! Kami mencintaimu layaknya anak kami terutama Zealda! Kau tidak tahu bagaimana ia berusaha memanjakanmu, bahkan mengalahkan kasih sayangnya pada Helena!'
Ya, hanya kalimat itu yang masih terngiang untuk menghibur pikiranku yang kacau. Mengingat tentang Helena, sudah sewajarnya jika anak itu mendapat kedudukannya sebagai putri mahkota. Gadis mungil itu—barulah keturunan sah raja Axylon, bukan aku. Aku hanya anak dari putra dan putri mahkota yang tidak sah, yang berarti—aku hanya sebagai kerabat kerajaan. Menurutku—tidak terlalu buruk juga, aku bisa melakukan apapun tanpa harus terikat aturan dan tata krama istana bukan?
Tapi masalahnya, pernikahan ini sudah tak bisa dihindarkan lagi. Jika saja aku tahu masalah ini lebih awal, mungkin aku akan menolak lebih keras perjodohan ini, persetan dengan si Azura itu. Setelah kupikir-pikir, bukankah akan lebih baik jika dia menikah dengan putri dari Tryenthee itu? Masalah Azura mau atau tidak, bukan urusanku kan?
"Ah, sialan!" umpatku sambil meremas poni agar peningku berkurang. "Seharusnya aku tetap menolaknya waktu itu. Dengan begitu, raja Raddith akan memikirkan cara lain untuk penawaran damai dengan Axylon tanpa harus melibatkanku," lanjutku menyesal.
"Yang mulia, kita sudah memasuki wilayah Vainea. Sebentar lagi kita akan sampai," ujar salah satu pengawalku.
Aku membuka tirai jendela dan benar saja, pemandangan laut yang luas langsung menciptakan panorama indah di mataku. Udara sejuk nan hangat menerpa wajahku disertai mentari senja yang begitu mempesona. Ini adalah pemandangan yang tak bisa kulihat di Axylon.
Kali ini aku sengaja membiarkan tirai terbuka agar bisa menikmati pemandangan luar yang sediikit menentramkan hatiku yang carut marut. Sesekali aku memetik dedaunan yang kebetulan bisa ku jangkau lalu memainkannnya untuk mengurangi gundah.
Setelah seharian di perjalanan, akhirnya aku sampai di Vainea. Kedatanganku disambut meriah sama seperti saat pertama kali ke tempat ini. Aku dipersilahkan memasuki istana dan bertemu dengan Raja Raddith dan ratu Erisca untuk memberi salam dan hormat.
"Selamat datang kembali di Vainea, putri Selena." Raja Raddith terlihat senang. "Aku yakin kau pasti lelah karena perjalananmu kemari."
"Terimakasih banyak atas sambutan meriah ini, yang mulia. Saya sangat terharu dengan keadaan suka cita yang ada di sini," balasku mencoba tersenyum ramah, berharap ekspresiku tak menggambarkan apa yang sebenarnya kurasakan.
"Kalau begitu, beristirahatlah! Pelayanku akan mengantarmu kesana." Kali ini ratu Erisca yang bersuara.
"Terimakasih banyak yang mulia." Aku mengangguk hormat. "Saya pamit undur diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selena
FantasySangat disarankan membaca Assassin terlebih dahulu, karena asal muasal dari tokoh dalam cerita ini beserta alurnya dimulai dari cerita sebelumnya! Untuk menghindari kebingungan para pembaca yang membuka kisah ini. Awalnya Selena mengira dirinya adal...