Permohonan

390 102 154
                                    

Di atas pic. Hans.. ^^

Kutatap gadis mungil itu ketika ia menyuapkan sesendok sup ke mulutnya. Pipinya mengembung seketika, membuatku tak bisa berpaling dari wajah imutnya. Aku menghela napas sejenak, membayangkan gadis itu yang semakin tumbuh.

"Helena, akhir-akhir ini—kau pasti sangat kesepian," ucapku membuka suara pada saat makan malam.

"Semenjak kakak menggantikan ayah, aku memang merasa kesepian," sahutnya menyuap sesendok sup lagi. "Kakak tak lagi memiliki banyak waktu untuk menemaniku seperti dulu."

"Maaf, kakak memang—sangat sibuk sampai tidak memperhatikanmu." Aku manggut-manggut dengan rasa bersalah. "Helena, apa—kau membenci kakak?"

Helena menggeleng cepat. "Aku—tidak membenci kakak. Tapi—terkadang aku melihat kakak berubah menjadi orang lain saat berada di singgasana. Aku tidak tahu kenapa akhir-akhir ini kakak seperti—wanita kejam. Maaf jika aku terlalu lancang berpikir seperti itu."

"Yah, memang banyak hal yang belum kau tahu, Helena. Saat kau dewasa nanti, mungkin kau bisa memahami situasi kakak saat ini." Aku tersenyum masam melihat ekspresi sendunya. "Helena, ada seorang pangeran yang ingin kakak kenalkan padamu."

Kalimatku barusan membuat gadis itu menoleh tanpa menjawab.

"Kau—tidak keberatan untuk bertemu dengannya kan?"

"Pangeran? Siapa?"

"Namanya pangeran Hans, dari kerajaan Axiandra. Jika kau bersedia untuk bertemu, lusa ini dia akan datang kemari."

Helena tampak terdiam sejenak lalu bertanya, "Apa dia tampan seperti yang mulia Azura?"

Aku tertohok ketika nama Azura terucap, gadis sekecil ini sangat wajar jika tidak paham masalah orang dewasa. "Kenapa kau jadi pemilih seperti itu?"

"Yah, tidak ada salahnya jika aku sedikit memilih kan?"

"Helena, kau harus tahu. Ada banyak pangeran tampan, tapi belum tentu mereka baik. Tampan saja tak cukup untuk menjadi teman baikmu nanti. Cobalah dulu untuk mengajaknya bicara, mungkin—dia akan membuatmu merasa nyaman."

Helena bungkam sejenak, diliputi rasa penasaran. "Baiklah, pertemukan aku dengan pangeran yang kakak maksud. Aku juga tidak bisa menolak keinginan kakak bukan? Aku percaya pangeran yang kakak kenalkan padaku pastilah orang baik."

Aku tersenyum lega. "Baiklah, kakak akan segera mengirim undangan ke Axiandra jika kau sudah setuju."

Helena tersenyum dan mengangguk, kemudian kami melanjutkan makan dalam hening.

"Yang mulia." Loretta datang dengan langkah cepat lalu berbisik, "Ada tuan putri dari Vainea datang ingin bertemu dengan anda."

"Tuan putri? Maksudmu—putri Erina?"

Loretta mengangguk.

"Dengan siapa dia datang?"

"Beliau datang sendiri tanpa pengawal satu pun."

Keningku berkerut seketika. Bagaimana mungkin anak kecil itu datang sendirian ke kandang musuh tanpa pengawal? Berani sekali.

"Kau yakin tidak ada orang yang ikut bersamanya atau membuntutinya? Putri Erina masih terlalu muda untuk bepergian seorang diri, ditambah ini sudah malam."

"Para penjaga juga sudah mengeceknya, yang mulia. Beliau memang datang sendiri dan sepertinya—dia juga datang tanpa kendaraan sama sekali."

"Maksudmu dia datang kemari dengan jalan kaki atau berlari? Yang benar saja! Dia seorang tuan putri, pihak istana di Vainea juga pasti akan melarangnya untuk melakukan hal berbahaya seperti itu. Berkuda saja butuh waktu seharian penuh apa lagi jalan kaki."

SelenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang