3. Hadiah dari Rafael🍁

11.9K 1.1K 84
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kemungkinan si ada perubahan. Akan sangat terlihat jelas perubahan tersebut, jadi ... tetap nantikan update-an terbaru. Oh ya aku juga udah janjiin extra part di akhir cerita, kesel ya pada digantung? wkwk


Happy Reading


Entah di mana Aliza sekarang berada. Tampak asing dan menyeramkan. Selama bertahun-tahun dia mendekam di dalam kamar, sedikit kaget dengan apa yang dia lihat sekarang. Tubuhnya berputar memandangi pepohonan yang tumbuh besar serta rerumputan luas nan hijau. Dihirup udara dalam-dalam kemudian dia embuskan secara perlahan-lahan. Senyumnya mengembang sempurna, merasakan kedamaian. Lama-lama memandangi tempat ini dia jadi nyaman dan ingin terus menyusuri jalan setapak di ujung sana. Baru saja dia ingin melangkah maju  tapi mendadak dia ingat sesuatu.

Rafael!

Pria itu akan marah besar mengetahui dia keluar dari rumah. Rafael tidak akan segan-segan menghukumnya dengan sangat berat. Berkali-kali dia sudah diberi nasihat agar tidak mencoba kabur dari rumah itu. Jangankan kabur dari rumah, keluar kamar saja dia dilarang. Hukuman berat akan menantinya. Tidak papa Aliza, terpenting sekarang kembali ke rumah itu dan meminta maaf pada Rafael. Pria yang tadi menolongnya sudah aman. Dia pastikan akan aman.

Aliza berlari sekencang mungkin. Berkali-kali dia terjatuh karena dia tidak terbiasa berlari. Kakinya serasa ngilu dibawa berlari. Luka di lututnya tidak dia pedulikan. Perih dan menyakitkan, ditambah hukuman Rafael akan terasa jauh lebih menyakitkan. Terus berlari sampai dia menemukan sebuah rumah. Dia Yakini rumah itu adalah rumah yang selama ini dia tempati. Benar, Rafael berserta penjaga sudah berdiri di depan rumah. Di sana Rafael menunggu sambil bersedekap dada, tersenyum penuh arti.

"Semoga, semoga hanya tamparan. Semoga ...," batin Aliza seraya meremas ujung kaos yang dia pakai.

oOo

Ada sesuatu yang membuat Rafael hilang fokus. Siapa lagi kalau bukan Aliza? Anak kesayangan Abrisam itu. Firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu. Saat dia masuk ke dalam rumah, dia melihat orang bayarannya tertidur pulas di sofa. Bisa-bisanya orang suruhannya tidur disaat Bi Nilam sedang tak ada di rumah. Meski mustahil Aliza kabur dari sini, tetap saja 'kan kejadian itu terjadi? Tidak ada yang tidak mungkin. Sekelas Aliza yang masih memiliki pikiran labil juga ingin merasakan bahagianya menjadi remaja seusianya.

Pintu bercat putih dibuka. Manik matanya tertuju ke sudut kamar, tempat favorit Aliza. Tidak ada di sana dia alihkan ke arah lain. Sama, Aliza tidak ada di kamar ini. Disituasi genting seperti ini dia berusaha berpikir positif. Namun pikiran positif itu hilang begitu saja ketika melihat kamar mandi, kosong. Kedua tangannya langsung mengepal kuat. Kepalan tangan tersebut dia layangkan ke nakas, menimbulkan suara gebrakan kencang.

"Ley!" teriak Rafael dengan sangat kencangnya.

Teriakan Rafael tak mampu membuat orang suruhannya bangun. Segera dia keluar dari kamar Aliza kemudian melempar bantal sofa ke wajah pria itu. Barulah pria itu terkaget mendapati Rafael berada di hadapannya. Begitu menyeramkan sampai pria itu bangkit tanpa menatap kedua manik mata Rafael.

Allovela [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang