37. Mereka Berhak🍁

5.2K 773 241
                                    

Tau gak sih, aku nyopet2 paket😭 demi up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tau gak sih, aku nyopet2 paket😭 demi up. Kurang baik apa aku hari ini. Btw aku up ya, besok berarti gak up☺

Happy Reading
.
.

Sudah tiga hari Aliza hidup penuh kepalsuan. Aliza tidak bisa berbahagia di atas penderitaan Rafael. Mereka semua baik, entah itu ayah atau kedua kakak kandungnya. Ia baru tahu kalau Caca itu sepupunya dan Alano, teman semasa kecilnya. Selama tiga hari ini, Caca dan Alano selalu menemani dan menghiburnya.

Aliza termenung, berdiri di dekat jendela kamarnya. Mereka—keluarga kandungnya—selalu melarangnya bertemu dengan Rafael. Rasanya ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Sesuatu yang sangat mengganjal.

"Aliza!" panggil seseorang berlarian ke arahnya. Aliza berbalik, kedua sudut bibirnya terangkat.

Caca, orang itu memeluk Aliza erat. "Aliza! Selamat pagi!" seru Caca, mengeratkan pelukannya. Aliza hanya diam, tak membalas pelukan Caca.

"Caca, Aliza sesak. Lepasin Aliza," pinta Aliza memohon.

Caca melepaskan pelukannya, gadis itu menyengir menunjukan sederet gigi putihnya. "Aku mau manggil kamu Key tapi udah betah."

Aliza tersenyum tipis. "Aku suka dipanggil Aliza."

"Kita minta traktir Kak Zella yuk!"

Aliza menggeleng. "Aliza mau ketemu Kak Rafa."

***

"Aliza kenapa kamu nangis?"

Aliza menoleh lemah, wajahnya sudah sembab. Ia hanya ingin keduanya damai, antara Rafael dan keluarganya. Cukup mengerti, semarah dan sedendam apa keluarganya terutama Zella—kakak pertamanya. Wanita itu akan menjadi menyeramkan saat mendengar nama Rafael.

"Aliza boleh minta sesuatu?"

Zella menghembuskan nafasnya panjang sedari duduk di samping Aliza. Tangannya terulur menggenggam erat tangan kecil Aliza. "Sekarang, kamu mau minta apa? Jangan bilang kamu minta Rafael dibebaskan?"

Aliza diam.

Zella tersenyum kecut. Permintaan Aliza selama tiga hari ini masih sama. Rafael, Rafael dan Rafael! Tidak ada yang lain sampai dirinya saja muak mendengar nama itu. Ia ingin sekali marah tapi melihat Aliza seperti ini, niat itu ia urungkan. Aliza masih baru di sini, lama kelamaan adiknya akan beradaptasi dan melupakan Rafael.

"Gini Key. Coba kamu bayangin jadi Kakak atau Papa sekali aja. Bayangin kalau kamu, kehilangan seseorang yang paling berharga. Ralat, direbut dan dibawa pergi? Gimana?"

Aliza menundukkan kepalanya, memang sangat menyakitkan berada diposisi kakak atau ayahnya. Membayangkannya saja sudah bisa membuat hatinya sesak.

"Selama ini kami mencarimu, Key. Kami berusaha sekuat tenaga untuk mencarimu, sampai polisi pun mengangkat tangan mereka. Tapi, kami masih berusaha untuk mencarimu. Bertahun-tahun lamanya hingga Papa mulai menyerah," Zella bercerita dengan nada pilu. Suaranya bergetar, air matanya mengalir begitu saja. "Papa dan Bagas berpikir kamu sudah tiada, mereka frustasi. Beda dengan Kakak, Kakak masih yakin kalau kamu masih hidup. Kakak, Kak Bagas dan Caca masih berusaha menyebar poster kamu di berbagai tempat."

Allovela [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang