44. Menggali Kuburan Alano🍁

5.4K 583 208
                                    

Setelah Rafael dinyatakan hidup kembali berkat keajaiban Tuhan, pria itu kembali dipindahkan ke ruang rawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Rafael dinyatakan hidup kembali berkat keajaiban Tuhan, pria itu kembali dipindahkan ke ruang rawat. Ini benar-benar sebuah keajaiban nyata, bahkan semua dokter dan perawat pun tak percaya begitu pun keluarga Aliza.

Aliza tak berhenti-berhenti bersyukur dan berdoa pada Tuhan. Hidup Rafael adalah hidupnya juga. Rafael adalah kehidupannya. Jika pria itu pergi, semangat hidupnya akan menghilang.

Semenjak Rafael dipindahkan kembali, Aliza tak ingin meninggalkan Rafael barang sedetik pun. Gadis itu selalu menunggu kesadaran Rafael. Dia berharap Rafael segera membuka matanya.

Tiba saja, ada seseorang mengelus rambut Aliza lemah. Aliza terdiam sejenak, bangkit dari posisi tidurnya lalu menatap ke arah Rafael. Mata pria itu masih tertutup, tapi jelas-jelas tangan Rafael yang mengusap rambutnya.

"Kak Rafa," cicit Aliza lemah.

"Sudah berapa lama saya di sini?"

Mendengar itu Aliza langsung terkaget-kaget. Sudah lama sekali dia tak mendengar suara berat Rafael. Sedikit demi sedikit, kelopak mata Rafael terbuka. Aliza sedikit mendekat, menggenggam jemari Rafael.

"Kak Rafa jangan tinggalin Aliza lagi, Aliza takut," lirih Aliza sambil menangkup tangan Rafael di pipinya.

"Kamu ingin saya kembali, pasti saya akan kembali. Aliza, adikku sayang," balas Rafael lemah, tapi suaranya masih terdengar tegas dan misterius, "kamu harus bahagia. Kakak udah rebut kebahagiaan kamu selama belasan tahun. Apa pun yang terjadi kamu harus bahagia."

"Aliza bahagia kalau ada Kakak di samping Aliza. Jangan pergi lagi Kak, Aliza takut ...."

"Kakak di sini, di samping kamu. Kakak akan menyanyangi kamu selayaknya kakak yang menyayangi adiknya. Seperti Zella, gimana kamu senang?"

Percayalah, Rafael sangat kesakitan ketika mengatakan itu.

"Aliza sayang Kak Rafa!" seru Aliza memeluk Rafael pelan, takut menyakiti Rafael.

Tangan Rafael terangkat lemah, mengusap rambut Aliza lagi. "Kakak juga sayang kamu. Setelah Kakak keluar dari rumah sakit ini, kamu gak bisa tinggal sama Kakak."

Aliza melepaskan pelukannya, menatap Rafael bingung. "Ke-kenapa Kak? Aliza nyusahin Kak Rafa ya?"

"Bukan. Kamu milik keluarga Abrisam. Kapan pun kamu ingin berkunjung, silakan saya tidak akan melarang. Sesekali Kakak juga akan berkunjung ke rumahmu."

"Jadi, Aliza boleh kapan aja ke rumah Kakak?"

"Itu rumahmu juga Aliza."

"Aliza boleh nginap?"

"Boleh. Kapan pun."

Aliza tersenyum semringah. "Oh iya Kak. Boneka yang Kakak—"

"Buang saja, Aliza."

Allovela [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang