40. Boneka buat Aliza🍁

5.2K 673 234
                                    

(Apalah aku dihadapan kalian, duhai para pembaca)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Apalah aku dihadapan kalian, duhai para pembaca)

Happy Reading!!!


          Aliza berlarian ke sana dan kemari, mencari seseorang untuk diajak bicara. Perasaannya tidak enak, seperti ada sesuatu hal yang buruk terjadi. Beribu-ribu kali Aliza menepis perihal itu, membuat pikirannya kembali positif. Tidak bisa, saat ini pikirannya sedang kacau.

Zella melihat adiknya panik pun ikut panik. Wanita itu mengejar Aliza sambil berteriak memanggil namanya. Aliza menghentikan larinya, gadis itu terdiam sejenak. Ia menoleh menatap ke sumber suara.

"Kamu kenapa, Key? Kenapa kamu nangis? Ada sesuatu?" tanya Zella khawatir. Tangannya terangkat, menghapus air mata Aliza.

Aliza menggeleng. "Aliza ... Aliza gak tau kenapa. Aliza cuma takut, Aliza takut Kak," ucap Aliza, air matanya semakin deras.

Zella menarik lengan Aliza, masuk ke dalam dekapannya. Ia mengusap rambut Aliza lembut. "Sayang. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Kak Rafa?" cicit Aliza ketakutan.

"Aliza, sebentar lagi dia ke sini. Mungkin dia lagi di jalan. Kamu tenang ya, jangan buat Kakak panik," ucap Zella mencoba untuk menenangkan adiknya. Ia bingung, kenapa adiknya sampai ketakutan seperti ini? Apa yang membuatnya ketakutan?

Tiba-tiba handphone Zella berdering, refleks Aliza melepaskan pelukan Zella. Aliza menatap Zella sendu, seperti mengisyaratkan sesuatu. Zella mengambil handphone di dalam saku celananya, melihat siapa gerangan yang menelepon.

Nomor tak dikenal. Sedikit ragu untuk mengangkatnya, karena penasaran Zella mengangkatnya. "Halo?"

"Halo, selamat sore. kami dari rumah sakit Medika Insani mengabarkan bahwa Tuan Rafael Redzasa sesuai nama di ID Card-nya. Kecelakaan beberapa menit yang lalu."

Mata Zella membulat tak percaya, jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Ia melirik Aliza sekilas, gadis itu tengah menatapnya dengan tatapan tak bingung.

"A-apa?! Sekarang bagaimana kondisinya?" tanya Zella khawatir, berusaha untuk menyembunyikan kabar ini dari adiknya.

"Kami menelepon Anda karena Anda adalah orang terakhir yang dihubungi oleh korban. Kondisi korban, sedang kritis. Saya harap Anda segera menghubungi keluarganya dan datang ke rumah sakit."

"La-lakukan yang terbaik! Saya serahkan semuanya pada dokter."

"Baiklah kalau begitu, maaf mengganggu. Selamat sore."

Tubuh Zella mendadak lemas. Ia tak sanggup untuk menatap kedua mata Aliza. Apa yang akan ia katakan sekarang? Gadis itu pasti akan sangat sedih ketika mendengar berita ini.

"Kenapa muka Kak Zella pucat? Siapa Kak?"

Zella diam, kepalanya tertunduk.

"Kak Zella?"

Allovela [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang