Extra Part🍁

12.3K 889 571
                                    

Pada dasarnya melupakan bukan hal yang mudah untuk dilakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pada dasarnya melupakan bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Rafael--pria itu sama sekali tak berniat untuk bangkit dari ruangan cintanya. Rafael mencintai Aliza, ya, tak ada satu pun orang yang bisa mengubah kenyataan itu.

Pikiran licik sesekali terbesit dalam benaknya. Melakukan ini dan itu untuk merebut cintanya kembali. Seharusnya, ia tak membiarkan Aliza bersama Alano. Seharusnya, seharusnya dan seharusnya!

Semuanya sudah terlambat!

Rafael mengetuk-ketukkan jarinya di meja kantor. Pikirannya tertuju pada kecantikan Aliza. Ia sangat merindukan gadis itu. Kecantikannya, pelukannya, kepolosan dan panggilan untuknya. Sudah beberapa minggu ini, ia tak bertemu dengan gadis itu.

"Aliza ... saya menginginkanmu," gumam Rafael.

***

"Liz, masa iya kita disuruh tunangan. Lo mau gak?"

Aliza mendongkak, menatap Alano bingung. "Tunangan? Kita masih sekolah Lano."

Alano tersenyum, pria itu merangkul bahu Aliza. "Kita tunangan aja. Kita sekolah dan kuliah sampai tuntas, baru nikah. Gimana?"

Keluarganya dan keluarga Aliza meminta mereka bertunangan. Alano tahu jelas alasan dibalik ini. Mereka takut Rafael berbuat nekat. Walau tak mengatakannya langsung, dari tatapan Rafael, Alano bisa merasa kalau Rafael masih mempunyai perasaan.

"Hm ... iya. Nanti Aliza bilang dulu sama Kak Rafa ya," balas Aliza kikuk.

Rafael lagi.

Alano berdecak. "Kenapa harus bilang dulu sama Kak Rafa? Yang tunangan 'kan lo. Kalau Kak Rafa gak setuju, apa lo bakal nurut?"

Gadis itu menundukkan kepalanya. "Kak Rafa itu Kakak Aliza. Aliza harus bilang dulu."

"Oke deh. Terserah lo."

Suara detingan muncul dari handphone Aliza. Mendengar itu, Aliza langsung membuka handphone-nya dan melihat pesannya.

Kak Rafa💕
Lagi di mana? Kk ada di depan sekolahmu

Ting

Satu pesan kembali muncul.

Kak Rafa💕
Kakak tunggu

"Siapa, Liz?"

"Kak Rafa jemput, Lan. Hm ...," jawab Aliza menggantungkan kalimatnya, " maaf, ya ... Lano—"

"Tapi lo udah janji, Liz," potong Alano.

"Maaf Lano. Kak Rafa udah ada di sini. Aliza gak bisa ketemu Kak Rafa setiap hari, kalau sama Lano Aliza bisa ketemu sama Aliza. Lano, maaf ya ...."

Kenapa Rafael selalu diutamakan oleh Aliza, sedangkan dirinya tidak. Sebenarnya Alano dianggap apa? Sakit, apalagi ia tahu kalau Rafael mencintai Aliza.

Allovela [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang