Selamat menyelami cerita Allovela
Grizella Abrisam, anak pertama dari keluarga Abrisam. Dia seorang dokter spesialis bedah terkemuka di kota ini. Tak jarang, dia dipanggil oleh dokter-dokter berbasic internasional. Contoh saja Algadha Bhatia Cowdree. Seseorang Dokter yang Zella kagumi. Hanya sebatas kagum tidak sampai ketahap mencintai. Dia tidak mempercayai soal cinta lagi. Perasaannya sudah pupus saat tahu pria yang dia cintai sudah tega menculik adik kecilnya. Ada yang mengatakan 'benci akan menjadi cinta' maka dia berbeda, 'cinta menjadi benci' berbanding terbalik dengan sebelumnya. Kebenciannya cukup besar, sampai-sampai rasa benci itu lebih besar dari rasa cintanya.
Rafael, cinta pertamanya. Mengingat nama itu membuatnya naik pitam. Sering kali dia kalap, membanting seluruh benda di sekitarnya. Dia sedih, ke mana Rafael membawa adik kecilnya pergi? Bagaimana keadaannya? Apa adiknya masih hidup. Sembilan tahun keluarga Abrisam mencari keberadaan adiknya tapi tak kunjung ketemu, sampai— sang ayah menyerah dan mencoba mengikhlaskan anak terakhirnya.
Zella tidak menerimanya. Sungguh! Zella akan membalas semua perbuatan Rafael nanti, saat dia bertemu dengannya maka habislah pria itu. Dia bingung, kenapa Rafael menculik adiknya? Adiknya tidak bersalah sedikit pun. Seharusnya Rafael membicarakannya secara baik-baik, bukan kabur dan membawa orang tak bersalah.
Biadab!
Rafael benar-benar biadab! Bagaimana pun dia tidak akan pernah menerima semua ini. Lihat saja, cepat atau lambat Rafael akan ketemu.
"Kak!" teriak seseorang meraih tangan Zella.
Zella menghela nafasnya panjang, menatap orang itu datar. Orang itu pasti berpikir dirinya akan bunuh diri karena memegang sebuah pisau buah. Pada kenyataannya, dia ingin memotong buah tapi— mengingat wajah Rafael rasanya ingin menusuk-nusuknya mengunakan pisau ini.
Bagas, adik pertamanya mengambil alih pisau itu kemudian meletakannya ke meja. "Kakak keinget Key?" Zella spontan mengangguk. "Kata Papa, kita harus bisa—"
"Apa? Ikhlaskan!" Zella menarik ujung kerah kemeja Bagas. "Kakak macam apa kau, huh! Di sana mungkin dia sedang kesakitan." Bagas bergeming sementara Zella masih tersulut emosi.
Zella mendorong Bagas pelan. "Kakak capek, Gas! Kakak capek! Sebesar apa dia sekarang? Apa dia tersiksa?"
"Kak, sudahlah."
"Bagas!" bentak Zella tak mengerti dengan jalan pikir Bagas yang sama saja dengan ayahnya.
"Bukannya Bagas gak sayang sama Key, tapi sadar Kak! Sudah bertahun-tahun kita berpisah. Walau Key masih hidup pun, kita tidak akan bisa mengenalinya. Lagi, Rafael pasti sudah mengubah Key."
"Kekuatan darah akan mempertemukan kita, Bagas. Kakak tidak peduli! Saya akan mencari Key sampai ketemu," desis Zella lantas berlari keluar dari kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allovela [TAMAT]
Ficção AdolescenteWarning! 16+ "Bagi Kakak kamu itu kayak kapas. Ringan dan mudah dihempaskan." Ini tentang Aliza sang gadis tertutup. Hidupnya tertutup begitu pula matanya. Diculik selama sembilan tahun membuatnya menyayangi sang penculik sebagai mana seorang adik...