27. Pulang🍁

5K 651 68
                                    

Sebuah mobil masuk ke pekarangan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah mobil masuk ke pekarangan rumah. Aliza menatap kedatangan mobil itu di balkon utama. Dulu, setiap Rafael pulang ke rumah pasti Rafael akan melakukan sesuatu. Bi Nilam membuat laporan dan Aliza langsung dieksekusi. Dalam keadaan lelah letih, Rafael menghakiminya.

Dari sini, Aliza bisa mengamati pergerakan Rafael. Pria itu turun dari mobil, berbicara sebentar dengan Pak Arno. Wajahnya tampak sangat lelah. Sekitar matanya menghitam, sepertinya Rafael kurang tertidur.

Setiap langkah Rafael, Aliza masih memperhatikannya. Pria itu menghentikan langkahnya, diam sejenak lalu mendongkak menatap ke arah Aliza.

Aliza menelan salivanya kasar, jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Ketakutan ini semakin membuncah. Kesalahan kemarin lusa sudah bisa membuat Rafael membuat kekacauan. Tidak berlangsung lama, Rafael kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

Aliza berlari, berniat untuk menghampiri Rafael. Dari tatapannya dia bisa menyimpulkan sesuatu. Rafael ingin bertemu dengannya. Sedikit bisa mengerti Rafael tapi bagaimana kalau Rafael memanggilnya karena ingin berbicara soal kejadian kemarin lusa?

"Kak Rafa?" panggil Aliza menuruni anak tangga dengan cepat.

Rafael duduk di sofa, meluruskan kakinya lalu menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. Aliza duduk berhadapan dengan Rafael. Canggung, lidahnya terasa kelu hanya sekadar menyapa pria itu.

"Kakak lelah?" tanya Aliza takut-takut.

Rafael menatap Aliza. "Sangat," jawab Rafael.

"Badan Kakak pasti pegal, mau Aliza pijat?" tawar Aliza.

Rafael memijat-mijat pelipisnya. "Bisa?" tanya Rafael dibalas anggukan oleh Aliza, "kemarilah pijat saya."

Aliza mengangguk, ia bangkit dari duduknya kemudian duduk di samping Rafael. Pria itu membuka tuxedo-nya, menyisakan kemeja putih. "Apa saya harus membuka kemejanya?"

Aliza menggigit bibir bawahnya. "Terserah Kakak."

"Kita ke ruang keluarga saja. Di sana ada sofa yang bisa dijadikan tempat tidur." Rafael bangkit dari duduknya. "Kita ke sana sekarang."

Aliza mengangguk. "Kakak duluan saja, Aliza mau ngambil minyak urut ke Bi—"

"Bi Nilam!" panggil Rafael berteriak, memotong ucapan Aliza. Tidak lama, Bi Nilam datang tergopoh-gopoh.

"Iya Tuan?"

"Ambilkan minyak urut!" perintah Rafael seraya melenggang pergi meninggalkan ruang tamu. Bi Nilam sesegera mungkin mengambil minyak urut sedangkan Aliza masih diam membeku. Benar saja, emosi Rafael sedang tidak stabil.

"Aliza cepat kemari!"

"Eh iya, Kak!"

***

Rafael memiliki tubuh yang sangat bagus, kekar dan kotak-kotak. Urat-urat di lengannya tampak jelas sekali. Aliza tidak mengerti, seberapa lelahnya pria ini. Sampai-sampai orang yang memiliki daya tahan tubuh kuat kini terlihat lemah sekali.

Allovela [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang