Page 7

979 144 19
                                    

Yujin masih tertidur di atas ranjangnya, kamarnya terlihat sangat berantakan. Pintu kamar terbuka, terlihat nyonya Ahn berdiri di ambang pintu dengan bertolak pinggang.


" Anak ini kenapa belum bangun " Ucapnya.


" Issshh, berantakan sekali "


Nyonya Ahn berhati-hati dalam langkah karena takut menginjak barang-barang Yujin yang berserakan di lantai.


" Yujin, bangun. Bukannya kau harus pergi bekerja? " Ucap nyonya Ahn menggoyangkan kaki Yujin.


" Five minutes " Racau Yujin.


"No five minutes, you have to wake up now "


" I'm still sleepy "


Nyonya Ahn menyingkap selimut Yujin.


" Wake up and clean your room, it's so messy " Nyonya Ahn keluar dari kamar.


" Oke oke "


Yujin meregangkan badannya lalu turun dari kasur, ia membereskan bekas ia tidur lalu barang-barang yang berserakan. Setelah semua rapi ia beranjak untuk pergi mandi.






















Sebelum ia pergi menuju coffeeshop Yena, hari ini ia berencana mampir ke rumah seseorang. Ia menepikan mobilnya lalu masuk ke halaman rumah tersebut, ia berjalan menuju pintu lalu menekan bel.


Pintu terbuka dan keluar seorang wanita paruh baya.


" Yujin "


" Annyeonghaseyo, bibi Shin "


" Annyeonghaseyo, kau benar Yujin kan? Kau sudah pulang dari US? "


" Aku sudah 2 minggu di Korea bibi, maaf aku baru mengunjungimu "


" Tidak papa, ayo masuk "


Yujin masuk kedalam rumah lalu duduk di ruang tamu, ia memperhatikan isi rumah yang dulu sering ia kunjungi untuk belajar atau sekedar bermain dengan Ryujin.


Rumah Ryujin penuh dengan kenangan persahabatan mereka, ia kembali memutar memory kebersamaannya dengan Ryujin. Karena hanya itu yang tersisa dari Ryujin.


Nyonya Shin datang dengan nampan berisi segelas minuman, ia pun menyuguhkan di atas meja untuk Yujin.


" Silahkan Yujin "


" Ah, terimakasih bibi "


" Kau semakin tampan yah "


" Aku biasa saja bibi, masih lebih tampan Ryujin "


" Mmm... Bibi memang ini terlambat tapi aku harus mengatakannya, aku turut berduka cita atas kepergiaan Ryujin " Sambung Yujin.


Nyonya Shin tersenyum pahit, meskipun itu sudah sangat lama. Namun, ia belum menyangka akan kehilangan anak sulungnya. Matanya mulai berair.


" Ah, bibi maafkan aku. Aku tidak bermaksud "


" Tidak papa Yujin, tidak perlu minta maaf. Bibi hanya merindukannya "


" Pasti sangat sedih kehilangan anak seperti Ryujin, Yuna juga pasti sangat terpukul karena harus kehilangan kakaknya "


" Walaupun berat kami sudah merelakannya, dia akan selalu dalam hati kami "


Be Side YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang