Page 13

944 144 42
                                    

Pagi menyingsing sinarnya menembus kaca, menyinari lantai kamar. Wonyoung masih tertidur lelap di balik selimutnya, perlahan ia membuka kedua matanya. Menegakan tubuhnya dan merenggangkannya, ia turun dari kasur lalu membereskan selimut dan bantal.


Terlihat wajahnya yang masih mengantuk, ia berjalan menuju meja rias mengambil sebuah ikat rambut dan mencepol rambut panjang miliknya.


" Aaaahh... Mataku bengkak "


Ia mengusap mata yang membengkak karena terlalu banyak menangis, ia sungguh merasa ketakutan kemarin. Saat ia sedang berjongkok memperhatikan semut di taman, tiba-tiba sekumpulan anak datang melemparinya dengan eskrim.


Itu membuatnya shock dan tidak ingin di tinggal sendirian, untung ada Yujin yang terus memeluk dan menenangkannya. Wonyoung meraih salah satu foto polaroid Yujin yang menggantung, disana terlihat Yujin yang tersenyum lebar menunjukan deretan gigi yang rapi dan lesung pipi yang khas.


" Dia sangat manis "


Wonyoung tersenyum lalu mencium foto tersebut, ia merasa terlindungi saat Yujin disisinya. Ia harap orang yang ia anggap kekasihnya terus bersamanya, terdengar suara ketukan pintu.


" Apa itu Ryu? "


Wonyoung segera berlari menuju pintu, saat pintu terbuka lebar . Terlihat seseorang memunggungi Wonyoung, ia berbalik lalu tersenyum.


" Annyeong  Wonyoung, ingat aku? "


Wonyoung terdiam menatap orang di hadapannya, berusaha mengingat siapa orang tersebut.


" Baek Jiheon? "


" Ternyata, kau masih mengingatku "


" Tentu saja, kau teman sekelasku "


Jiheon mendengus memutar bola mata malas,  ia sangat benci jika Wonyoung menyebut sebagai teman. Jelas-jelas Jiheon tidak pernah menganggapnya teman.



" Kau masih di rawat disini ternyata "


" Iya, begitulah "


Jiheon berjalan masuk menuju kamar Wonyoung, ia memperhatikan kamar tersebut yang penuh dengan hiasan yang sangat imut. Ia menatap tak suka saat melihat ada foto Wonyoung dan Yujin banyak terpampang.


" Kau menghias kamar ini sendiri? "


" Tidak, ini di hias Ryujin. Indah bukan? "


Wajah Wonyoung terlihat cerah jika membahas Yujin, Jiheon tersenyum licik ia akan mulai niat awalnya bertemu Wonyoung.


" Ryujin? " Jiheon berbalik menghadap Wonyoung.


" Iya, kau tau dia— "


" Bukankah dia sudah meninggal? "


" Tidak Jiheon, dia masih ada kami sering bertemu "


" Ahahaha, Wonyoung. Kau bener-benar gila ternyata, sehingga menganggap orang lain Ryujin "


" Apa maksudmu? "


" Shin Ryujin sudah mati Wonyoung, lihat ini dan ingat. Kau kecelakaan bersama dengannya 1 tahun lalu, lihatlah "


Jiheon menunjukan sebuat artikel kecelakaan yang menimpa Ryujin dari ponselnya pada Wonyoung.


" Ingat? Dia sudah mati Wonyoung. Orang yang kau anggap Ryujin itu adalah Yujin, Ahn Yujin kekasihku "


Wonyoung tercengang dengan perkataan Jiheon, kepalanya mulai memutar kembali kejadian satu tahun lalu. Dimana mobil yang ia tumpangi dengan Ryujin menabrak truk kontainer.


Be Side YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang