Page 11

977 146 29
                                    

Minju menidurkan kepalanya di meja kerja, merutuki diri sendiri dengan apa yang kemarin ia lakukan. Membenarkan apa kata pepatah penyesalan selalu ada di akhir , ia menyesali semuanya.


Hitomi yang duduk di sebelahnya merasa aneh dan khawatir pada rekan kerjanya itu.


" Minju kau kenapa? " Tanya Hitomi.


" Hiichaaann "


Minju menegakan tubuhnya lesu, ia terus memikirkan wajah Chaewon yang amat terkejut kemarin.


" Kenapa? "


" Apa yang aku lakukan ini benar? "


" Memang apa yang kau lakukan? "


" Kemarin........ Aku berbohong pada Chaewon, aku mengatakan aku sudah jadi kekasih Yohan. Maksudku melakukan itu agar Chaewon menyadari semuanya bahwa perasaanku lebih dari sekedar sahabat, tapi aku malah takut Chaewon benar-benar pergi "


" Kau bilang sudah jadi kekasih Yohan? "


" Iya, aku tidak benar-benar jadi kekasih Yohan. Niatku hanya untuk membuatnya cemburu dan menyadari perasaanya "


"  Minju, Chaewon pasti menyadari semuanya.  Cinta tidak akan salah rumah Minju, sejauh ia pergi pasti tau jalan pulang ke rumah "


Minju hanya bisa menghela nafas pasrah, berharap Chaewon akan menyadari perasaannya.

























Hari ini Yujin sudah bergegas untuk pergi ke rumah sakit  ,  ia  akan memastikan kejadian semalam. Kejadian yang menbuat hatinya merasa senang, Wonyoung menggumamkan namanya. Itu cukup membuat Yujin tidak bisa tidur , berharap malam segera pergi berganti dengan pagi.


Ia keluar dari kamar hingga berlari-lari di tangga,  ingin cepat bertemu Wonyoung.


" Yujin, jangan berlari kau bisa jatuh " Ucap nyonya Ahn.


Yujin berbalik kembali menuju ibunya, mengecup lembut pipi sang ibu.


" I'm sorry, aku pergi dulu "


" Tidak sarapan dulu? "


" Aku akan sarapan di cafe Yena "


Pintu di buka berharap kesegeran pagi menerpa, namun malah Jiheon yang sudah berdiri bersidekap di depan pintu.

" Jangan kacaukan pagiku, aku mau pergi " Yujin menyingkirkan pelan tubuh Jiheon  dan melewatinya.


" Kau mau bertemu dia? "


" Bukan urusanmu "


" Kau lebih memilih orang gila di banding aku? "


Tangan Yujin mengepal keras, ia berbalik menatap Jiheon yang tersenyum licik. Merasa dirinya sempurna.


" Jaga bicaramu! "


" Apa aku salah? Dia di rawat di rumah sakit jiwa, berarti dia adalah orang gila "


" Tutup mulutmu!! "



" Oh, bahkan dia menganggapmu Ryujin bukan? Apalagi kalau dia bukan gila? " Jiheon mendekatkan dirinya di hadapan Yujin.


" Darimana kau bisa tau? "


" Aku mengikutimu seharian kemarin "


" Cih! Dasar penguntit. Dia akan sembuh, dia sudah bisa memanggil aku Yujin semalam "


Be Side YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang