Chapter - 6

2.6K 362 23
                                    

Lascrea berjalan berdampingan bersama mike menuju kandang kuda untuk berencana memilih kuda. Jika bukan karna perintah erwin dia pasti sudah memilih kuda sendirian dengan tenang

'Tapi lebih baik dengan dia daripada dengan bocah yeager itu'

"Kau menurut sekali dengan erwin" ujar mike sambil memegang kuda berwarna hitam pekat , lascrea hanya terdiam dan memperhatikan betapa tingginya kuda itu

"Apa tidak cukup aneh baginya di usia 30 tahun itu dia belum menikah? Lebih memilih titan daripada wanita"lagi lagi mike membuka suara dan membuat lascrea melirik ke arahnya

"Hentikan lirikan mu membuat kepalaku berlubang" ujar mike menatap lascrea dengan datar sambil menepuk keningnya pelan

"Maaf .. aku terkejut mendengar umurnya" lascrea memilih kembali menatap kuda di depannya ketimbang menatap mike yang memunculkan senyuman senyuman aneh seperti hanji 

"Memangnya berapa umurmu sendiri mike" ucap lascrea sebari mendekati kuda yang berwarna putih yang terlihat agak agresif , mike melihat gadis kecil itu mendekati kuda putih itu terdiam sesaat

"Kau benar aku juga sudah tua .." gumam mike

"Kau ingin memiliki kuda putih itu?" Tanya mike sambil memandang lascrea yang berhasil menjinakannya

"Ya" jawab singkat lascrea

"Berilah nama kalau begitu" ujar mike sambil mengelus surai kuda yang di sukai lascrea , lascrea sedikit berfikir sambil menatap kuda putih itu

'Apa perlu nama?' Pikirnya

"Jabberwocky" lascrea mengelus surai kuda putih tersebut

"Nama mu sekarang jabberwocky" lanjutnya

'Terserahlah yang penting kau punya nama' gumam lascrea kepada kuda tersebut

Mike menyerigai besar ketika mendengar gumaman gadis kecil yang ia anggap menarik tersebut

"Berapa umurmu lascrea?" Tanya mike

"15 tahun"

"Apakah erwin pendof- ARGH" ucapan mike terpotong karena lascrea meninju ulu hatinya , mike meringis kesakitan dan kemudian tertawa keras membuat prajurit prajurit lainnya menatap kedua orang yang berada di kandang kuda tersebut. Lascrea hanya menatap datar mike yang tertawa keras dengan posisi membungkuk ke tanah itu

"Aku sudah memilih kuda , aku pergi" ujar lascrea memilih meninggalkan mike yang perlahan menghentikan tawanya

"Tunggu .."

Terlambat lascrea sudah menghilang dari kandang kuda tersebut meninggalkan mike yang kembali menatap datar di tatap para prajurit yang sedang memberi makan kuda mereka

"Apa yang kalian lihat" ucap mike penuh intimidasi membuat prajurit yang tadinya memperhatikan mike kembali mengerjakan tugasnya

'Tangan kecilnya sakit sekali' gumam mike
.
.
.
.
Lascrea menatap kesal kepada mike dan memilih meninggalkan pria penggendus itu yang berteriak memintanya menunggu, ia lebih memilih berdiam di kamarnya ketimbang mendengar omong kosong pria tersebut yang membuatnya kesal.

"LASCREAA CHAN!" Teriakan hanji menggema di lorong membuat beberapa prajurit menatapnya aneh

'Apa lagi' lascrea menatap datar ke arah hanji yang lagi lagi berlari ke arahnya dengan moblit yang tergopoh gopoh mengikutinya di belakang

"Aku dengar kau akan pindah markas sementara?" Tanya hanji , lascrea hanya mengangguk pelan

"Kalau begitu malam ini kita akan memakan daging! Benar kan moblit" ujar hanji melirik ke arah moblit yang tersenyum

"Komandan erwin memberitahu kami" ucap moblit

"Komandan erwin?" Tanya pelan gadis kecil tersebut

"Iyaa jarang jarang kami memakan daging haha .. ayo bersihkan badanmu dulu dan kita pergi ke ruang makan" ajak hanji

Setelah membersihkan dirinya , lascrea memakai hoodie berwarna hijau lumut pendek yang seperti biasa tidak menutupi area perut dan lengannya. Ia juga memakai celana jeans cream tua dengan sepatu boots semata kaki yang ia biasa pakai, hanji yang sedari tadi berada di kamar lascrea hanya berbaring di kasurnya menunggu lascrea menatapnya dengan berbinar

"Lascrea mau aku bantu mengikat rambutmu?" Tanya hanji sambil tersenyum

Lascrea hanya menatap hanji dengan datar lalu mengangguk pelan sambil berkata
"Ya"

Hanji dengan bersemangat memainkan rambut lascrea, ia mengepang rambut hitam sepunggung itu dengan kepangan besar pony tail. Merasa puas akan hasilnya hanji segera menarik tangan lascrea menuju ke ruang makan

Hanji dan lascrea menghampiri meja khusus squad levi yang ternyata sudah ada erwin dan levi yang sedang berdebat kecil dengan eren yang masih agak kaku berada di tengah tengah seniornya

"Yo .. maaf lama" sapa hanji sebari duduk di samping levi dengan lascrea mengikutinya

"Cih kau terdengar seperti perempuan sekarang" handik levi kepada hanji

Eren menatap lascrea yang berada di ujung meja, wajah oriental gadis itu mengapa selalu mengingatkan nya kepada mikasa

"Eren!" Panggil petra , eren yang sedari tadi memperhatikan lascrea menatap petra yang duduk di sampingnya

"Jangan melamun.. ayo di makan" ujar petra sambil menyodorkan daging

"Baik.."

Erwin menatap gadis kecil di depannya dengan diam , lascrea makan dengan tenang sedangkan hanji yang sibuk mengunyang dagingnya dengan brutal dan levi yang berkali kali menghandik kepada hanji

"Erwin jarang jarang kau mengizinkan kami makan daging" ujar hanji kepada erwin

"Ck kau menyemburkan daging itu sialan" levi mendengus kesal kepada hanji

"Hentikan pertengkaran kalian dan makan dengan tenang levi hanji" instruksi erwin

Erwin kemudian menatap kembali pada lascrea
'Tangannya kurus sekali' pikirnya

"Anoo .. aku akan kembali ke meja teman teman ku" ujar eren

"Kenapa eren?" Ucap hanji dengan memandang eren di ikuti semua anggota squad levi

"Tidak hanya .. ya aku ingin bersama mereka" lanjut eren , erwin mengangguk mengizinkan

Eren berjalan ke arah meja kawan kawannya terlihat armin dan mikasa yang menyambutnya sedangkan sasha dan connie yang berusaha berebut daging, lascrea menatap pertengkaran kecil tersebut dengan diam

"SASHA AKU TIDAK MAU MEMBUNUHMU DENGAN SEPERTI INI" teriak frustasi connie pada sasha yang sepertinya kerasukan

"Hentikan sasha" ucap mikasa di balas pukulan sasha kepada dada mikasa yang membuat mereka semua terdiam seribu bahasa

"Kusoo .. ayo kita ikat saja dia" ujar jean

Eren , connie dan jean menarik paksa sasha dari meja makan tersebut dan terlihat sasha yang mengigit tangan jean
"Apa mereka tidak pernah makan daging" ujar hanji dengan mulut penuh daging

" .. sepertinya gadis itu gadis kentang yang di bicarakan keith shadis" ujar erwin

Mikasa yang menangkap tatapan lascrea mengangguk kecil sedangkan lascrea memalingkan wajahnya dan kembali memakan makanannya dengan tenang. Mikasa juga menemukan levi menatap dirinya kemudian memasang wajah datar sambil memalingkan wajahnya ke arah armin

'Apa apaan gadis itu' runtuk levi

"Kenapa levi? Menatap mikasa eh" goda hanji

"Hentikan sialan" handik levi

WIEDERHOLT (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang