Chapter - 44

1.7K 182 7
                                    

Lascrea menatap jendela kamarnya yang terbuka, duduk di atas jendela menatap para masyarakat yang masih merayakan kepulangan survey corps bak para pahlawan. poninya yang sekarang sangat panjang hingga hampir menutupi matanya itu ia biarkan sehingga membuat wajahnya terkesan sangat suram

'Jika kita tak bertarung, kita tak akan menang'

Seperempat dari sisa anggota survey corps yang selamat akan di nobatkan sebentar lagi, setelah ini semua akan berubah tidak akan ada lagi titan. Yang ada hanya peperangan tanpa henti

Ia mengambil pisau di sisi mejanya dan memutarnya bagaikan sebuah gangsing, mengingat kembali kenangannya dulu di kota bawah tanah.

Suara pintu yang terbuka membuat lascrea melirik ke arah dua orang yang menatapnya itu, sepasang pria wanita membawa buah apel dan sebuah gunting

"Rambutmu menutupi matamu .. cepat potong itu" perintah levi sebari menatap ke arah lascrea, mikasa mendahului levi dan menaruh buah apel yang ia bawa ke meja kantor lascrea. Di meja itu hanya terdapat banyak buku dan dokumen serta beberapa botol susu yang masih segar.

Lascrea beranjak berdiri lalu menatap levi dan mikasa

"Aku tidak bisa memotong rambutku sendiri"
.
.
.
.

Mikasa yang sibuk memotong buah apel itu menatap levi yang sedang memotong poni lascrea, dengan mata ragu ragu ia bertanya kepada levi

"Apa kau bisa melakukannya?"

"Ya, ibuku mengajariku dulu .. " jawab levi yang masih sibuk mengunting bagian rambut lascrea di bagian poni

"Ada rambut yang masuk ke mataku" lirih lascrea

"Kau membuat mataku sakit .." lirih lascrea lagi

"Tahan sedikit, jangan bergerak .. " jawab levi

"Aku tak bergerak"

"Kau bergerak, kau akan membuat guntingnya terbelit di ponimu"

Mikasa tersenyum kecil melihat interaksi lascrea dan levi lalu menghampiri mereka dan membantu levi untuk menyisir rambut lascrea bagian belakang yang panjang hingga ke pinggang nya

"Apa kau masih mengalami mimpi buruk?" Tanya mikasa sebari menyisir rambut hitam lascrea, tanpa ada jawaban dengan pertanyaannya mikasa hanya menatap lascrea khawatir

"Eren juga, belakangan ini mengalami mimpi buruk .. armin berkata bahwa ia sering memimpikan ayahnya" ujar mikasa sebari menyisir rambut lascrea

"Apakah kau sudah memberitahu itu kepada hanji dan erwin?" Tanya levi yang telah selesai memotong poni lascrea lalu ikut menyisirnya sedikit

"Belum .. tapi, ia sering kali berkata 'attack titan' "

"Musuh kita kali ini .. adalah manusia bukan?" Lirih lascrea yang dapat di dengar oleh mikasa dan levi

"Ya, kau yang mengatakannya bukan .." ujar levi mengelus kepada lascrea sedangkan mikasa mengambil buah apel yang baru ia potong itu kepada levi dan lascrea

"Kau harus makan yang banyak agar tenagamu kembali pulih" nasihat mikasa

"Bagaimana denganku?" Tanya levi kepada mikasa yang terlihat terkejut melihat reaksi levi yang menunjukan bahwa ia cemburu itu

"Kau sepertinya baik baik saja heichou"

"Cih"

Lascrea tetawa pelan sebari memakan apelnya menatap interaksi levi dan mikasa, sedikit bebannya terangkat menatap mereka.

"Jangan tertawa cepat makan, kita harus megunjungi ratu" ujar levi kepada lascrea yang masih tertawa pelan itu

"Apa aku akan mendapatkan pedang baru ku?" Tanya lascrea kepada levi dan mikasa yang kompak menatapnya
————————————————-

WIEDERHOLT (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang