Lascrea menatap punggung pria yang baru saja mengunjunginya dan pergi secara tiba tiba tanpa menjawab pertanyaannya,langit menunjukan fajar akan segera tiba. Tapi tubuhnya masih tidak bisa di gerakan secara bebas, membuatnya hanya terdiam dan menatap barang barang yang ia pecahkan di atas lantai
Wajahnya kini sangat pucat di tambah rambutnya yang kusut karena sudah 3 hari tak sadarkan diri membuatnya mendecih kesal, kenapa dia menjadi sangat lemah. Ia melangkah kakinya beranjak dari kasur dan meninggalkan ruangan yang tak ia ketahui itu, namun seketika sebelum ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan
Sebuah tangan menepuk pundaknya sehingga ia segera menoleh dan menemukan armin dan eren yang membawa potongan roti dan susu yang menatapnya terkejut
"L-lascrea san .. a-anda baik baik saja?" Tanya armin, pemuda itu bertanya tanya kenapa gadis yang sudah 3 hari tak sadarkan diri itu berada di depannya dengan wajahnya muram dan terlihat sangat depresi, lascrea hanya menatap mereka datar dan tak bermaksud menjawab mereka lalu melenggang pergi begitu saja meninggalkan eren dan armin.
Eren menatap kamar kesehatan yang lascrea tempati ketika masa masa kritis itu dan menemukan semua barang barang berantakan dan beberapa di antaranya hancur. Armin juga melakukan hal yang sama dengan eren , keduanya berdiri mematung menatap ruangan itu.
"Sepertinya lascrea mempunyai pola pikir yang sangat sulit ya .." lirih armin sebari menutup pintu ruangan itu, dan menatap eren yang masih terdiam itu
"Armin .. dia kelihatannya sangat depresi .." ujar eren yang mengingat pandangan mata lascrea yang sayu dan terlihat beberapa titik air mata yang masih menggenang
.
.
.
.
"Lascrea chan?! Kau baik baik saja?!" Teriak hanji sebari mendobrak masuk kamar lascrea , dirinya sangat khawatir ketika pagi pagi melihat tubuh lascrea yang tidak ada di kamar kesehatan itu. Lascrea hanya menatap hanji datar, ia duduk di sofa ruangannya sebari meresap teh susu hangatnya"Ada kabar apa?" Tanya lascrea, hanji menghela nafas dan menghampiri lascrea seraya duduk di depan gadis yang bersikap sangat kaku itu
"Apa tubuhmu sudah baik baik saja? Ah .. kabar ya, historia setuju untuk menjadi ratu .. hanya dia memiliki satu syarat yang harus di penuhi" ujar hanji menatap lascrea
"Syarat?"
"Ya, dia ingin kau yang menobatkannya menjadi ratu di depan masyarakat .. itulah kenapa kami menunggu mu untuk terbangun dan bisa mengatasi nya tapi-"
"Akan ku lakukan" jawab lascrea pendek, hanji menatapnya terkejut ketika gadis bermanik abu abu biru itu mengatakan jawaban yang ia kira tak bisa ia setujui itu
"Kita tak bisa lama lama membiarkan kursi tahta kerajaan kosong .." lirih lascrea menatap jendela kamarnya yang terbuka dan membiarkan angin segar masuk itu
"Tapi, kau harus bersikap seperti bangsawan. Di depan masyarakat nanti kau akan menjadi simbol bahwa masyarakat menerima historia reiss menjadi ratu, kau bisa melakukannya?" Tanya hanji
"Hanji, mungkin kau tidak mempercayai ini tapi aku sudah terbiasa berperilaku seperti bangsawan .. itu tidak masalah" lascrea dengan tenang meminum teh susunya sebari menjawab pertanyaan hanji
"Yah .. kau memang bisa menghadapi situasi apapun ya , penobatannya esok pagi .. aku sudah membawa sebuah gaun cantik untukmu .."hanji beranjak berdiri dan mengambil satu gulungan pakaian di lemari lascrea, ia memang sudah menyiapkannya 2 hari lalu.
Lascrea menatap gaun putih dan sepasang sepatu putih yang cantik itu, lalu tatapannya beralih pada hanji yang tersenyum puas dengan gaun pilihannya itu
"Apa yakin kau yang membelikannya untukku?" Tanya lascrea
"Haha aku hanya memilihnya .. erwin yang membelinya .."
KAMU SEDANG MEMBACA
WIEDERHOLT (END) ✔️
Fanfiction"Karena dunia ini penuh dengan luka dan penderitaan, inilah sebabnya kau harus hidup menjadi seseorang yang di cintai semua orang, yang selalu tergantung kepada orang lain dan kepada siapa orang lain tergantung" "This is a cruel world, and only the...