🍃Awal Kisah🍃

305 23 0
                                    

Aku selalu berada dan beriringan bersama kamu tapi aku rasa persahabatan ini akan berubah dengan berjalannya waktu

***

Hanin Raihana Syahira, itulah namaku aku biasa di panggil Hanin oleh semua orang tapi siapa sangka aku adalah seorang Ning dari pesantren terkenal di daerah jawa. Aku memutuskan tinggal di jakarta bersama dengan nenek dan kakekku karena aku memang sangat berbeda dari abang dan juga adikku.

Hari ini adalah hari pertama aku masuk ke SMA aku bahagia karena Abi dan Umi memang sudah tahu sikapku seperti apa dan mengerti dengan segala keputusan yang aku ambil, jika kalian mengira aku gadis nakal dan tak berhijab kalian salah aku gadis yang masih tahu aturan dan aku juga tak pernah melepas hijab ku.

Aku berharap aku tak satu sekolah lagi dengan Zaidan karena dia adalah laki-laki yang selalu mengganggu ketenangan ku di sekolah apalagi saat aku berhadapan dengan fans-fans fanatiknya aku sangat malas sekali meladeni mereka yang banyak tanya kepadaku.

Aku menatap gerbang sekolahku yang menjulang tinggi. Aku tersenyum dan mulai melangkahkan kakiku menuju lingkungan sekolahku yang sangat ramai, mataku tak sengaja bertemu dengan sosok yang sangat aku kenali dia adalah Zaidan Hasan Fann yang melambaikan tangannya ke arahku, aku menghela nafasku aku sudah tahu hal ini pasti akan terjadi Zaidan pasti akan terus bersamaku sampai kapan pun itu dia laki-laki keras kepala tapi dia juga sangat menyayangiku sebagai sahabatnya terkadang aku berfikir apakah sebenarnya Zaidan memiliki perasaan terhadapku namun aku juga selalu menepis hal itu demi kebaikanku dan dengannya.

"Zaidan, kenapa sih kamu gak pilih sekolah lain aja. Kamu tahukan aku sangat malas jika bertemu dengan kamu, lagi."ucapku.

"Kenapa sih nin, marah-marah mulu dengerin aku yah nin aku gak akan bisa tenang kalau aku gak sama kamu terus kamu itu udah kaya bagian dari hidup aku dan kamu juga yang bisa bantu aku terlepas dari fans-fans beratku itu."ucap Zaidan dengan pedenya.

"Terserah kamu dan,"ucap Hanin.

Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah pagi ini di mulai cuaca hari ini sangatlah terik dan hal itu membuatku sedikit pusing karena aku juga lupa sarapan pagi ini, pandangan ku mulai sedikit kabur tapi aku berusaha kuat dan menahan rasa pusing dan sakit di perutku ini,  hingga akhirnya semuanya terasa gelap dan entahlah setelah itu bagaimana keadaan ku.

***

Aku terbangun dan aku terkejut saat aku melihat sekeliling ku ruangan dengan cat putih serta bau obat-obatan yang sangat menyengat dan juga kotak P3K yang Setia menempel di dinding ruangan,  aku melihat  ke arah lain dan aku menemukan seorang laki-laki yang aku tahu dia adalah kakak kelas sekaligus ketua osis di SMA ini.

"Kak Satya."ujarku, laki-laki itu menoleh ke arahku dan langsung mendekati bangkar yang di tempati ku.

"Kamu sudah sadar Hanin, nanti kakak panggil Feby dulu buat ngecek  kondisi kamu saat ini. "ucap kak Satya yang berlalu pergi begitu saja sebelum aku menjawab pertanyaannya.

Kalau kalian bingung  kenapa aku tahu kak Satya karena sebenarnya dia adalah sepupu jauh dari keluarga nenek aku jadi aku sedikit tahu tentang dirinya dan juga dia juga sering dateng ke rumah nenek walaupun hanya sekedar untuk  berbicara dan mengobrol denganku.

Tak lama kemudian kak Satya datang dengan seorang gadis yang aku ketahui namanya  adalah Feby dan aku juga ingat sekarang kak Satya selalu cerita soal kak Feby saat dia main ke rumahku dan aku bisa cepat menebaknya kalau sebenarnya  kak Satya itu menyukai gadis berambut hitam panjang itu dan aku lihat kak Feby adalah gadis yang sangat lemah lembut dan juga sangat ramah aku bisa melihat hal itu dari sinar kedua bola matanya.

"Dia baik-baik saja Satya kamu gak usah  berlebihan dia cuma kelelahan dan juga tadi pagi kayanya belum makan. "kata kak Feby lembut.

"Tapi gue pengen pastiin keponakan  gue itu gak kenapa-napa. "ujar kak Satya.

"Modus terus. "ujarku sedikit kesal karena menurutku sikap kak Satya memang sangat posesif.

"Dek. "Ucap kak Satya namun belum sempat ia melanjutkan ucapannya kak Feby langsung duduk di sampingku dan mengajakku berbicara dengannya.

"Hai, nama kamu siapa?"tanya kak Feby sambil tersenyum  ke arahku dan aku lihat sorot matanya yang penuh rasa sayang dan juga ramah kepada siapapun  pantas saja kak Satya suka banget sama kak Feby.

"Aku Hanin Raihana Syahira, panggil aja aku Hanin kak. Kalau kakak namanya Feby Ayunda Rahmawati kan. "Ucapku.

Aku lihat wajah kak Feby yang sedikit terkejut dan wajah kak Satya yang sedikit kesal dengan apa yang aku lakukan.

"Ko kamu sudah tahu sih nama kakak. Padahal kakak belum pernah sama sekali bertemu dengan kamu. "ucap kak Feby.

"Aku bosen kak denger nama kakak setiap minggu dan bahkan hampir setiap hari dari kak Satya."ucapku polos dan ku lihat wajah kak Satya yang sedang menahan malu sedangkan kak Feby sedikit tersipu dengan apa yang aku katakan tadi.

"Ya sudah,  aku mau balik ke kelas terima kasih yah kak Satya dan kak Feby udah rawat aku. Assalamu'alaikum."ucapku dan segera berlalu pergi tanpa menunggu jawaban dari kedua insan itu.

***

Bel pulang sekolah bergema memenuhi lingkungan sekolah yang sangat luas ini,  para peserta Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah pun berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing.  Aku duduk di bangku halte bus sendiri sambil menunggu kang Aris supir keluarga datang untuk  menjemput ku.

Aku lihat awan mulai mendung pertanda akan hujan turun, dan benar saja beberapa detik kemudian hujan deras turun untung saja halte bus ini cukup luas sehingga aku dan beberapa siswa lainnya tidak kehujanan dan saat aku memandangi keadaan di sekitarku aku melihat seseorang yang sedang menari di bawah air hujan yang cukup deras dan saat mata ini fokus pada objek tersebut.

Dia adalah, Zaidan Hasan Fann sahabatku.

Aku tahu laki-laki itu memang sangat suka sekali akan hujan semenjak pertemuan aku dengannya dulu tapi aku tak pernah tahu alasan dia tentang hujan.  Aku selalu saja berpura-pura  tak pernah tahu apa yang terjadi kepadanya.

Karena aku tak pernah menginginkan persahabatan  ini berlanjut kepada sebuah hubungan yang sama sekali tak pernah aku pahami dan aku mengerti.  Tapi entahlah aku tak yakin dengan hatiku karena suatu  saat nanti cepat atau lambat aku akan merasakan perubahan dalam hubungan persahabatan ini.

After Rain ( Squel Senja Di Pesantren ) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang