"Jika pita ini dapat mengikat hati kita aku akan coba mengambilnya untukmu lalu mengikatnya dengan kuat."
Zaidan Hasan Fann
***
Seperti yang dikatakan tadi malam hari ini, para peserta yang akan di pandu oleh para panitia akan mencari pita di seluruh penjuru sekolah, jika kelompok yang mendapatkan pita terbanyak maka ia akan mendapatkan hadiah dari panita begitu juga sebaliknya apabila kelompok yang mendapatkan pita nya sedikit maka akan mendapatkan hukuman.
Para peserta sudah menyebar mencari pita yang harus mereka temukan di tengah lapangan para panitia sedang berkumpul menanti kedatangan para peserta, mereka semua di beri waktu hanya beberapa jam saja jadi mereka harus memanfaatkan waktunya dengan baik.
Hanin jadi teringat awal ia masuk SMA dan juga harus mencari pita-pita yang tersembunyi itu.
Flashback on
"Zaidan, kamu yang bener dong nyarinya."ujar Hanin kesal.
Hanin memang tak menyukai masa orientasi siswa, karena pasti akan melakukan hal-hal bodoh seperti ini.
"Kamu diem aja sih Nin, berisik tau."ucap Zaidan.
Saat ini mereka berdua sudah mendapatkan sepuluh pita, mereka berdua harus menghabiskan pita-pita tersebut. Tak sengaja Hanin menginjak pecahan kaca hingga membuat kakinya terluka bahkan mengeluarkan banyak darah, Zaidan yang melihat itu segera berteriak meminta tolong kepada panitia.
Namun sangat di sayangkan sekali para panitia semuanya tidak ada yang merespon, akhirnya Hanin membawa kakinya yang terluka duduk di depan kelas sepuluh dan mengobati lukanya sendiri dengan tanaman yang ada di depan kelas sepuluh.
Zaidan segera menghampiri Hanin yang terduduk lemas sambil membawa pita-pita itu, Zaidan merasa sangat marah kepada para panitia yang memiliki respon yang kurang baik kepada seluruh pesertanya.
"Udah sana Dan, kamu cari aja pita nya yang banyak supaya aku gak di hukum."ujar Hanin.
"Iya Nin, tapi kamu jangan duduk di sini nanti bakalan ketahuan kalau kamu cuma duduk-duduk aja di sini."ucap Zaidan.
"Terus aku duduk di mana, kakiku masih sakit Dan."ujar Hanin.
"Sini ikut aku."ucapnya sambil mengulurkan tangannya, Hanin menerima uluran tangan itu.
Zaidan mengajak Hanin ke belakang kelas yang lumayan tertutup dan sebelum Zaidan pergi ia berpesan kepada Hanin agar tidak bersuara sedikit pun, Zaidan akan kembali sepuluh menit sebelum semuanya di kumpulan di tengah lapangan lagi.
Hanin berdiam diri dan sesekali ia melihat ke arah jendela takut ada kakak kelasnya yang lewat tanpa ia sadari, setelah lama menunggu Zaidan akhirnya seperti yang dikatakan oleh Zaidan ia akan datang sepuluh menit sebelum bel berbunyi.
Zaidan memapah tubuh Hanin sampai di tengah lapangan dan saat sampai di sana kebetulan ada petugas PMR yang sedang melakukan latihan, melihat ada salah satu peserta yang terluka mereka segera menghampiri dan membawa Hanin ke uks.
"Puas lo jadi ketua osis, tapi anggota lo sama sekali gak ada rasa perduli nya sedikit pun."teriak Zaidan di depan ketua osis yang saat itu baru saja datang.
"Maksud lo?"tanyanya.
Kini mereka berdua menjadi pusat perhatian semua orang terutama para panitia, mereka juga takut akan kedok mereka yang akan terbongkar karena kurangnya perhatian mereka terhadap para peserta.
"Dari kemarin, banyak peserta yang pingsan dan sakit tapi gak ada sedikit pun yang turun buat nolong para peserta itu. Tadinya sih gue berpikir kalau memang mereka sedang sibuk jadi ya saya dan teman-teman saja yang berinisiatif sendiri menolong mereka. Tapi setelah gue liat dari semalam sampai sekarang mereka hanya duduk kaya gitu dan pacaran, Lo seharusnya juga stay di sini lihatin tuh anggota-anggota nya kerja apa nggak."ujar Zaidan.
Satya melihat sekelilingnya dan benar saja apa yang dikatakan oleh pesertanya itu, tanyanya mengepal lalu tanpa sepatah kata pun ia berjalan ke arah para panitia yang sedang duduk di podium.
"Jadi ini kerjaan lo semua, gue kan bilang sama kalian gue lagi ada perlu dulu dan gue minta kalian semua buat ngehendel acara ini. Tapi apa yang gue liat sekarang salah satu peserta ada yang protes langsung di depan gue, dan gue juga liat tadi ada peserta yang kakinya terluka dan darahnya banyak banget yang keluar. Lo semua kerjaannya apaan di sini, mau numpang nama doang sekarang bukan jamannya numpang nama di osis, lo semua gak guna. Apa yang nanti kepala sekolah katakan jika begini,"ujar Satya dan berlalu pergi tanpa mendengarkan jawaban dari teman-temannya.
Ia sudah sangat hafal sekali alasan klasik yang akan mereka katakan, Satya segera naik ke atas podium dan mengumumkan kepada seluruh peserta untuk berbaris.
Satya meminta maaf kepada para peserta dan ia juga berkata untuk semuanya pulang ke rumah masing-masing, masalah pita-pita itu ia sudah tidak memperdulikannya lagi yang terpenting adalah ia harus menghukum terlebih dahulu para panitia yang terlibat dalam acara ini.
Zaidan tak menyangka, tegurannya berakibat seperti ini. Tapi ia juga sangat mengerti kalau Satya sangat marah sekarang, ia pun memutuskan untuk pulang namun sebelum itu ia mau melihat dulu keadaan Hanin.
"Kamu gak papa kan?"tanya seorang laki-laki kepada Hanin, Zaidan mendengar suara laki-laki dengan jelas dari luar ruangan ini. Zaidan pun langsung masuk dan Matanya langsung bertemu dengan Satya.
"Ko ada lo di sini?!"ujar Zaidan.
"Emang masalah buat lo."sinis Satya"kamu pulang sama kakak yah."ucap Satya pada Hanin dan Hanin pun menganggukkan kepalanya dengan senang hati.
Satya pun pergi dari ruangan itu, sedangkan Zaidan langsung menghampiri Hanin dan bertanya banyak hal kepada Hanin.
"Ko lo kenal sama Kak Satya, lo pacaran sama dia."tanya Zaidan.
"Nggak, kak Satya itu sepupu aku dan dia yang memang paling dekat sama aku."jelas Hanin
"Syukurlah,"gumam Zaidan namun bisa terdengar oleh Hanin.
"Kenapa?"tanya Hanin.
"Nggak, lo istirahat yang cukup yah supaya kaki lo cepetan sembuh."ucap Zaidan.
"Iya, makasih yah udah nolongin aku dan udah capek-capek juga nyari pita."ujar Hanin.
"Iya, gue balik dulu yah."ucap Zaidan yang di angguki oleh Hanin.
Flashback off
Hari sudah mulai sore Hanin pulang sendiri karena ia tak ingin merepotkan orang rumah dengan menggunakan taksi yang sudah ia pesan, Hanin segera pulang ke rumah dan tak mampir kemana pun.
Hari ini sungguh sangat melelahkan dan dia ingin segera sampai di rumah untuk berendam menenangkan pikiran dan hatinya, rasanya perjalanan ini sangat jauh padahal jarak antara rumah dan juga sekolahnya hanya berkisar 3 kilometer.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain ( Squel Senja Di Pesantren ) End
ChickLitPersahabatan yang menjadi cinta namun gagal karena sebuah perjodohan, mengantarkan keduanya terhadap pilihan yang sangat sulit dan memutuskan untuk keduanya saling mengikhlaskan satu sama lain. Cinta mereka tumbuh lewat persahabatan sehingga tak mam...