#

56 6 0
                                    

Dua hari kemudian

Rara sudah pulang dari rumah sakit, tapi rara tetap ingin sekolah,dan rara sekolah seperti biasa, datang lebih awal dari biasanya, rara sudah berada di kelas

"rara, lu udah sekolah aja, lu kan baru pulang kemaren, emang udah sehat?" ucap dinda yang tiba-tiba datang melihat rara

"udah ko, gw udah baikan, makanya gw sekolah" jelas rara

"ya ampun rara, emang ya lu tuh cewe gak bisa diem banget, sekali aja lu diem gitu di rumah"

"ya lu tau gw kaya gimana"

"terserah lu deh"

"lah ra, lu udah sekolah aja" ucap sindy yang baru datang

"tau, anak yang satu ini gak pernah mau idem" ucap dinda

"rara lu baru pulang kemaren, kenapa gak istirahat aja sih" ucap sindy

"ya ampun gw aja biasa aja, kalian bawelnya"

"ini demi kebaikan lu ra" ucap sindy

"udah ya gak usah dibahas, di sini kalian liat gw baik-baik aja "

"terserah lu deh ra" ucap dinda

"......."

Bel masuk berbunyi murid-murid belajar dengan tenang

#

Bel pulang berbunyi semua murid pulang, rara pun ingin cepat pulang tidak ingin melihat Nathan, menuju gerbang sekolah

"ra" panggil seseorang yang ada di belakang

Rara menoleh ke arah belakang yang ternyata adalah Nathan, tapi rara menoleh kearah depan dan tidak ingin mendekati Nathan, rara berjalan dengan cepat

"ra, tunggu" ucap Nathan mengejar rara, langsung memegang tangan rara

"apa lagi sih nath?"

"kamu kenapa?"

"supir aku udah jemput nath" jawab rara lalu melepas tangan Nathan, lalu pergi meninggalkan Nathan, Nathan hanya bisa diam

"maafin aku ra, maaf aku udah banyak nyakitin kamu, maaf kalo aku gak tau tentang kamu, maaf juga aku gak pernah tau perasaan kamu" batin Nathan

#

Malam hari rara duduk di sofa dekat jendela

"hm, apa yang harus aku lakukan, mengapa hati ini terlalu sakit, mengapa aku begitu sangat mencintainya sampai-sampai aku gak tega melihatnya tadi, maafin aku nath, udah nyakitin kamu" bati rara

"kak kakak" teriak indi dari bawah

Rara hanya diam masih menatap ke jendela

"kak" panggil indi lalu membuka pintu kamar rara, melihat rara yang sedang terdiam

"hm pantes gak denger"

"eh indi, ngapain di sini? tanya rara

"lu dipanggil gak denger lagi bengong, mikirin apa lu kak, nanti kesambet aja"

"emang ada apa sih?"

"ayah sama bunda udah pulang tuh, mau nemuin gak? tadi gw udah liat dari jendela"

"oh ya"

"iya, ya udah gw mau kebawah lagi, bye" ucap indi lalu pegi

"tunggu indi"

rara pun kebawah

"hai bun, gimana lancarkan di luar kotanya sama ayah?" tanya rara

"alhamdulillah lancar, kamu gimana baik-baik aja, gak ada masalah kan?" tanya cristy

Rara terdiam sejenak

"mending gw gak usah bilang kejadian waktu itu, nanti khawatir" batin rara

"sayang kenapa kamu diem?" tanya cristy yang melihat rara terdiam

"gak ko bun, di sini baik-baik aja ko, ya kan ndi"

"I..ya bun" ucap indi sedikit gugup

"ya udah sekarang kita makan aja, ini ayah bawa makanan, ayah udah laper nih" ucap Farhan

"ayo makan" ucap rara

Rara & nathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang