Tap bintang!
***
Kedua mata Zaire terus menatab Hawa,Dia tak menyangka akan bertemu dengan Hawa walau Zaire mengira Hawa sudah Pergi di dunia ini. Zaire sangat merindukan Hawa, tawa Hawa yang selalu membuat Zaire sulit untuk melepaskan kepergian Hawa, sahabat satu satunya yang menerima kelebihan Zaire.
"Zai Gue Pamit," Pamit Hawa yang mengusap usap Pipi Zaire, dan terdenyum menatab Zaire.
"tapi wa-" Geleng Zaire yang membuat Hawa memeluk Zaire erat.
"Iklasin gue Zai, kalau lo gak pernah ngiklasin, gue tetep di sini dan gak bisa pergi dengan tenang, gue di sini kesepian Zai ,lo mau sahabat lo ini kesepian?" peluk Hawa krpada tubuh Zaire.
"Zai ikalasin itu lebuh baik," Ucap Nando dari belakang.
Sedangkan Hawa dia pun mulai melepaskan pelukan Zaire dan menatab detail Nando yang ada di belakang Zaire,Sungguh Hawa tak tau pria di belakang Zaire itu siapa.
"lo siapa?" Tanya hawa menatab Nando menyelidik.
"Temennya Zaire"Jawab singkat Nando.
"Temen atau pacar?"Curiga Hawa.
"Temenn Wa" dingin Zaire.
"ahh masak sih?"
"Udah jadi hantu ngeselin yah" dingin Zaire yang membuat Hawa terkekeh pelan.
"Nan jagain Zaire yah," ucap Hawa menatab Nando memohon.
"Serahin ke gue" ucap Nando menerima permohonan Hawa itu.
"dan lo zai,ini alesan gue masih di sini,gue pengen ketemu lo pengenn banget ngasih tau lo tentang hal ini"
"Apa??"
"lo mau kan datang ke rumah gue yang ada di jogja??ada barang di laci kamar gue,gue minta sama lo buat cari kotak warna merah,dan tolong bantu orang yang ada di foto itu yah Zai, dan ini waktu yang tepat gue bilang sama lo tolong bantu dia ya zai" Sahut Hawa Yang mulai menghilang Entah kemana.
"Hawa" guman Zaire yang kemudian menatab kedeman dengan rasa penuh percaya, "Aku bakal bantu dia setelah semua ini selesai"
Setelah itu Zaire melanjutkan perjalanannya kembali.ya ,yang sudah di duga ia kin sudah sampai di alam mereka,alam hutan itu lebih tepatnya di depan pohon besar angker itu. Kemudian Zaire menyuruh Nando dan Chesi Untuk menutub kedua matanya dan tetap tenang, setelah dirasa cukup Zaure pun menyuruh Nando dan Chesi membuka Kedua mata mereka, terlihat hutan yang tadinya sepi tak ada orang sekarang terlihat arwah yang memenuhi hutan itu
"bener ni alam mereka??"Tanya Nando yang menatab sekitar.
"Yakin!!"
"yaudah jalan" Ucap Niken yang menyuruh Zaire dan Nando untuk berjalan terlebih dahulu.
Zaire berjalan bersama Nando,tak bisa di tutupi Nando seperti Anak ketakutan yang memegang tangan Zaire sambil bergetar hebat.
"Ohh Tuhan Nando,Kamu tu takut amatt!!" Seball Zaire Yang melepas kasar tangan Nando yang sendari tadi memegang erat tangan Zaire.
"Gue gak takut Zai" elak Nando.
"trus kenapa kamu gitu?" sinis Zaire menatab Nando yang berlindung di balik tubuhnya.
"Gu-gue gue pe pe pengen"
"Apa??"
"Pipis"sahut Nando yang membuat Zaire semakin sebal.
"Nando!"Bentak Zaire yang berbalik melanjutkan perjalanannya.
"Galak Amat" Gumam Nando terkejut melihat pertama kalinya Zaire marah seperti ini.
"kamu tu di sini tuhh gak bisa pipis Nando, kamu kan arwah tubuh kamu masih di sana"ucap Niken yang mengingatkan Nando.
"Oiya ken bener juga," tawa Nando mengingat hal itu.
Zaire terus berjalan melanjutkan perjalanannya mencari pintu warna merah itu. tak jarang banyak arwah di sana meminta tolong kepada mereka untuk keluar,itu pun Zaire menghiraukannya, dia hanya fokus menyelematkan Chesi dan janji yang dia buat kepada Ice.
"Zai kita mau kemana lagi dah?" tanya Nando pasalnya dari tadi Nando merasakan bahwa dirinya itu hanya berputar putar saja.
"kita cari pintu warna merahh!" ujar Zaire yang mencari keberadaan pintu itu di sekitarnya, Namun sayang tak ada pintu merah di sekitar sini.
"Hai" Sapa seseorang yang terdengar di telinga kanan Zaire,mau tak mau Zaire menatab orang itu.
Terlihatlah seorang arwah perempuan yang pernah di temui Zaire di toilet waktu utu, saat dirinya berkemah di hutan itu. "kamu?" Zaire terkejut saat melihat arwah itu di sampingnya.
"kalian cari perempuan yang dibawa Arumi?"
"iya,kamu tau pintu merah itu?"
"aku bakal kasih tau letak pintu merah itu, ikut aku" ucap perempuan itu yang berjalan di ikuti Zaire dari belakang.
Di tempat lain Arisa sedang menunggu di ruang UGD bersama Gisel. Arisa terus saja berdoa agar keadaan Vanes membaik. Satu jam dokter pun keluar dari ruang itu yang membuat Arisa langsung menghampiri dokter tersebut menanyakan bagaimana kondisi Vanes sekarang.
"Dok Gimana Vanes?" tanya Arisa yang begitu Cemas.
"Keadaan Vanes sekarang baik baik saja, sekarang kami akan memindahkan di ruangan pasien" Ucap Dokter itu yang membuat Arisa dan Gisel bernafas Lega.
"Dok pindah ruang VIP aja dok,saya yang tanggung" Ucap Arisa yang di angguki Oleh Dokter tersebut.
Setelah tubuh Vanes di pindahkan di ruangan VIP, Arisa pun mulai berjalan Masuk ke ruang VIP bersama Gisel setelah melakukan atministrasi oprasi tadi. Kedua mata Arisa dan Gisel melihat Vanes yang sedang berbaring lemah di ranjangnya, dengan segera Gisel pun berlari menuju Vanes dan duduk di tempat duduk di samping brangkar Vanes.
"Gimana Dok??"Tanya Arisa kepada Gisel yang memeriksa keadaan Vanes sekarang.
"Masih tidur karna pengaruh obat bius tadi, mungkin sebentar lagi sadar" Ucap Dokter itu yang diangguki Arisa.
"Makasih Dok"
"Saya permisi dulu bu" Pamit Dokter terzebut yang diangguki oleh Arisa.
Gisel mendekati tubuhnya menuju Vanes yang sedang tertidur di Brangkar sambil menggengam erat tangan Vanes,
"Kuat Van"Gumam Gisel yang masih menggengam erat tangan Vanes. Sedangkan Arisa dia memilih duduk di sofa sambil melemasi ototnya yang sempat keram dan memilih memejamkan kedua matanya sejenak
Beberapa menit kemudian Arisa Terbangun di sofa itu, dia terkejut tak tau mengapa melihat ruangan di sekitarnya menjadi gelap, Arisa melihat sekeliling ruangan itu,dan satu yang membuatnya terkejut bahkan panik,dia melihat tubuhnya yang sedang terbaring di sofa itu.
"Apa aku sedang berada dialam mereka?" ucap Arisia kebingungan dia tak tau harus berbuat apa, bahkan ini bukanlah mimpi ini benar benar nyata, Arisa tau jika dirinya sudah berada di alam mereka. Arisa memilih berdiam sejenak, jika dia kembali dia tak akan bisa karna tujuannya belum selesai, dan Arisa harus mencari tahu kenapa dia bisa di alam ini tanpa ritual apapun, itu pasti ada sebabnya.
"Apa ini??"Gumam Arisa,"Aku gak ngerti!" bingung Arisa,"Apa aku harus bantu Zaire?"Gumam Arisa, berfikir sejenak.
Mau tak mau Arisa pun berjalan Menuju ruangan yang lebih gelap, dia terus mencari keadaan Pintu Berwarna hitam yang sepat dia Pernah dia kunjungi itu. Arisa masih terus berfikir keras mengapa dia bisa terdampar di alam ini?Bahkan dia saja tak tau harus berbuat apa sekarang. Namun dalam pikirannya dia harus bertemu dengan Zaire sekarang.
Kedua kaki Arisa terhenti melihat cahaya di depannya, lebih tepatnya pelita yang ada di bawah, Arisa mendekati pelita itu dan mengambilnya, Namun saat mendongak dia dibuat terkejut dengan sebuah penampakan yang tak jauh dari hadapannya.
"Astaga Nagetin Bener" ucap Arisa yang mengelus elus dadanya, dan menghembuskan nafasnya sejenak.
"Ngapain Kamu berada dii sini?"tanya perempuan itu.
"ak tidak tau, bahkan aku terdampar disini"
"Kamu Ngikut 2 remaja yang datang sini?"tanyanya.
"Gakk Baru saja aku disini, ,etss tunggu kamu tadi bilang apa 2 ramaja??"tanya balik Arisa tersadar.
"Iya tadi ada 1 laki laki 1 perempuan di sini trus di susul dengan arwah perempuan bersama mereka"
"Itu Anak aku"
"Aku rasa dia dalam bahaya" ucapny yang membuat Arisa gelisah seketika.
"Benarkah?" tanya Arisa yang panik.
"Yaudah aku pergi menyusul mereka" pamit Arisa namun tertahan oleh tangan perempuan itu.
"Bawa benda ini" Ucap perempuan itu yang mengulurkan Sebuah Gelang kepada Arisa
"Apa ini??"
"lemparkan saja Gelang itu kepada Arumi,jika dia tak sadar kamu segeralah pergi"Ucap perempuan itu yang pergi dari hadapan Arisa begitu saja. Sedangkan Arisa dia pun mulai pergi menuju tujuannya dimana letak pintu hitam itu untuk menuju dimensi hutan tersebut.Disisi lain Zaire menghentikan langkahnya di depan pintu berwarna merah itu, tak dapat di pungkiri Zaire, Nando, Niken bahkan Ara arwah yang bersama Zaire mendengar jeritan Chesi di dalam Sana. Zaire terdiam di tempat saat itu juga, entah mengapa nyali nya tiba tiba menciut bahkan tak berani untuk masuk ke dalam.
"kenapa Zai?"Tanya Niken yang menepuk pundak Zaire.
"aku gak bisa ke dalam,maaf" ucap Ara yang memundurkan Langkahnya.
"Kenapa?"Tanya Nando
"Sorry" Ucap Ara yang tiba tiba menghilang di hadapan mereka.
"Gimana Zai" Tanya Nando yang menepuk pundak kanan Zaire.
"Kita harus masuk" ucap Zaire yang mulai membuka pintu itu
Zaire membuka pintu merah itu,terlihat Chesi yang sedang di ikat di sana bersama Arumi yang membawa pecutnya.
"Zaire" tangis Chesi yang membuat Arumi menoleh Zaire ,Nando dan Niken yang mulai masuk kedalam ruangan itu.
"Akhirnya kalian datang" sambut tajam Arumi melihat Zaire dan lainnya datang.
"Kenapa??"Tanya Zaire yang membuat Arumi melesat cepat mendekati Zaire.Kini wajah Zaire dan Arumi saling bedekatan berjarak sekitar 5 cm, hingga Zaire kini dapat mencium bau busuk di tubuh Arumi yang berada di hadapannya.
"aku sepertinya kenal aura ini" senyum licik Arumi.
"Apa?" Tanya Zaire yang menatap tajam Arumi.
"Kamu Anak Dari Arisa" senyim Arumi yang menekik leher Zaire dan melempar tubuhnya menghantam besi di sana yang tak jauh dari chesi.
Sedangkan Nando yang melihat Zaire tergeletak disana, dengan geram Nando pun menghampiri Arumi yang sedang tertawa puas di sana,dan menghantamnya sampai terpental jauh entah dimana. Setelah itu Nando pun segera menghampiri Zaire yang sedang meringis kesakitan di sana sedangkan Niken dia menghampiri Chesi dan mulai melepaskan rantai pengikat di tubuh Chesi. Niken memegang rantai yang berada di tubuh chesi, dan seketika Rantai itu pun menghilang dari tubuh Chesi. Chesi pun mulai berdiri bersama Niken begitu juga dengan Zaire yang berdiri di bantu dengan Nando. Mereka pun dengan cepat berjalan keluar dari ruangan itu sebelum Arumi kembali menghampiri mereka.
Mereka pun berlari menuju pintu keluar yang masih jauh di sana,dan saat berlari sekilas Zaire melihat Ara yang tersenyum dengannya,hati Zaire merasa tak enak dengan Ara,namun bagaimana lagi Dia harus menyingkir dari dunia ini dulu. Zaire dan lainnya berlari menuju pintu keluar, Namun langkah Zaire sekarang berhenti kembali merasakan tangannya yang di gengam erat oleh seseorang di belakang.
Tubuh zaire tergeret erat oleh perempuan di belakang, lebih tepatnya perempuan itu adalah Arumi. Nando dan lainnya terkejut melihat Zaire yang sudah di dekap oleh Arumi, mengapa arwah sialan itu sangat mengacau sekali?
"Jika kamu mendekat, aku akan musnah Bersama perempuan ini" ancam Arumi yang membuat Nando memundurkan Langkahnya.
"Sialan!"
![](https://img.wattpad.com/cover/223391904-288-k385457.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO GIRL [Segera Terbit]
Horror[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] [SEDANG DI REVISI] "MEREKA" Kenal dengan seorang indigo? Dia adalah manusia yang diciptakan berbeda oleh Tuhan. Manusia yang mempunyai kelebihan yang dapat melihat makhluk Akstral. Kemampuan yang sifatnya spesial, tidak...