32. teka-teki 2

2.6K 281 1
                                    

Tap bintang!

***

Zaire berada di dalam Rumah Arumi, dia bisa melihat foto Arumi dan Dito di Figura yang mengantung di dinding rumah ini, yang lebih mengesankan lagi foto pernikahan Arumi dan Dito yang ada di sana. Zaire tadi sudah bercerita tentang perjalannya mencari dibalik sebenarnya dari hutan itu kepada Tara ,dari rumah Ratih dan sekarang rumah Arumi.
  "Mau nyelidik bagian mana?"tanya Tara yang membawa nampan berisi 10 gelas teh hangat.
  "Aku akan memakai Katon kepungkur"ujar Zaire serius.
  "penglihatan masa lalu?"tanya Tara.
  "Anda tau??"
  "Saya hanya tau karna bahasa itu bahasa jawa" ucap Tara yang meletakkan senampan berisi gelas tadi di meja.
  "iya seperti"
  "Yaudah di minum dulu pasti kalian lelahkan"ujar Tara.
  "Iya Tan Makasih"
  Setelah beristirahat srkutar setengah jam, Zaire  pun mulai menyentuh barang yang berada di meja ruang tamu itu, dia mencari energi dari barang itu yang akan dia cari,dimana zaman kematian Arumi, krlanjutan dari penglihatannya yang ada di gelang itu. Tubuh Zaire mulai membeku ditempat setelah meraba salah satu benda di meja itu berupa jam tangan kuno milik Dito.
  Kedua mata zaire terbuka sempurna melihat Dito yang sedang berjalan bersama Ratih di trotoar pinggir jalan, sungguh mesra, itulah yang dipikirkan Zaire. "Mas sampai disini aja,saya langsungan aja, gak enak kalau ketemu istri mas itu"Ucap Ratih yang mulai memundurkan langkahnya.
  "Hati hati!!"Angguk mas dito
  "Iya mas"
  "Dan jangan lupa diet,perut kamu sudah besar"geleng Dito melihat Ratih yang badannya mulai membesar.
  "iya mas"Angguk Ratih.
  Ratih mulai berjalan melanjutkan aktivitasnya, sungguh kali ini dirinya sangat senang walau Dito belum tau jika dirinya sedang hamil anaknya, mungkin pikiran Ratih jika Dito tau dia akan senang.
  "RATIH!" Teriak perempuan dari jauh,sontak Ratih membalikkan badannya melihat siapa yang memanggilnya,sedangkan Zaire dia sudah menebak teriakan itu,ya dia adalah Arumi.
  "Kamu bisa jauhi suami saya?"tajam Arumi, yang mendekati Ratih.
  "Jawab!!"Bentak Arumi.
  "Tidak!"tajam Ratih.
  "Dasar Jalang" tajam Arumi yang mendorong tubuh Ratih,dia benar benar sangat jengkel dengan Ratih sekarang.
  "ibu pikir saya jalang?tidak, Saya hanya mencintai seseorang yang selalu saya kagumi!"
  "Jangan pernah ganggu keluarga Saya!!"
  "Suami ibu gak bakal jauhi saya kalau dia tau sebenarnya"Jawab sinis Ratih.
  "Emang kamu siapa?"
  "Saya hamil anak mas Dito"jawab tenang Ratih.
  "Dasar pelacur!"
  Plakkk plakk
  Arumi kehabisan kesabaran ia menampar muka Ratih, sedangkan Ratih dia merintih kesakitan, dia tak menyangka Arumi akan semarah ini. Tangan Arumi mulai mulai mendarat sekali lagi di pipi kanan Ratih, Namun sayang tangan kekar menghalanginya, Arumi mendongakkan kepalamya, menatab Siapa laki laki itu yang tak lain adalah Dito.
  Plak
  Satu tamparan dari Dito yang berhasil mendarat di pipi Kanan Arumi, dia sangat emosi dengan Arumi pasalnya dia lihat Arumi sendari tadi menampar Ratih Namun Ratih tak membalas, pikirannya Arumi sekarang wanita kejam yang selama ini dia kenal.
  "Mas Dito"Rintih Arumi kesakitan
  "Sekarang Kamu kejam Arumi!"tajam Dito yang terlanjur Emosi.
  "Apa mas?aku kejam?Kamu Aja Duain aku!" balas Arumi lebih tajam.
  "Jangan Ngarang kamu Arumi!"Bantah Dito
  "Kamu Selalu pulang larut malam,akhir ini,dan kamu selalu jalan berdua dengan Perempuan ini,wajar jika aku curiga,aku istri kamu mas!"
  "Dia patner bisnisku Arumi"Elak Dito.
  "Kamu bilang patner bisnis mu?tapi ini wanita Jalang Bilang kalau Kamu ayah dari anak anak dia!!" ucap Arumi yang membuat Dito terdiam, mencerna ucapan Arumi, "Kamu masih belum paham?Dia hamil!"Sambung Arumi yang mulai meneteskan Air mata.
  "Aru-"
  "Jangan pernah panggil aku Arumi!Saya Bukan istrimu!Wanita jalang ini istrimu"Ujar Emosi Arumi yang mulai pergi dari hadapan Dito dan Ratih.
  Plakkk
  "Mas Dito" Rintih Ratih kesakitan setelah mendapatkan tamparan dari Dito.
  "Saya bilangin sama kamu!, jangan pernah bilang sama istri saya tentang semua ini" Ujar Dito tajam.
  "Mas sayang kan sama aku?Mas cinta kan?Relain Perempuan itu!"
  "Saya Bilang Sama kamu!Saya Hanya Mencintai keluarga kecil Saya"
  "Mas anak ini Juga anak kamu"
  "anak aku?Tapi saya lebih mencintai Anak Saya Tara"
  "tanggung jawab dong mas"
  "Berapapun kamu minta uang saya akan kasih,jawab berapa!!"Bentak Dito
  "Kamu mas!"
  "Maaf Rat!Saya Hanya mau Arumi kembali"
  "Janjimu mas!!""Saya tak pernah janji dengan mu!" Ujar Dito yang mulai pergi dan mulai mencari Arumi.
  Sedangkan Ratih dia mulai tak Bisa apa apa,dia mulai menangis,pikirannya salah tentang Dito yang mengetahui jika dia hamil. Zaire menatab Ratih hanya bisa menghebus nafas berat ,ternya Ratih sangat egois, berbeda dengan Ratih yang selalu ia temui,apa dia sudah Khilaf?.
  Seperti biasa tubuh Zaire mulai terpetal entah kemana,sebenarnya Zaire merasa mual jika tubuhnya kesana kemari tanpa persetujuannya,tapi apa boleh buat dia harus sabar. Zaire melihat sekeliling halaman rumah Arumi, Namun yang meherankan suara laki laki yang sedang terduduk di luar dengan keadaan stres,ya siapa lagi kalau bukan Dito.
  "Arumi Kamu di mana?" ucap Dito yang mengacak acak rambut frustasinya.
  Dito hanya bisa terdiam di sana,dan jika kalian tanya Tara di mana?dia tertidur pulas di dalam."Pak Dito"teriak ibu ibu yang berlari menuju Dito.
  "Ada apa bu?"jawab Dito yang Bangkit berdiri.
  "Bu Arumi,Di Hutan" teriak ibu itu panik.
  "Ada apa dengan istri saya?"Bentak Dito.
  "Meninggal,dia Bunuh Diri di hutan itu"Ucap Ibu itu tertunduk.
  "Arumi"Teriak Dito yang mulai berlari meninggalkan rumahnya.
  Sedangkan Zaire dia terdiam tak menyangka kematian Arumi setragis ini, sangat sangat di sayangkan bunuh diri akibat perselingkuhan yang dibuat oleh Dito. Tubuh Zaire kembali terpental entah kemana, kini dia bisa melihat beberapa orang yang mengrubunginya, namun tempat yang tak asing di mata Zaire,kini Zaire sekarang berada di hutan itu lebih tepatnya di depan pohon angker itu. Mulut Zaire terbuka sempurna,dia sangat terkejut, melihat jelas tubuh Arumi yang tergantung di pohon itu.
  "Gantung diri?"batin Zaire yang mengingat dia pernah melihat penglihatan ini saat dia berada dihutan itu.
  "Arumi" Teriak Seseorang yang berlari dari kejauhan.
  "Arumi!" teriak Zaire yang tebangun dari ketidak sadarannya.
  "Kanapa Zai?"Tanya Nando.
  "Arumi gantung diri di hutan itu"
  "Kenapa bisa?"
  Zaire mulai menceritakan kejadian di masa lalu itu yang sempat dia lihat, dia sekarang tau kenapa Arumi sekejam ini, kejadian itulah yang membuat Arumi seperti itu, kematian dengan keadaan dendam.
  "Langkah selanjutnya?"tanya Brahma.
  "Mencari penyebab kematian Ratih!"
  "Jadi sekarang kita selidiki di mana?"tanya Chesi.
  "Aku rasa masih di rumah ini"ucap Zaire.
  "Barangnya?"Tanya Tara.
  "Kamar om Dito Dimana?" tanya Zaire.
  "Ikut aku" ucap Tara sedangkan Zaire dan lainnya mengikuti Tara dari belakang.
  Zaire berdiri tepat di pintu kamar Dito dan Arumi, dia bisa merasakan Aura Negatif Di Kamar itu. Tara membuka Kamar Arumi dan Dito,namun saat di buka pandangan Zaire terarah kepada laki laki yang duduk terdiam di kasur itu.
  "Om Dito"Ucap Zaire yang mulai berlari menuju Dito,Namun Sayang Dito mulai Pergi menghilang entah kemana.
  "Siapa Zai?"tanya Nando heran pasalnya dia tak melihat apa apa.
  "Om Dito"Ucap Zaire.
  "Papa?"Ucap Tara seketika.
  "Kenapa tan?"tanya Alan.
  "Papa udah meninggal satu bulan setelah mama pergi"
  "Akibat?"
  "Papa Kecelakaan"
  "Maaf Tan" tunduk Zaire bersalah.
  "Gakk Papa,tenang aja"Ujar Tara Tersenyum. "Lanjutin aja Zai"Sambung Tara,sedangkan Zaire mengagguk dia mulai mencari benda yang dapat dia baca.
  Zaire mulai meraba benda benda yang ada di meja, namun sayang tak ada benda yang bisa dia lihat waktu kejadian kematian Ratih. Tatapan Zaire mulai berhenti setelah melihat Masker hitam di atas meja,dia sangat kenal dengan masker itu,Zaire mulai berjalan menghampiri masker itu, tak tanggung tanggung dia pun memegangnya. Tubuh Zaire menegang seperti biasa ini adalah tanda yang dia tau dimana dia melihat kejadian masa lalu.
  Kedua mata Zaire terbuka sempurna melihat seorang laki laki berpakaian serba hitam di kamar Arumi dan Dito, yang jelas zaire tau siapa laki laki tu,benar dia adalah Dito. Taklama Dito mulai pergi dari kamar Itu, Namun saat Dito pergi perasaan Zaire mulai tidak enak entah karna apa Zaire tak tau. Seperti yang kalian tau tubuh zaire mulai tepental jauh entah kemana,yang sekarang dia lihat jalan yang tak fameliar di kedua mata Zaire,ya jalan dimana Ratih terjatuh dari Angkot. Tak lama zaire berdiam diri di pinggir jalan, angkot merah berjalan tak jauh darinya,tatapan Zaire tak bisa berhenti menatab angkot itu.
  Bruk
  Salah satu penumpang berbaju merah terjatuh di pinggir jalan dan tentu saja perempuan itu adalah Ratih,dan sungguh sialnya Zaire hari ini kenapa dia bisa melihat kejadian Ratih terjatuh kedua kalinya. Namun tatapan Zaire juga terarah kepada laki laki yanh memakai baju hitam yang berlari membawa tas Ratih, dia sangat ingin tau siapa laki laki yang menjatuhkan Ratih dari Angkot itu mau tak mau Zaire berlari mengikuti laki laki itu,namun langkahnya mulai melambat melihat laki laki itu yang terduduk lemas di lorong sela sela antara rumah rumah. Laki laki itu membuka maskernya, namun saat membuka maskernya, tubuh Zaire terdiam membeku ditempat dia tak menyangka laki laki yang mencopet tas Ratih adalah Dito!
  "Maafkan Aku Ratih" Ujar Dito yang mulai tertunduk sedih.
  "Om Dito?"
  Zaire membuka kedua matanya, dia bisa melihat teman temannya yang menunggunya sendari tadi hingga dirinya sadar. Zaire mulai teringat kejadian yang beberapa detik tadi dia lihat, dimana dia tau siapa pelaku Kematian Ratih ya dia adalah Dito.
  "Zai??"tanya Alan.
  "Gue tau siapa Penyebab kematian Ratih"
  "Siapa??"
  "Om Dito!"
  "Papa??"Terkejut Tara tak percaya.
  "Mas Dito?"Teriak seseorang yang tak jauh dari mereka,spontan Zaire membalikkan badannya bersama yang lainnya. Mereka bisa melihat Ratih yang berdiri tak jauh dari mereka.
  "Tante Ratih?"Tanya Tara terkejut.
  "Tara"Ucap Ratih sendu.
  "Pergi!!Tante Ratih Pergi!!" bentak Tara.
  "Tar,maaf in Tante"
  "Tante bilang Maaf?Mama Tan Mama udah meninggal"Bentak Tara frustasi.
  "Maaf Tar"Mohon Ratih.
  "Tara Maafin Tante??Kalau Mama maafin tante,baru Tara maafin Tante!!"Tajam Tara.
  "Tapi Tar-"
  "Pergi tan!"bentak Tara,mau tak mau Ratih,menurut dia mulai pergi menghilang entah kemana.
  Zaire tau keadaan Tara sekarang,ia sangat benci kepada Ratih karna keluarga kecilnya sudah di rusak oleh Ratih,bahkan Tara tak mau memaafkan Ratih jika ibunya Arumi tak memaafkan Ratih. Namun satu sisi Zaire memikirkan ini sendari tadi,kenapa Dito masih ada disini?. Zaire dan teman teman nya sekarang berada di ruang tamu rumah Arumi,mereka terpaksa harus tinggal di Rumah ini karna hari mulai gelab,dan tak bisa melanjutkan penyelidikan  selanjutnya.
  "Udah telepon Bunda Zai?"tanya Gatra yang mulai duduk di samping Zaire.
  "Udah Kakk,kata bunda gak papa"jawab Zaire yang diangguki Gatra.
  "Kalian semua udah pamit??"Tanya Gatra kepada teman Zaire.
  "Kalau Gue sama Gisell sih yang pasti boleh"Angguk Zazan.
  "Chesi di bolehin kok"Jawab Chesi.
  "Gue juga"Ujar Vanes.
  "Mama Gue Udah tau"Ujar Nando.
  "Gue Gak Usah tanya,Gue selalu gak pernah pulang Rumah!"Ujar Brahma sedangkan yang lainnya menggeleng mereka tau Brahma seorang yang sangat Mandiri!.
  "Kalian Mau Makan Apa?"Tanya Tara.
  "yang ada aja Tan"Jawab Zaire.
  "Emm bagaimana yang ciwi ciwi ikut tante cari makan Sama belanja Cemilan mau?"tanya Tara semangat.
  "Boleh Tan"Jawab Chesi semangat
  "Yang lain?"
  "Ngikut aja Tan"Ujar Vanes sedangkan Zaire dan Gisel mengagguk saja.
  "Yaudah yang laki laki,disini dulu yha"Ujar Tara.
  "Siap Tan"
***
Vanes memarkirkan Mobil Gatra di Parkiran indomaret, Vanes terpaksa menyupir mobil sultan itu karna diantara Mereka yang sudah mempunyai SIM Adalah Vanes, Sebenernya Zaire bisa mengendarai namun Gatra tak mengizinkannya.
  "Kalian Ambil,Tante Traktir"Ujar Tara tersenyum.
  "Makasih tante"Ujar Chesi dan Gisel yang mulai berlari masuk terlebih dahulu.
  "Bocill Amat mereka"geleng Vanes heran melihat tingkah kedua temannya masih seperti anak kecil.
  "Biasa numpang AC"Tawa Zaire.
  "Bisa Aja"
  "Kalian gak masuk?"tanya Tara
  "Bareng aja tan"Ucap Zaire.
  "Yaudah ayuk"
  Zaire,Vanes Dan Tara Mengambil makanan dirak secukupnya untuk persedian makan ringan malam nanti, sedangkan Gisel dan Chesi dia mengambil sepuasnya, tidak usah diragukan jika bersama Gisel dan Chesi bisa dipastikan uang akan habis.
  "Kira kira kalau ngambil woi" Ujar Vanes menggeleng melihat Tiga keranjang penuh yang dibawa Chesi dan Gisel.
  "Kalau lo tau,gue inget sama laki laki yang ada m dirumah"Elak Chesi tak mau kalah.
  "Ya tapi otak lo jalan dikit kali Ches!!"Geleng Vanes heran.
  "Otak?Mana bisa jalan lo kira otak gue punya kaki apa?"Bentak Chesi tak terima.
  "Heh udah,gak papa udah udah,yuk ke kasir" ajak Tar.
  "Tukan Gak papa kok"Lengos Chesi sedangkan Zaire dan Vanes hanya menggeleng saja dengan tingkah Chesi sialan itu.
"Gue malah suka kalau dia diem kayak waktu itu!" ucap Vanes menatab Chesi yang ada untungnya jika Chesi menjadi pendiam sewaktu dihutan itu.
  Setelah melakukan pembayaran, Zaure dan lainnya pun mulai kembali.menuju mobil, Vanes pun melajukan mobil Gatra meninggalkan Parkiran Indomaret, kali ini mereka akan pergi mencari makanan di pinggir jalan seperti yang sudah di bilang Tara mereka akan Menuju Warung Nasi goreng. Sesampai di Warung itu zaire dan lainnya turun dari Mobilnya dan Bergegas masuk kedalam warung Nasi Goreng itu.
  "Pesan Apa?"Tanya ibu penjual.
  "Nasi goreng nya 10 di bawa pulang bu"Ujar Tara yang mulai duduk di bangku yang sudah di sediakan bersama Zaire dan lainnya.
  "Di tunggu yha"
  Zaire terduduk diam sambil terfokus kepada hp di tangannya,sudah berjam jam dia tak membuka hp kecuali hanya mengabari Arisa Saja.
  "Zaire kelas berapa sih?"tanya Tara basa basi.
  "Kelas 12 tan"Ujar Zaire yang meletakkan hp nya.
  "Ohh gitu, kalian juga??"tanya Tara kepada teman teman Zaire.
  "Iya tan"
  "Kalau Tante Udah Nikah?"Tanya Zaire
  "Sudah,bahkan tante sudah punya Anak"
  "Oh ya,terus anak tante?"
  "Jadi suami tante ada tugas di jakarta,dan kebetulan Anak Tante Namanya Rafa libur,ya jadi ikut beberapa Minggu"
  "Tante Rindu??"
  "Sangattt!Bahkan Tante Pengwn banget ketemu"
  "Kenapa Tante gak nemuin?"
  "Tante Ada kerja disini,ya cuman Seminggu sekali saja ketemu"
  "Ohh gitu"
  "Kamu Kakak Adik sama Gatra?"tanya Tara
  "Iya tan,tante tau tau dari mana?"
  "kalian berdua mirip" senyum Tara yang membuat Zaire tersenyum kikuk, dia ragu pasal hal itu, karna menurutnya Gatra dengannya tak mirip, bahkan Zaire tak ingin Jika Gatra mirip dengannya karna jika iya, dia akan di cap sebagai penjiplak wajahnya, sungguh Aneh tapi itu memang pernah terjadi sewaktu dirinya berada di bangku TK kecil, Gatra selalu mengejek Zaire dengan penjiplak wajah yang bodoh, karna waktu itu muka mereka mirip tapi wajah Zaire lebih hitam dari pada Gatra. Maka dari itu Zaire memilih merubah penampilannya.

INDIGO GIRL [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang