29. bagitulah

2.7K 271 10
                                    

Tap bintang

***

Nando melanjutkan melajukan motornya dari tempat itu, tak lama kemudian mereka sampai di hutan itu, hutan Tritingga, yang menurut Zaire hutan ini bermasalah. Pertanyaan entah harus percaya atau tidak,yang terpenting hutan itu hidup!.
  "Kita cari dimana?"tanya Nando yang membuka Pembicaraan.
  "Kita Cari tau dulu" ucap Zaire yang melihat hutan itu.
  Zaire terus menatab Hutan itu,entah mengapa ia tersihir dengan penampakan hutan itu,tubuhnya mulai tak bisa bergerak,bayangannya mulai kemana mana,entah sekarang ia tak tau harus berbuat apa. Zaire membuka kedua matanya melihat seorang berbaju merah di hadapan, berwajah cantik. Perempuan itu mulai mendekati tubuh Zaire,Berwajah tak fameliar! itulah yang dipikirkan Zaire.
  "Ratih?" Ucap Zaire yang melihat perempuan di hadapannya adalah Ratih.
  "Makasih Udah Mau cari tau" ucap Ratih yang memberikan senyumannya kepada Zaire.
  "aku gak ngerti,aku seperti Orang yang kerasukan aja,kesana kemari firasat aku selalu buruk" gumam Zaire bingung.
  "Aku Nemu orang kayak kamu susah Zai"
  "Maksudnya??"
  "Lanjutin,Jika Kamu melanjutkan,kamu akan tau akhir dari cerita ini" ucap Ratih yang mulai menghilang.
  "Tapi,Ratih!Ratihh"
   "Ratihhhhh"Teriak Zaire yang terbangun dari ketidak sadarannya.
   "Zai lo kenapa??"tanya Nando yang mendekati Zaire.
  "aku ketemu Retihh"
  "Siapa dia??"
  "aku juga gak tau Nan aku tu kadang gak ngerti sama hidup aku yang kayak gini"ucap Zaire bingung.
  "Okeee jadi sekarang kita mau kemana??" tanya Nando.
  "Kita ketempat warga sekitar sini"
  "ayo"
  Zaire dan Nando langsung segera menuju desa warga sekitar hutan itu, walau ada atau tidak informasi dan petunjuk mereka harus tetap di sana untuk mencari informasi yang ada. Nando mematikan mesin motornya begitu juga dengan Zaire yang turun dari motor besar Nando dan melepaskan helm nya. Padangan Zaire kinu melihat sekitar pedesaan, ramai itulah yang dipikirkan Zaire.
  "Zai kita cari dimana?" tanya Nando yang melepaskn helmnya.
  "kamu liat Nan disitu ada Bapak bapak??"tunjuk Zaire kepada bapak bapak yang sedang memotong rumput halaman rumahnya.
  "Iya kenapa??"
  "Kita tanya Bapak itu" ucap Zaire yang mulai pergi menghampiri Bapak itu disusul dengan Nando yang ada di belakangnya.
  "Permisi pakk"sapa Zaire.
  "Ehh iya Neng ,ada apa??"tanya bapak itu yang menoleh Kepada Zaire.
  "Saya Zaire Dan ini temen saya Nando"
  "Oh ya,saya Pak Pandu,Ada apa neng??"
  "Mau Nanya boleh pakk?"
  "Aduhh boleh aja neng,masuk dulu yukk,pasti dari jauhkan??"tebak pak Pandu.
  "Injih pak"
  "Mangga Atuh neng, mas "Ajak Pak Pandu yang mulai masuk di susul dengan Nando dan Zaire.
  "mangga duduk dulu"
  "Makasih pakk"
  "Rara tolong buatin minum dua"teriak pak Pandu
  "Siap pak"Jawab Rara Anak pak Pandu
  "Ada Apa yah?"
  "Jadi Kejadian Di Hutan Sebelah pak,Saya mau Nanyak"
  "Boleh ada apa??"
  "Juru kunci dari hutan itu siapa pak?" tanya Nando pada intinya
  "Setau bapak sihh pak Rama wiranggono,"
  "Rumahnya dimana pak?"
  "Gak Jauh dari sini neng"
  "Bisa tolong antar saya pakk??"
  "Bapak gak bisa neng Bapak masih selesain kerjaan bapak lagi,tapi anak bapak Rara bisa  neng, bagaimana?"
  "Boleh aja pakk"Angguk Zaire tersenyum.
  "ini silahkan di minum" Ucap Rara yang meletakkan Senampan yang berisi tiga gelas dengan teh hangat.
  "Makasih"
  "Rara nanti anterin mereka ke rumah pak Rama ya"
  " ya pak"
  "diminum dulu" ucap Pak Pandu yang diangguki Zaire.
  "Makasih pakk" ucap Zaire dan Nando yang meminum segelas teh hangat yang sudah di siapkan tadi.
  "O iya bapak mau nanya ada apa kalian mencari pak Rama??" tanya pak Pandu.
  "Jadi beberapa Minggu lalu sekolah kita berkemah di hutan itu,dan saat pulang salah satu teman kita jiwanya terperangkap di hutan itu dan kami juga berhasil menjemput teman kita"
  "tunggu tunggu,kalian menjemput teman kalian di alam hutan itu??"
  "iya pakk"
  "Bagaimana bisa??,teman Bapak saja seorang paranormal tidak bisa"
  "Kalau saya dengar cuman Orang tertentu saja yang bisa,maka dari itu saya kesini untuk Mencari tau tentang asal mula hutan itu"
  "Kamu indigo??'Tebak Rara.
  "Iya,Kamu kok tau??"heran Zaire.
  "Saya juga indigo Kak"Ucap Rara.
  "Oya??Wahh sama kita"
  "Cuman Orang indigo saja Yang pernah Ketemu sama Ratih"Ucap Rara dengan senyumnya
  "Ratih??"tanya ulang Zaire.
  "Saya tau,Kamu pernah Ketemu Ratihkan??" tebak Rara Sekali lagi.
  "Pernah,Dia selalu berkomunikasi sama aku,tapi aku gak ngerti bahasanya"
  "sama kak,Aku juga"
  "Kenapa kamu tau kalau aku pernah bertemu Ratih??"Tanya Zaire heran.
  "Energi Ratih Nempel di tubuh kakak"
  "Apa???jadi aku di ikutin gitu??"terkejut Zaire.
  "Bisa gitu"
  "Tapi Kaitannya sama aku apasihh??aku gak ngerti" ucap Zaire yang mengacak rambut Frustasi.
  "Aku juga gak faham kakkk"
  "Indigo saja??"tanya pak Pandu.
  "Ada alasannya Zai pasti"Ucap Nando.
  "Mungkinn"
  "Jadi kapan mau ketempat Pak Rama?"tanya Rara yang mengalihkan pembicaraan.
  "Sekarang?"Tanya Nando
  "Ayoo"angguk Zaire yang bangkit dari tempat duduk nya disusul dengan yang lainnya.
  "Rara Antar mereka ya"Ucap Pak pandu
  "Oke pakk"
  "yukk Kakkk"Ucap Rara yang mulai berjalan keluar rumah
  "Permisi pak"Pamit Zaire
  "saya Titip motor pak di depan"
  "Siapp Den"
  Zaire berjalan menulusuri jalan beraspal di Pedesaan itu bersama Nando  dan Rara berjalan menuju Rumah Pak Rama,Sebenarnya Zaire tak mau untuk menyelidik semua ini,tapi ya sudah untuk kebaikan angkatan selanjutnya,takut jika kejadian terulang lagi.
  "Kakak Pacaran??"Tanya Rara polos.
  "Enggak"Geleng Zaire cepat sedangkan Nando terdiam menatab heran Rara.
  "Rara gak yakin"
  "lo kelas berapa sih ra??'tanya Nando mengalihkan pembicaraannya.
  "Kelass 9"
  "Pantes aja Masihh polos"Ujar Nando,sedangkan Rara meringis tanpa Dosa.
  "Kakk Zai,Rara pangil kakak Teteh boleh gak?"Tanya Rara yang menatab Zaire memohon.
  "Bolehh Kokk"
  "Thank You tehh"Jawab Rara Senang,sedangkan Zaire memberikan senyum manis kepada Rara yang membuat Nando yang ada disampingnya Menatab lekat Zaire yang ada disampingnya itu.
  "Ini tehh rumahnya"Ucap Rara yang menunjukan rumah milik pak Rama.
  "Gue merinding Zai" bisik Nando kepada Zaire.
  "jangan ngaco deh Nan"geleng Zaire.
  "Masukk yukk tehh" Ajak Rara yang menggandeng tangan Zaire, sedangkan Nando mengikut di belakang saja.
  "Permisi pakk" saalam Rara sambil mengetuk pintu rumah pak Rama.
  "Permisi"
  Tak lama pintu pun tebuka terlihat laki laki tua yang memakai baju Seadanya yang menatab Heran kehadiran Zaire dan Nando,siapa lagi kalau bukan pak Rama juru kunci hutan itu.
  "Siapa??'Tajam Pak Rama melihat kedatangan Rara, Zaire dan Nando
  "Rara om"Ucap Rara tak suka,bukan tak suka melihatnya namun tak suka melihat pak Rama yang menatapnya tajam.
  "saya tau kalau kamu Rara"geleng heran Pak Rama.
  "Kenalin saya Zaire pak,ini Nando teman saya"Sapa zaire sopan.
  "Pernah Kehutan itu??"tanya Pak Rama was was.
  "Iya pak"
  "Anda Mau cari tau tentang hutan itu??"tebak pak Rama.
  "Benar pakk"angguk Zaire
  "Murid SMA Abadi??"
  "Injih Pakk"
  "Segera pulang,masih jam pelajaran,Atau bapak telepon guru kalian di sekolah"Ancam  pak Rama.
  "tapi Saya udah jauh jauh pak"ucap Nando tak terima.
  "Bapak tau,tapi Kalian Harus patuhh kepada sekolah!!"ucap pak Rama yang mulai Menutub Pintunya meninggalkan Zaire, N.ando dan Rara yang mentab jengkel pak Rama
  "Pakk tapi saya udah kesini jauh jauh" teriak Zaire
  "Kalian pulangg!, atau bapak lapor kepada sekolah jika kalian bolos!" ancam Pak Rama,mau tak mau Zaire dan Nando pulang mematuhi Pak Rama, atau hari senin Nanti mereka akan di hukum.
  "Zai pulang aja" ucap Nando yang mulai membalikkan badannya. "tadi gue pamit kesekolah acara keluarga ,kalau kenyataan disini Kita sama aja berbohong Zai" Ucap Nando pasrah.
  "Pulang Aja teh"Ajak Rara yang menggandeng tangan Zaire,mau tak mau Zaire menuruti.
  Mereka pun segera kembali menuju rumah Rara,Zaire dan Nando tak mampir dulu ke rumah Rara karna dia harus pulang, dan perjalan cukup Panjang Yang nanti dilalui mereka. Nando melajukan motor besarnya sedangkan Zaire terdiam duduk di belakang,dia sangat tak suka dengan pak rama,sudah jauh jauh datang kesana namun sesaat sampai di sana mereka di suruh pulang. Jika kalian seperti Zaire,Apa kalian pulang atau tetep disana?.
  Setengah jam Zaire terduduk di motor Nando, yang dia rasakan sekarang adalah rasa pega!, kalian tau montor ninja?,ya seperti itulah yang diboncengnya. Zaire memperhatikan jalan Bandung yang cukup sepi , jalan kali ini berbeda dengan jalan tadi, jalan ini sepi tapi tak sesepi sekarang. Kedua mata Zaire tak bisa berkedip melihat perempuan bebaju merah di jalan dengan arus yang berbeda, merasa kedua matanya fameliar melihat perempuan itu, Zaire pun menyuruh Nando menghentikan motornya tepat di perempuan itu.
  "Ratih" panggil Zaire kepada perempuan yang ada di tengah jalan itu dan segera menghampirinya.
  "Zai, gak ada siapa siapa" panggil Nando heran pasalnya dia tak melihat siapa siapa.
  "Ratihh" ucap Zaire yang melihat Ratih yang menunjukkan bagian jalan di sampingnya, memang Zaire pernah melihat jalan ini,ya benar ini jalan dimana Ratih terjatuh di angkot itu.
  "Kamu faham??"ujar Ratih.
  "aku faham jadi kamu meninggal disini kan?di geret oleh preman itu"
  "Bantu aku untuk cari pelakunya"Mohon Ratih.
  "Kamu tau Ratih,Aku punya urusan Sama hutan itu!!"tolak Zaire.
  "Kumohon,Cari tau"Mohon Ratih yang membuat Zaire.menghembuskan nafas berat.
  "Oke!"singkat zaire
  "Makasih"Ucap Ratih yang mulai nenghilang.
  "Zai ?lo kenapa??"tanya Nando yang menghampiri Zaire.
  "Besok Liburkan??"
  "Iya"
  "Kita akan mulai selidiki kembali" ujar Zaire sedangkan Nando mengagguk saja.
  Nando melajukan Motornya bersama Zaire di belakang yang terdiam memikirkan Dua Situasi ini,situasi hutan itu dan situasi Ratihh,Sangattt Kacau!. Sesampai di rumah Zaire turun dari motor besar milik Nando,ya kini mereka sudah sampai di rumah Zaire setelah satu jam lamanya melakukan perjalanan.
  "Mampir enggak Nan?" tawar Zaire yang melepaskan helm montornya.
  "duluan aja Zai" ujar Nando yang kembali menyalakan mesin motornya.
  "Makasih Nan"
  Setelah melihat tubuh Nando yang sudah tak terlihat lagi,mau tak mau zaire masuk kedalam rumahnya itu
  Ceklek
  Suara pintu terbuka, Zaire melihat dua laki laki yang sedang terduduk di sofa tak lupa dengan tv menyala dengan suara yang begitu keras dan dengan makanan di mana mana, yang membuat Zaire geram seketika.
  "Kak Gatra Kak Alan"Geram Zaire nelihat kedua kakaknya itu dengan santai terduduk di sofa sedangkan ruangan itu berserakan seperti kapal pecah.
  "dekk gak usah triak triak,gue gak budekk" tajam Gatra.
  "bersihin!"Ujar Zaire geram
  "Nanti dekkk"
  "Bunda pulang sekarang kakk"Ujar zaire menakut nakutti.
  "Lahh Gak Takut"ujar Gatra dan Alan yang menjulurkan lidahnya.
"Kak"teriak Zaire sebal.
  "Apa Ini?"Sahut Perempuan paruh baya yang tiba tiba datang di ruang keluarga itu sambil membawa sapu di tanganya.
  "Bundaa"Ucap zaire terkejut melihat Arisa yang baru saja datang di ruangan itu.
  "Ngapain pulang terlambat??"tanya Arisa tajam.
  "Bunda pulang??"tanya Zaire yang mengalihkan pembicaraan.
  "Dari jam sepuluh" singkat Arisa"Ngapain pulang terlambat??"sambung Arisa tajam.
  "Itu Vun zai-"
  "Bolos Bunda"sambung Gatra tanpa dosa.
  "Mau jadi apa Kamu??"Ujar Arisa yang menujuk wajah Zaire dengan sapunya.
  Zaure menghembuskan nafas berat, dengan malas diapun berjalan menuju kamarnya tak mempedulikan ocehan Arisa itu. Zaire menutub pintunya ia sangat tau jika bundanya itu pasti sedang marah besar kepadanya, Namun zaire juga tau jika marah Arisa tak Akan Lama mungkin 5 menit saja. Zaire merebahkan tubuhnya di kasurnya, tatapannya mengarah pada dinding langit langit kamarnya, terdiam memikirkan hal yang sekarang membuatnya bingung.
  "Apa Ratih sama Arumi ada hubungannya??"Fikir Zaire.
  Ceklek
  Pintu kamar Zaire terbuka memperlihatkan dua laki laki yang selalu dia benci setiap harinya bahkan setiap waktu,Namun kedua mata Zaire merlihat sekantong plastik berisi empat kotak pizza mungkin lebih di tangan mereka yang membuat Zaire tersenyum melebar.
  "Apa?Liat pertama gue sebell,setelah liat nihh Kantong plastikk,senyum lo kok gak di kondisikan??"sindir Gatra sebal.
  "Laper" senyum Zaire.
  "dasar Adek Laknat" sinis Gatra yang mulai mendekati Zaire.
  "Lohh Kakk Alan Bawa Carpet kenapa??" tanya zaire heran melihat tangan kanan Alan Membawa sekantong Plastik entah berisi apa,sedangkan tangan kirinya membawa carpet.
  "Camping"jawab Alan yang mulai memasang carpetnya di lantai kamar Zaire.
  "Loh loh,mau ngapain ini"heran Zaire melihat Gatra dan Alan bersiap duduk di bawah.
  "Kata bunda Berbagi!!" ujar Alan dan Gatra bersama.
  "Kenapa di kamar Zai?"
  "Bunda yang suruh zai"Lengos Gatra tak suka.
  "Jadi,kalian di marahin bunda kalau gak berbagi makanan ini??"
  "tuhh tauu"
  "Cepatt Duduk di bawahh,gue laper zai"Ujar Alan yang mulai membuka Sekantong plastik berisi 5 kotak Berisi Nasi Geprek.
  Gatra dan Alan membagikan Makanannya,namun herannya Zaire merasa sebal katna dirinya selalu sedikit dalam pembagiam Kaum Lapar ini.
  "Kakk Gatra sama Kakk Alan ,kok 2 kotak Nasi geprek sihh,Zaire kokk Cuman 1"Sebal zaire melihat 2 kotak geprek di hadapan Alan dab Gatra sedangkan Zaire hanya satu saja.
  "perut lo kecil zai"Ujar Alan Santai.
  "Lohh tapi kann zaire laper"sebal Zaire.
  "Lo liat ada pizza zai"ujar Alan yang menunjukkan enam kotak di pizza di tengah tengah mereka
  "Ya kamu tu kakk sebenernya nga-"
  "udahh diemm,Perut lo tu kecill,untung aja kita baikk,kalau gakk ni makanan Gue sama Gatra bawak kabur"Ujar Alan tak mau kalah
  "Makann nihhh"Ujar Zaire sebal yang membawa sekotak pizza Dan Geprek,dan lalu pergi dari kamarnya.
  "Rejeki Anak Ganteng"
  Zaire duduk di sofa ruang tamu,dia sangat sebal dengan kedua kakak jadi jadian itu,jika dirinya tak bersabar Zaire pastikan mereka sudah babak belur di tangan zaire,mungkin.
  "kamu marah sama kakak kamu zai??"Ujar Niken yang tiba tiba duduk disamping Zaire
  "astaga Niken bikin kaget benerr!!"Sebal zaire,dia sangat terkejut dengan keberadaan Niken tiba tiba ini.
  "Sorry"
  "Gak papa"
  "Marahh??"
  "Menurutmu.."
  "Yess"
  "Tau!"
  "Udahh Kali marahnya Zai"
  "Gimana marah,kalau tu anak nyebelin"
  "Entar pergi kangen Lagi" goda Niiken
  "Nikennnnn"Sebal Zaire,mau tak Niken pergi dari hadapan zaire Kalau berlama lama mungkin Zaire akan lebih marah lagi.
  "Marahh Kenapa??"tanya perempuan yang mulai mendekati Zaire.
  "Bunda"
  "Kenapa gak terima geprek nya cuman sekotak"tanya Arisa yang duduk di samping Zaire
  "IYA"
  "Bunda yang pesenin"
  "Bundaaa"
  "Makan Atau bunda makan"ujar Arisa yang melirik Seketika Geprek dan Pizza di atas meja di hadapannya,mau tak mau Zaire membuka nya dengan malas,atau tidak Sore ini dia tidak akan makan.

INDIGO GIRL [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang