Vote+coment
***
Tepat pukul 19.30 setelah makan malam selesai, semua berkumpul di depan ruang panitia untuk mempersiapkan acara selanjutnya yaitu api unggun. Begitu juga dengan Vanes yang sudah sembuh, dia sekarang sedang duduk di samping Zaire dan Nando menatap bulan di langit. Pemandangan itu adalah kesukaan Vanes dari dulu.
"Masih sakit?" tanya Zaire kepada Vanes.
Vanes menggeleng pelan sebagai jawabannya. Sebenarnya perutnya masih sakit, namun dia harus berbohong agar teman temannya tidak mengkhawatirkannya."Ches, udah mendingan kan?" tanya Zaire kepada Chesi yang sendari tadi terdiam saja.
"Udah gak papa," jawab Chesi yang diangguki Zaire.
Bulu kuduk Zaire berdiri seketika sambil menatap hutan di sekelilingnya. Entah mengapa kepalanya seketika pusing merasakan energi yang besar di sekitarnya itu. Tak lama kemudian badan Zaire mulai lemas, Nando yang melihat keadaan Zaire langsung memijat kepala Zaire.
"lo gak papa Zai?" tanya Nando.
Namun belum saja Zaire menjawab ucapan Nando, Zaire mulai menutup kedua matanya, kesadarannya mulai hilang seketika.
Kini Zaire mendengar suara teriakan orang sangat yang sangat fameliar sekali di telinganya dan membuat Zaire membuka kedua matanya menatap sekitarnya yang sekarang dirinya berada di tengah tengah hutan. Namun beberapa detik kemudian kedua matanya membulat melihat Chesi yang tak jauh darinya dengan berteriak meminta tolong pada sekitarnya.
"CHESI!" teriak Zaire yang sontak terbangun dari ketidak sadarannya yang kini tubuhnya berada di pangkuan Nando.
"Zai lo kenapa?" tanya Nando menatap Zaire kebingungan.
Zaire mulai duduk kembali ditempat duduk semulanya, tatapannya kini terarah pada Chesi yang sedang menatabnya datar.
"Kenapa lo manggil gue?" tanya Chesi. Zaire yang mendengarnya langsung menggeleng pelan."Maaf gue ngigau mungkin," ucap Zaire tersenyum kikuk menatap Chesi.
Chesi tak menanggapi ucapan Zaire, malah dia kembali terdiam sambil menatap api unggun yang sudah menyala.
Sepuluh menit kemudian panitia memulai acara pada malam hari ini. Acara pertama kali ini, panitia menyuruh seluruh siswa-siswi menyanyikan lagu di sekitar api unggun, lalu acara kedua yaitu menonton film hingga pukul 22.00.
Suasana acara itu sangat semarak. Seluruh siswa-siswi di bumi perkemahan berteriak kegirangan saat salah satu panitia memberikan pantun kepada mereka.
Zaire sendiri dia tersenyum menatap Chesi yang berhasil tertawa dengan pantun yang dilontarkan panitia tersebut. Kini Zaire hanya bisa berdoa agar firasat buruknya tetang pagi mendatang nanti tidak akan terjadi.
***
Satu jam setelah acara selesai.
Zaire sedang berjalan di tengah-tengah hutan. Dia merasa heran sendiri pasalnya yang dia ingat tetakhir kali dia tertidur di tenda setelah selesai menonton film itu, lalu kenapa dia sekarang bisa disini?
"Apa ini penglihatan?" gumam Zaire menatap sekitarnya dan berjalan mengelilingi hutan ini.Namum saat berkeliling hutan ini, langkah Zaire berhenti saat melihat hantu noni belanda itu yang berdiri tak jauh darinya.
"Tidak ada jalan keluar untukmu!" ucap Noni Belanda tersebut yang membuat Zaire memundurkan langkahnya.
Perlahan Noni Belanda itu mendekati Zaire, namun lama lama Noni itu berlari menuju Zaire yang membuat Zaire berlari menjauhi Noni itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO GIRL [Segera Terbit]
Terror[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] [SEDANG DI REVISI] "MEREKA" Kenal dengan seorang indigo? Dia adalah manusia yang diciptakan berbeda oleh Tuhan. Manusia yang mempunyai kelebihan yang dapat melihat makhluk Akstral. Kemampuan yang sifatnya spesial, tidak...