Tap bintang
***
Bell istirahat berbunyi, seperti biasa Murid SMA Abadi Keluar dari kelas untuk pergi ke rumah kedua mereka yaitu kantin, namun tidak untuk Zaire dan Nando yang ingin ke kantor guru. "Jadi Zai??"tanya Nando yang menghampiri Zaire.
"Yuk" ucap zaire yang mulai berdiri dari bangkunya.
"hehhh mau kemana kalian berdua?" tanya Vanes heran.
"Ada perlu" dingin Nando.
"Hidihhh,jangan pacaran Bang" ucap Vanes yang mengeleng geleng kepalanya.
"yukk Zai biarin orang gila" ucap Nando yang menggeret tangan Zaire dan pergi dari hadapan Vanes.
"Nando!!" teriak Vanes sebal.
Tatapan Murid dikoridor sekolah tak pernah teralih dari Nando, namun herannya lagi Zaire juga di sampingnya membuat siswi di koridor tak bisa melakukan tatapan benci kepada Zaire.
"Gakk usah di liat" ucap Nando.
"Gimana gak bisa liat,seluruh sekolah liatin "sebal Zaire.
"lo tau kan orang iri selalu di kayak gitu"ucap Nando.
"Mungkin"
"Biarin mereka iri,ini jalan umum bukan jalan mereka"
Zaire berjalan masuk menuju kantor kepala sekolah, begitu juga dengan Nando yang berada di samping Zaire, Mereka mencari keadaan Pak Ridwan kepala sekolah SMA Abadi, pandangan mereka terhenti melihat pak Ridwan yang sedang duduk berkutit pada lebtob di meja kepala sekolah, dengan cepat Zaire dan Nando berjalan menuju Pak Ridwan.
"permisi pak"sapa Nando, Zaire Ramah.
"Ohh iya ada apa kalian?"tanya pak Ridwan.
"Bolehh Nanya pakk??"ucap Nando sopan.
"Bolehh dong,silahkan duduk dulu" Ucap Pak Ridwan, yang membuat Zaire dan Nando duduk dibangku tak jauh darinya."Ada apa??"tanya Pak Ridwan.
"Gini pakk,intinya saja,kenapa sekolah kita Tidak mengganti Bumi Perkemahan dari dulu" tanya Nando pada intinya.
"Boleh keluar,bapak ada urusan"ucap Pak Ridwan yang bangkit berdiri dan mulai berjalan keluar.
"Tapi pakk,bapak gak boleh gini dong,sekolah Kita satu tahun sekali selalu ada korban kan pak??"
"Jelaskan Pak"ucap Zaire yang membuat langkah kaki Pak Ridwan berhenti.
"Mending kalian ke kantin, bentar lagi masuk, kalian tidak makan?" ucap pak Ridwan mengalihkan pembicaraan.
"jangan Egois pak,Kasian murid sini setiap taun jadi korban"tajam Zaire.
"Kasih penjelasan Pak!"tambah Nando.
"Pliase pakk,disini kita mau bantu"mohon Zaire.
"Bantu apa kamu?,masalah gaib??gak bisa!!" tajam pak Ridwan.
"Bisa pak,buktinya teman Kami Chesi korban dari hutan itu bisa kembali" tajam Zaire tak mau kalah,dia hanya tak mau ada korban berikutnya setelah ini.
"Pliase pakkk"mohon Nando.
"Baiklahhh,duduk kembali"ucap Pak Ridwan pasrah. "Jadi pertama pihak sekolah meminta maaf terlebih dahulu" ucap Pak Ridwan yang diangguki oleh Nando dan Zaire. "Jadi Bumi perkemahan itu milik Sekolah Kita, namun sekolah kita menutubpinya"
"Lahh Kenapa pak??"tanya Heran Nando.
"Tragedi tragedi selalu ada setelah samua orang memasukinya,namun bapak hanya tau tentang itu,karna bapak hanya cuman promosi saja dan bapak juga adalah kepala sekolah baru,bapak lakukan itu supaya Bumi perkemahan Sekolah kita tidak di tutup oleh pemerintah"
"Tapi kenapa pak??"
"saya tidak tau,kalau kalian mau tau silahkan datangi juru kuncinya" ucap pak Ridwan yang berdiri,berjalan menuju pintu keluar.
"juru kunci??"tanya ulang Zaire.
"Benar!!"
"Siapa pakk??"ucap Zaire yang berjalan menunju pak Ridwan.
"Bapak Tidak tau!!Silahkan keluar waktu istirahat tinggal 10 menit"ucap pak Ridwan yang membuka pintu keluar.
"Tapi pakk sa-"
"Keluar!!"tajam pak Ridwan mau tak mau Zaire dan Nando keluar meninggalkan Kantor Kepala sekolah.
"Jadi gimana sekarang Zai??"tanya Nando yang berjalan menulusuri Koridor sekolah bersama Zaire.
"Ya mau gak mau kita cari juru kuncinya"
"Nahh caranya??"
"Perpustakaan"
"Hahh??maksudnya??"
"iya mau gak mau kita cari asal mula, kenapa hutan itu bisa seperti itu!!"
"Caranya??"
"Kita cari Ke perpustakaan sekolah, aku yakin ada petunjuk disana"
"Baiklah ayok"
Zaire dan Nando masuk kedalam perpustakaan sekolah, seperti biasa Keadaan perpustakaan hening seperti perpustakaan dimana mana,Zaire berjalan menuju rak buku sejarah bersama Nando mungkin Firasatnya ada benarnya juga.
"Lo yakin sama firasat lo kalau ada petunjuk di sini?"
"Kita cari dulu"ucap Zaire yang dianghuki Nando, "Nan kamu rasain enggak ni disini energinya panas??"tanya zaire sembari mengipas ipaskan tangannya.
"Gakk biasa aja,malah tu di atas ada AC"ucap Nando yang menunjukkan AC tepat diatas mereka.
"Bener juga,tapi- aaaa"teriak Zaire yang melihat penampakan tak jauh dari mereka,perempuan berbaju putih,rambut sebahu,dengan darah yang terus mengalir di kepala.
"Ada apa Zai??"tanya Nando heran pasalnya dia tak melihat apa apa.
"Pergi ayo Nan" ucap Zaire yang menggeret tangan Nando dan pergi tempat iyu.
"tapi Zai kita belum nemu petunjuk"
"Firasat ku buruk" ucap Zaire sambil menoleh Wajah Nando yang keheranan.
Brukk
Zaire menabrak laki laki yang sedang membawa buku, belum saja Zaire menoleh siapa laki laki itu namun dia sudah mengulurkan tangannya untuk Zaire ,mau tak mau zaire menerima uluran tangan itu, dan mulai bangun.
"Maka- Kakk Gatra??" Terkejut Zaire setelah menoleh siapa laki laki itu, yang tak lain dia adalah Gatra kakak kandung Zaire.
"Hidih,hidihh kenall cepet jugaa lo zai"Ucap Alan yang berada di belakang Gatra membuat Nando mengerutkan alisnya bingung apa hubungan mereka berdua ini
"Apaan sihh Kak Alann" Cemberut Zaire,kin dia benar benar lupa jika Nando berada di belakangnya.
"Sabarr Anak Bunda!!" Ucap Gatra yang mengacak ngacak gemas rambut Zaire.
"Zai??Lo kenal Dia??"Tanya Nando yang membuat Zaire terdiam membeku ditempat,dia sangat lupa jika Nando yang berada di belakangnya sendari tadi.
"Weii,mana ada Zaire gak kenal Gatra dia kan Adi-mphhh" Zaire membengkam cepat mulut Alan sebelum Alan Mengatakan Kejujurannya..
"Ahhw enggak,dia kemarin Nga-"
"Kakak Adik??"Tanya Nando memastikan.
"Enggak Enggak kokk" elak Zaire cepat.
"Tapi mirip Zai kamu sama Kakk Gatra"Ucap Nando yang fokus mengamati wajah Nando dan Zaire bergantian.
"Awwh Enggaklah Nan,Gue aja Kenal Dia baru aja"tolakk Zaire.
"Ngaku Aja lo Zai"Ujar Alan keceplosan pasalnya Alan tak suka yang namanya berbohong,sedangkan Nando Menatab Zaire tajam.
"Okeee,Gue Zaire ngaku,kalau Kakk Gatra ini Kakak gue"Pasrah Zaire,ia tak bisa berlama lama membohongin semua ini dari Nando.
"Sudah Ku duga"Ucap Nando yang mulai duduk Di kursi sampingnya.
"Kamu Udah tau??"Tanya Zaire
"Perusahaan Mama lo re temenan sama Perusahaan Papa gue"ucap Nando.
"lo tau dari mana??"tanya Zaire heran dan duduk di samping Nando sedangkan Gatra dan Alan duduk mulai duduk mengikuti Zaire.
"Gue penerus perusahaan Keluarga Papa Gue"
"Jadi lo tau sejak kpn??"tanya Zaire.
"Sejakk kakak lo pindah di sini,Ya sebelum itu sih Papa gue bilang kalau Temennya papa Anak dari keluarga Geusan sekolah di sekolah gue,Mulai Itu gue cari tau tapi gak ada,Yaudah gue nyerah,tapi pas Kakak Lo itu dateng ke sini gue mulai cari tau,dan bener lo Anak dari Keluarga Geusan" jelas Nan
"Nan jangan Kasih tau yang lainnya yha"mohon zaire
"Knapa Zai?"tanya Nando heran.
"aku gak mau aja"geleng Zaire.
"Yaudah,okee"angguk Nando setuju.
"Ekhemmm"Dehem Gatra yang membuat Zaire dan Nando memalingkan pandangannya Ke Gatra.
"Kenalin Gue Faselius Gatra Geusan"Ucap Gatra memperkenalkan dirinya.
"Iya kakk,gue Anando Jousen"
"Gue kenal Banget lo"Ucap Gatra yang diangguki oleh Nando.
"Kenalin Gue Alan,Calon Pacarnya Zaire!!"Tajam Alan,sedangkan Nando terdiam tak percaya.
"Ngaco!"Tajam Zaire.
"Hahahha Ngambekk,Ya Enggak lah ndo Sante aja"ucap Alan yang menepuk pundak Nando dari belakang
"Temen gue lagi sinting"Geleng Heran Gatra.
"Kalian berdua nagapain Di perpus??"tanya Alan yang kembali duduk di bangkunya tadi.
"Cari petunjuk"Jawab Zaire.
"Hedaii,petunjuk apa sihh??"heran Gatra.
"Petunjuk Hutan yang kemarin Zai Campingin"
"Apa Sihh,Lo mau petujuk apa sihh??"
"Asal mula"
"Mending lo datengin aja juru kuncinya"
"Masalahnya itu kakkk!, aku gak juru kuncinya"
"Trus ngapain di perpus"tanya Gatra ulang.
"Well kakkk aku udah bIlang aku punya firasat dan firasat aku disini!!"
"Gak Usah ngegas dek"goda Gatra.
"Udah Enggak!!"
"Permisi,Tadi yang cari buku sejarah bagian Kota bandung siapa??"tanya Bu Yuli Penjaga Perpustakaan.
"Saya bu"Ucap Alan yang mulai mendekati Bu Yuli, dan mrngambil buku itu.
"Ihh Kakk Alan dari dulu gk berubah"Geleng heran Zaire pasalnya Alan sangat menyukai tentang sejarah dari dulu, hingga sekarang.
"Lan lo Gak bosen apa sejarah mulu??"tanya heran Gatra yang melihat Alan Sedang membaca Buku sejarah tadi sambil duduk di bangkunya.
"Kagakkk,ini kan tanda terimakasih gue kepada para pahlawan"
"terserah kakak deh "Geleng Zaire jengah.
"lo tau kagak Indonesia pernah di jajah Negara apa Aja??"Tanya Alan menatab Gatra.
"Gue mah tau!!Kuala Lumpur toh??"Ucap Gatra Semangat.
"Parahhh bener lo tra,gak ngargai bener jasa para pahlawan,kalau misal negara indonesia Masih di jajah sampai sekarang gue ramal lo udah mati duluan trus di kepung sama sekutu"Geram Alan
"hidih,sekutu mahh takut sama gue lan"Ujar Gatra percaya diri.
"hidihh takut sama lo??Mimpi Bro!!"
"kalian berdua tu bisa diem gak?"Tajam Zaire yang membuat Gatra beralih kepada Novel nya dan Sedangkan Alan beralih pada buku sejarahnya,takutt bukan main!.
"ai lo mau cari dimana petunjuknya?" tanya Nando.
"Gak tau Nan,aku udah gak konsen"Ucap Zaire yang mulai Menidurkan kepalanya di meja dengan kedua tangan yang dia jadikan bantal.
"Yaudahh besok juga gak papa kok"Ucap Nando.
"Bandung,1986 Hutan Tritingga Yang konon Mempunyai sebuah banyak Misteri yang menjadikannya sebuah bumi perkemahan di kota bandung"ucap Alan yang terdengar di kedua telinga Zaire dan membuatnya sigap bersiap mendengarkan kelanjutannya
"Pak Rama Wiranggono dia adalah juru kunci hutan itu,sebut saja pawang dari hutan itu,Bany-"Ucap Alan yang terpotong oleh perkataan Zaire.
"Pak Rama Wiranggono??Juru Kunci Hutan itu?"tanya Ulang Zaire.
"lo tau re??"tanya Nando
"Bentar,Kakkk Alan Ada Alamat rumahnya Enggak?"tanya Zaire,sedangkan Alan langsung beralih menuju kebubukunya.
"Gakk Ada Zai"geleng Alan.
"Ayo Nann"ucap Zaire berdiri sambil menggeret tangan Nando pergi dari perpustakaan.
"Mau kemana Zai??"tanya Gatra heran melihat tingkah dadakan adik satunya itu.
"Pergi dari hidop lo kakk"Balas Nando jahil yang membuat Gatra Mendengus kesal.
Zaire berjalan menulusuri kiridor sekolah bersama Nando yang masih menggeret tangannya,banya tatapan benci yang melihat Zaire dengan Nando,tapi kali ini zaire hiraukan. Zaire masuk ke kelasnya bersama Nando dan berjalan menuju bangku Zaire mengambil tasnya.
"Mau kemana??"bingung Nando
"Gue mau cari tau!!"
"lo mau dateng kehutan Itu?"tanya Nando memastikan.
"Iya Nann"angguk Zaire.
"Gue ikuttt"ucap Nando yang menuju bangkunya dan mengammbil tasnya.
"Yukkk"Ucap Zaire yang bergegas keluar dari kelas dususul Nando dibelakangnya.
"Woiiii mau kemana??"Teriak seseorang yang membuat Zaire dan Nando mengehentikan langkahnya.
"Ada Acara!!"Tajam Nando
"idihhh Santai Bang" Geleng Vanes.
"Gue Ikut!!"
"Gak bolehh!!"tajam Nando yang mulai pergi dari hadapan Vanes
"Gue herann Kejem banget Bang Nando Hari ini" ucap Vanrs yang kemudian masuk kedalam kelas.
Setelah berpamitan Kepada guru Zaire dan Nando berjalan Menuju Parkiran dimana Motor Nando tetparkir.
"kamu tadi pamit apa sama Pak Anton?"tanya Zaire yang mulai mengenakan helm nya.
"Gue bilang ada urusan"
"percaya?"
"lo tau kan gue itu orang paling dipercaya guru?ya jelas percaya dong guru guru"
"Ya terserah kamu" Pasrah Zaire yang mulai mununggangi motor besar Milik Nando.
Nando menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, butuh waktu satu jam lebih untuk sampai di hutan itu, yang membuat zaire merasa pegal duduk terus di motor Nando.
"Berhenti Nan" teriak Zaire setelah melihat seorang perempuan berbaju merah yang menyebrang Jalan, yang hampir saja tertabrak oleh mottor Nando.
Cittt
Suara decitan motor yang berasal dari motor Nando yang membuat mendadak motornya berhenti di tengah jalan.
"Kenapa Zai"tanya Nando heran.
"kamu gak liat Nan, kamu hampir aja nabrak Perempuan!"
"Mana Zai?Gak Ada??"tanya Nando.
"Bener Nan,Tadi ada!"
"Tapi nyatanya Gak Ada Zai, kedua mata gue gak liatt!!"
"Yaudah lanjut"ucap Zaire pasrah, mungkin fia hanya salah liat saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO GIRL [Segera Terbit]
Terror[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] [SEDANG DI REVISI] "MEREKA" Kenal dengan seorang indigo? Dia adalah manusia yang diciptakan berbeda oleh Tuhan. Manusia yang mempunyai kelebihan yang dapat melihat makhluk Akstral. Kemampuan yang sifatnya spesial, tidak...