30. Ratih?

2.7K 316 6
                                    

Tap bintang

***

"Mam Nando Pamit,mau ketempat zaire" Ujar Nando yang menyalimi Tangan Rana Ibu dari Nando.
  "Pagi amatt"Ujar Rana tersenyum.
  "Harus pagi"
  "Yaudah Sana"Ujar Rana, yang membuat Nando pun segere keluar dari Rumahnya menuju mobinya yang terpatkir di halaman depan.
  Nando melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang butuh 20 menit dirinya bisa sampai rumah Zaire, Jalanan kota Bandung begitu sepi wajar karna masih jam 6 pagi. Tak Lama Nando sampai di rumah Zaire,namun kedua matanya melihat Perempuan berbaju merah di depan pagar rumah Zaire, mau tak mau Nando Keluar dari mobilnya dan menghampiri perempuan itu.
  "Mbak kenapa disini??"tanya Nando Heran.
  "Bawa ini kepada zaire"ujar Perempuan itu yang memberikan sebuah gelang di tangan Nando dan pergi begitu saja.
  "Apa Ini??"tanya Nando yang membalikkan badannya,Namun nihil tida ada siapa siapa.
  "Gelang apa ini??" Ujar Nando yang melihat gelang yang kini berada di tangannya.
  "Denn Nando yha?"tanya Satpam rumah Zaire
  "Ehh bapakk,iya ada apa??"
  "Masukk den udah di tunggu non Zaire di dalem" ujjar Satpam yang membukakan gerbang untuk Nando.
  "Iya pakk,tolong masukan mobil saya pak"Ucap Nando yang memberikan kunci mobilnya kepada satpam rumah Zaire,sedangkan Nando bergegas menuju kedalam rumah Zaire.
  "Siap den"
  Dok dok dok
  Nando mengetuk pintu depan rumah Zaire, setelah sekian lama menunggu, pintu pun terbuka, terlihat sosok laki laki berwajah biasa saja dengan tatapan tajam siapa lagi kalau bukan Alan.
  "Apa??"Sebal Alan melihat Nando di hadapannya.
  "Zaire"singkat Nando.
  "di dalem"singkat Alan
  "bole-"
  "Gue Saranin sama lo,kalau punya mata di liat,lo liat gak samping pintu ada bell??"Ujar Alan sebal.
  "Baru tau kakk"nyengir Nando tanpa dosa
  "Laknat!!"
  "ya kemarin kan gak ada"Ujar Nando yang mencari alasan.
  "Baru aja gue pasang kemarin"
  "Ya maap kalikk"
  "Masuk"Ujar Alan yang membuka lebar pintu rumahnya,sedangkan Nando masuk dan segera duduk di sofa ruang tamu.
  "Belum suruh duduk, duduk aja lo" sindir Alan, dedangkan Nando hanya bisa menyengir saja.
  "Gue berdiri nihh??"
  "Udah duduk aja" ujar laki laki yang turun dari tangga kamarnya,ya dia Gatra kakak kandung Zaire.
  "Zaire mana kakk?"tanya Nando yang melihat Gatra berjalan turun.
  "Di Kamar"Ujar Gatra yang diangguki oleh Nando saja.
  "Ehhhh Nando,Udahh makan??"tanya heboh Arisa yang keluar dari kamarnya.
  "Belum tan"geleng Nando .
  "Tante masakin yha,kamu tunggu dulu Zaire juga masih lama"
  "Gak usah tan takutnya ngrepotin"
  "Nannn,gakk ada yang ngrepotinn, lo juga laperkan??"Sindir Alan.
  "Iyasihh"
  "Tu kan,tante buatin Nasi goreng dulu"
  "Iya tan Makasih"
  Nando terdiam diri,sambil melihat gelang yang ada di tangannya,dia sangat bingung Gelang dari siapa ini?, tak lama Yang di tunggu pun akhirnya datang, Zaire turun dari tangga dan berjalan menuju Nando yang terduduk tenang di sofa ruang tamu.
  "Nan??"panggil Zaire.
  "ehh zai"Jawab Nando terkejut melihat Zaire yang sudah di hadapannya.
  "Apa itu??"tanya zaire heran yang melihat keberadaan gelang yang fameliar di matanya di pegang Nando.
  "gelang"
  "beli Nan??"
  "Bukan,gue tadi di depan pager rumah kamu di kasih gelang ini Sama perempuan,gue juga gak kenal sih"
  "Mana liat"ujar Zaire yang mengambil gelang yang di pegang Nando.
  Zaire memegang gelang itu,melihatnya dengan rasa keingintahuan,tak lama tubuh zaire mulai terdiam membeku,apa dia akan melihat masa lalu seperti waktu itu lagi?. Kedua mata Zaire terbuka melihat seorang gadis yang sedang bersenandung riang di bawah pohon belakang rumahnya, ya dia adalah Arumi. tak lama datanglah seorang laki laki yang mendekati Arumi,mau tak mau Zaire mendekati mereka dan mendengarkan perbincangan mereka.
  "Arum"panggil laki laki itu.
  "Mas Dito"peluk Arumi kepada laki laki itu.
  "Aku mau bicara sama kamu"
  "Bicara apa mas??"
  "Aku serius Arum"
  "iya mas"
  Dito pun mengeluarkan kotak merah yang ada di sakunya,dan membukanya di hadapan Arumi. "Mau Jadi pendamping hidupku arum??"ujar Dito yang memperlihatkan gelang pada Arumi.
  "Hahh gelang itu??"batin Zaire terkejut,pasalnya gelang itu sama yang tadi di pengang oleh Nando.
  "Mau" ujar Arumi senang, sedangkan Dito tersenyum dan memakaikan gelang itu kepada Arumi. tak lama tubuh zaire terpental entah kemana sekarang,entah dimana zaire terdiam pasrahd ia tak tau dia akan dibawa kemana. Zaire terdiam di rumah sederhana,dia tak tau ini rumah siapa dia hanya terdiam mengikuti Alurnya saja.
  "mama"teriak Anak Kecil yang berlari menuju perempuan muda di sana dia adalah Arumi.
  "Sayang tara ,ayuukk main di luar"ajak Arumi yang segera menggendong Tara menuju luar.
  Brukk
  Dito ambruk di lantai setelah membuka pintu depan,Arumi langsung berlari menuju Dito suaminya itu.
  "Mas mas Mabuk??"tanya Arumi kawatir.
  "Ra-Ra-Ratihhh"Ujar Dito yang tak sadarMelihat Muka Arumi.
  "Mas Aku Ar-"
Bb"Aku Mencintaimu Ratih"Ujar Dito yang tak sadar,yang membuat Arumi terdiam membeku di tempat begitu juga dengan Zaire yang tak percaya.
  "Mama,papa kenapa??"tanya Tara polos
N"Tara di kamar mama dulu yha"ujar Arumi,mau tak mau Tara menurut dan segera ke kamarnya.
  "Mass siapa Ratihh??"bentakk Arumi yang mulai meneteskan air matanya.
  "Aku mencintainya,lebih dari Arumi"ujar Dito yang masih saja belum sadar.
  "Mass,Aku Arumi Mas"Bentak Arumi,sembari menesteskan Air matanya.
  "Arumi??"Ujar Dito sadar,sedangkan Arumi dia langsung pergi keluar dari Rumahnya itu,suasana hatinya sangat sangat hancur. Zaire mengikuti arumi dari belakang yang sedang berjalan di pinggir jalan,entah dia mau kemana Zaire mengikutinya saja.
  Zaire berhenti di sebuah gedung bank,kedua matanya melihat Arumi masuk ke dalam bank itu mau tak mau Zaire mengikuti saja.
  "Permisi mbak"ujar sopan Arumi kepada salah satu kariawan bank itu
  "anda Bu Arumi?suami pak Dito??"tanya Kariawan itu,mau tak mau Arumi mengagguk saja.
  "kenalain saya Niki salah satu kariawan disini"ujar Niki"ada apa Bu Arumi?".
  "Saya tau Anda kenal dengan Ratih"Tebak Arumi.
  "Ratihh Purbawanja??"tanya Niki memastikan.
  "Siapa dia??"
  "Kanan tangannya Pak Dito"Ujar Niki yang membuat Arumi terdiam.
  "Dito bilang kanan tangannya laki laki"Gumam Arumi.
  "Ada apa bu??"tanya Ulang Niki
  "Boleh minta Alamat Rumahnya"
  "sebentar bu saya ambilkan kartu identitas diri Ratih"Ujar Niki yang menuju mejanya.
  Tak Lama Niki pun datang menuju Arumi membawa kartu identitas dan langsung di berikan kepada Arumi. "Ratih Pubawanja,Alamat jalan mawar,no 46"Ujar Arumi.
  "Jalan Mawar no 46?"gumam zairey mengingat.

"Makasihh"Ujar Arumi.
"Iya bu"
  Arumi segera pergi dari gedung itu,sedangkan Zaire seperti yang kalian ketahui tubuhnya kembali ter pental entah kemana. Kini Zaire sekarang berada di rumah sederhana,dia tak tau ini rumah siapa tapi firasatnya mengatakan jika rumah ini rumah Ratih. tak lama datanglah Arumi yang mulai mendekati pintu rumah itu,dan segera mendodoknya dengan kasar,saat tak lama Arumi mendodok keluarlah perempuan muda dengan perut yang membesar,tentu saja dia hamil.
  "Ratihhh?" terkejut Zaire setelah melihat Ratih di hadapannya.
  "bu Arumi yha??"tanya Ratih setelah melihat Arumi dihadapannya "Ada apa bu??"tanya Ratih.
  "Kamu Racuni Suami saya pakai apa??"Bentak Arumi keras,mungkin tetangga kanan kiri bisa dengar.
  "Maksud ibu apa??"tanya Ratih keherannan.
  "Kamu pelet apa suamiku Dito??"Tajam Arumi.
  "Pelett??maksud ibu??"
  "Jaran Goyang"Tajam Arumi.
  "Hahaha,Suami ibu Aja bilang  Cinta sama saya"Tajam Ratih.
  Plakk
  Suara tamparan yang berasal dari tangan Arumi berhasil mendarat di pipi Ratih. "Au"rintih Ratih kesakitan
  "Ingat ini, Jangan Pernah Ganggu suami saya!!"Ujar Arumi tajam dan langsung pergi dari rumah Ratih tanpa mengetahui gelang yang Arumi pakai tadi terjatuh di rumah Ratih.
  "apa ini??"Tanya Ratih yang melihat gelang dibawahnya dan mengambilnya.
  "Jadi Dito selama ini menggantikannku saja dari Arumi??"
  Kadua mata Zaire terbuka sempurna terlihat Nando,Gatra,dan Alan yang menunggunya untuk tersadar, "lo baikk zai??"tanya Nando di sampingnya.
  "Ratihh"Gumam Zaire.
  "Siapa dek??"tanya Gatra.
  "aku tau sekarang!!"
  "Jadi??"Tanya Alan heran
  "Pertama,kita selidiki rumah jalan mawar no 46"
  "tunggu tunggu,jadi selama ini kalian selidiki hutan itu??"tebak Alan,sedangkan zaire dan Nando mengagguk saja.
  "Gue sama Alan ikut Nanti"ujar Gatra tajam Yang membuat Zaire mengagguk pasrah.
  "Kalian kalian, Makan!!" tujuk arisa menggunakan pisau yang ada di tangannya dari Meja makannya
  "Bunda kayak pembunuh!!"Geleng Gatra.
  Mereka pun segera menuju meja makan,namun langkah mereka terhenti mendengar  ketukan pintu dari luar, "Buka tra"suruh Alan kepada Gatra.
  "Kok gue sihh??"heran Gatra.
  "Bi Anya Lagi kepasar, dan tadi gue udah, sekatang lo"
  "gue baikkk,gue bukak in"Ujar Gatra yang mulai pergi menuju pintu depan.
  Nando,zaire,dan Alan pun segera duduk di kursi makan,mereka pun segera Mengambil nasi goreng dan lauk pauk. Sedangkan Gatra dia mulai membuka pintu depan.
  "Kakkk Gatra?" teriak heboh seseorang dari luar,yang membuat seisi rumah menghentikan aktivitasnya.
  "Siapa sihh??"tanya Alan heran.
  "siapa Zai?"tanya Arisa.
  "Ke depan yukkk"ajak Zaire yang mulai bangkit dan berjalan menyusul dengan Gatra di luar.
  Kedua mata Zaire tak bisa berkedip,dia memang terkejut melihat keadaan teman temannya yang sudah di depan rumahnya dengan wajah keheranan, keheranan melihat Gatra dihadapan mereka.
  "Vanes,Gisel,Chesi,Brahma,Zazan?"tanya heran Zaire.
  "Lo keluargaa Geusan Zai?" teriak Chesi, Gisel heboh
  "Jangan keras keras bisa gak??" ujar Gatra Sebal.
  "Maaf"Jawab Chesi dan Gisel.
  "Masuk"suruh Zaire,dia tak mau perdebatan kecil itu akan panjang lebar Jika Alan datang Nanti.
  "Bang Nando?" tanya Vanes yang melihat Nando berada di meja makan.
  "lo kenapa disini?"tanya Nando.
  "tukann,firasat gue bener"Ujar Vanesha bangga.
  "Idihh bangga aja"geleng Brahma.
  "Ehh kaliann sini makan, tente masak banyak"ujar Arisa yang mulai duduk di meja makan.
  "Makasih tante"
  "Zai jadi lo keluarga Geusan?" tanya Chesi penasaran.
  "Iya Aku anaknya Riquel" singkat Zaire yang melahap Nasi gorengnya.
  "temen gue Anak Artiss!!"Ujar Chesi senang.
  "Aku gak suka!!"
  "Maka dari itu Zaire sembunyiin nama keluarganya," geleng Arisa melihat Zaire yang sekarang lesu.
  "Gue heran sama Zaire"
  "Sama"
  "Jadi kalian mau nyelidikin??" tenya Arisa kepada Zaire.
  "Iya Bun"
  "Bunda sarannin,hati hati,dan maaf Bunda Gak bisa ikut ,ada pekerjaan banyak"
  "Iya tan gak papa"
  "nyelidikin apa sih?" tanya Gisel.
  "hutan"
  "Lah belum selesai?"
  "Lo mau angkatan selanjutnya kayak chesi kemarin?" tanya Nando yang membuat Gisel menggeleng pelan.
  "Jadi kita mau nyelidiki kemana dulu?" tanya Vanesha
  "Rumah Ratih"

INDIGO GIRL [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang