26. Niken back?

2.9K 315 6
                                    

Tapi bintang!

***

Zaire berjalan menuju sofa ruang keluarga untuk duduk dan menikmati Drakor kesukaannya sambil memakan makanan yang dia bawa. Hari ini sangat melelahkan bagi Zaire, karna selama seharian penuh dia pergi di rumah sakit menjenguk Vanes, dan pergi menemani Gatra membeli perlengkapan untuk sekolah. Tak lama Gatra Turun dari tangga, dan berjalan menuju Zaire yang tengah asik menonton drakor kesukaanya.
 
"Dek" panggil Gatra kepada Zaire.
 
"apa?" jawab dingin Zaire.
 
"Dihh Kutub Utara" sindir Gatra.
 
"Apa kakk??" tajam Zaire sebal yang menoleh Gatra yang kini ada di sampingnya.
 
"Tadi ada yang dodok pintu depan?"
 
"Hidih kakk, Dah malem,emang siapa yang mau dateng?" tanya Zaire.
 
"Alan mau dateng" ucap Gatra, Alan adalah teman masa kecil Gatra dan ikut ke singapura, karna dia tak ingin berpisah dengan Gatra,mau tak mau orang tua Alan menurut dan memindahkan Alan di singapura juga.
 
"dih kokk malem nyampeknya?"
  "gak tau, katanya mau ke tempat pamannya sore tadi, trus katanya malem ini dateng"
 
"ohh gituu" angguk mengerti Zaire.
  "katanya sihh Otw,Nanti kalau ada yang dodok itu kakk Alan,bukain aja"
 
"Oke kakk"
 
"Yaudah Kakak Mau mandi dulu" ujar Gatra yang meninggalkan Zaire yang masih terdiam fokus menonton Drakor.
 
Gatra berjalan menuju kamar mandi, jika kalian bertanya Riquel dan Arisa dimana mereka?, jawabannya sudah pergi sejak tadi pagi, Arisa Di jerman beberapa minggu dan Riquel Dia tugas di luar kota beberapa hari saja. Keadaan rumah Zaire Sekarang sangat sepi, hanya ada dua tubuh dirumah itu yaitu Gatra dan Zaire, Satpam?Pamit keluar mencari Nasi kucing sejak beberapa jam yang lalu, sedangkan bi Dian dia libur beberapa hari ini, karna anaknya sedang demam.

Dok dok dok
 
Suara ketukan pintu yang berasal dari luar, dengan malas Zaire berdiri dari tempat duduknya dia teringat pesan Gatra, jika ada yang mengetuk pintu itu pasti Alan!, Zaire membuka pintu depan, saat terbuka kedua mata Zaire tak melihat keberadaan Alan disana, mau tak mau Zaire menutub pintunya kembali dan membalikkan badannya.
 
Dok dok dok
 
Suara ketukan pintu mulai terdengar lagi di telinga Zaire, dengan malas Zaire membalikkan badannya dan mulai membuka pintu depan rumahnya itu. Saat di buka sama seperti tadi tak ada orang di sana, Zaire mulai kesal, namun dia berfikir tentang keusilan Alan pada beberapa taun lalu. Zaire menutub pintunya lagi dan tak lama ketukan pintu mulai terdengar,Zaire yang mulai jengkel dia pun membuka pintu nya dengan kasar. Mulutnya menjerit nama Alan namun kedua matanya melihat Bukanlah Alan di hadapannya melainkan Arumi dengan senyuman yang lebarnya.
 
"Kakk Alann!!"Jerit Zaire sebal namun kedua matanya melihat arumi dihapannya ,sayang Zaire  terlanjur menjerit nama itu!.
 
"Arumi" teriak Zaire yang terbangun yang dari tidurnya.
 
"Apa ini Mimpi?" ucap Zaire melihat dirinya yang kini terduduk di sofa ruang tamu.
 
Zaire yang mengetahui itu hanya mimpi, dia pun bernapas lega, dia fikir mimpinya tadi adalah kenyataan, namun kenapa dia bisa terbawa Arumi?
 
Dok dok dok
 
Terdengar suara ketukan pintu depan, Zaire yang mendengarnya mau tak mau Zaire berjalan walau pikirannya takut bahwa yang mengetuk pintunya adalah Arumi ,seperti apa yang ada di mimpinya itu. Zaire membuka pintu depan, namun kedua matanya melihat tak ada siapa siapa disana, dengan rasa takut Zaire segera menutub pintunya kembali dia berfikir,apa Mimpi Zaire akan nyata?, atau mimpinya adalah penglihatannya yang akan terjadi sekarang?, kalau memang iya, Zaire akan berdoa sekuat tenaga untuk engusir Arumi.
 
Ketukan pintu itu terdengar kembali,tubuh zaire bergetar begitu hebat,dia takut jika Arumi berada di depannya nanti. Zaire membuka pintu depan, terlihat perempuan berbaju putih dihadapannya dengan satu orang di belakangnya yang membuat tubuhbZaire bergetar,dia Zaire tak mengenali 2 orang tersebut karna wajah mereka tertutup masker.

"siapa?" tanya Zaire yang mulai menunduk.
 
"Jangan main main  ini gue Alan Zai" ucap laki laki yang berada di belakang.
 
"Kakk alann?" tanya Zaire yang mendongakkan kepalanya dan melihat seseorang di belakang.
 
"iya ini gue Alan" ucap Alan yang membuka maskernya.
 
"Kakk Alan" ucap Zaire yang berlari memeluk Alan.
 
"lo kenapa Zai?" tanya Alan yang membalas pelukan Zaire.
 
"Enggak takut aja maling heheh"
 
"Zai Itu Bi Anya kata bunda kamu sih pembantu baru, beberapa hari ini, untuk menganti Bi Dian" ucap Alan yang diangguki Zaire.
 
"ohh zaire sihh gak tau, kayaknya bunda cuman beri tau kak Gatra doang"
 
"ohh Gituu"
 
"Yaudah Masuk Kak,bi"
 
"iya Non"

Zaire berjalan menuju sofa melanjutkan aktifitasnya dan Alan ,dia mengikuti Zaire dan duduk di sampingnya.
 
"Bi Anya kamarnya bawah deket kamar tamu bi" ucap Zaire yang memberi tau jalan kamar kosong.
 
"siap Non"
 
"Zai Gatra mana??" tanya Alan pasalnya dari  kedua matanya tak melihat keberadaan Anak Itu.
 
"Kakk Gatra Mandi"
 
"Kak Alan mau pindah Juga di sekolah Zaire?"tanya Zaire yang membuat Alan menatab Zaire.
 
"Iya Zai,mungkin Senin besok Gue sama Gatra Masuk" ucap Alan Yang diangguki Zaire.
 
"Ehhh jangann Pacaran Bro" teriak seorang yang berjalan menuju tangga bawah.
 
"Enggak!" tolak Alan dan Zaire bersama.
 
"Bener?" tanya Ulang Gatra memastikan
 
"Gakk!!"sahut Alan
 
"Yaudah" ucap Gatra Yang mulai duduk di samping Zaire.
 
"kakk,Nama keluarga Kakk Gatra Sama Kak Alan dimasukin di Sekolah?" tanya Zaire,sedangkan Alan?, Dia adalah Keluarga Maheswara keluarga yang memiliki perusahaan di jakarta yang lumayan terkenal ,dan keluarga Geusan??jelas semua orang tau!.
 
"Ya iyalahh" Sahut Gatra.
 
"Jangan Pernah Ngaku Gue adik kakak" sahut Zaire yang mengambil kripik Singkongnya di meja dan memakannya.
 
"Udah Gue tebak"ucap Alan, yang mengenal betul Zaire.
 
"lo gak berubah Dekk, masih takutt lo??"tanya Gatra yang membuat Zaire mengangguk sebagai jawaban, dia hanya tak mau semua orang berteman dengannya karna nama keluarganya itu.

***
Gue Rindu lo Nikenn

Sepi disini ken

Apa Zaire harus dateng ke alam itu untuk nyelemtin Niken?

Zaire mencatat isi hatinya itu di buku hariannya, hari ini sungguh Anehh rasanya,sudah berhari hari kesepian selalu dirasakan Zaire, membuat Zaire jengah berdiam dirii dikamar seperti sekarang. Zaire meletakkan bolpoin di meja menutup buku hariannya yang tadi ia tulis dan meletakkannya di rak buku kesayangannya. Zaire merebahkan tubuhnya di kasur menatab langit langit kamarnya dengan penuh harapan

"Niken Apa kamu Baik baik saja?" ucap Zaire yang masih menatab langit langit kamarnya.
 
"Lebihh Dari Baik" Sahut seseorang yang membuat Zaire terbangun menatabnya dengan tak percaya.
 
"Niken" teriak Zaire Histeris, dia sama sekali tak percaya yang dialihat dihadapannya sekarang adalah Niken.
 
"Hai Zai" sapa Niken yang membuat Zaire tersenyum lebar.
 
"Kamu Kokk Bisa ada disini?" tanya Zaire tak percaya.
 
"Aku Pinter zai" sahut Niken yang membuat wajah Zaire beralih ke muka masamnya.
 
Beberapa saat lalu
 
Niken Berada di ruangan Arumi setelah Arumi Menggeretnya dan menguncinya, bahkan Niken tidak bisa keluar, dikarenakan tubuhnya di penuhi dengan Rantai Pengikat!, Niken terus di ruangan itu, entah sampai kapan dia tak tau, mungkin dia sudah beberapa hari disana, dan menurutnya jika manusia berada di posisinya sekarang dipastikan orang itu akan rindu dengan Cireng Grobak pinggir jalan.
 
Pintu ruangan tebuka, terlihat sosok Arumi dengan muka senangnya, membuat perasaan Niken Aneh secara tiba tiba.
 
"Saya Rasa temanmu si tiga mata itu akan menghampiri dan menylamatkan mu" ucap Arumi yang membuat Niken geram seketika. "Apakah yang dia maksud Zaire??Zaire memikirkan untuk menyelamatkanku?" cemas Niken.
 
"mangsa baru" tajam Arumi.
 
"Aku pastiin kamu gak bakal bisa sentuh Zaire" tajam Niken.
 
"Oh ya??" sindir Arumi yang keluar dari ruangan tersebut.
 
Niken terus membuka-buka rantai di seluruh tubuhnya,Namun sayang dia tak bisaa. Tak lama pintu ruangan terbuka terlihat Ice Di depan pintu tersebut, Niken yang menatab Ice di sana merasa kebingungan siapa perempuan itu.
 
"siapa kamu" waspada Niken.
 
"Kakk Niken"ucap ice yang mulai menghampiri Niken.
 
"Kamu siapa?, apa yang kamu lakukan?"
 
"Bantu Kakak Keluar, Ice takut Kak Zaire Nekat" sahut Ice,benar dugaan Niken Jika tidak ada yang menjaganya dia akan nekat.
 
"Kamu kenal Zaire?"
 
"Ya, aku pernah bertemu dengannya,.dia sangat baik" ucap Ice yang kemudian melepaskan rantai yang berada di tubuh Niken.
  
"Yukk Kakk" ajak ice yang dituruti oleh Niken.

Mereka berdua pun sudah keluar dari ruangan itu dan berjalan keluar dari Alam ini, namun belum saja keluar Arumi beeteriak yang membuat Niken segera berlari sebelum Arumi mendekatinya.
 
"Jangan Pergi!" teriak Arumi.
 
Niken pun berlari keluar dengan kepercayaannya, untungnya Arumi tak bisa keluar dari Alamnya sendiri jika dirinya berada kedalam suasana kemarahan, dan kemarin kenapa dia bisa keluar dan menculik Nikenn?,jawabannya karna dia teringat kejadian masa lalu setelah melihat gelang yang dilempar Arisa,Jadi Perasaan marahnya mereda begitu saja.
  
Saat akan keluar dari dimensi hutan ini, Ice terdiam diri sedangkan Niken yang melihatnya hanya bisa terdiam memandangi Ice."Ayo keluar bersamaku" ucap Niken yang membuat Ice menggeleng pelan.

"Kak Zai udah janji mau keluarin ice dari sini, jadi ice bakal tunggu, dan pastiin janjinitu" ucap.Ice yang menghilang begitu saja. Niken yang melihat hal itu dia pun mulai keluar dari dimensi ini, setelah keluar Niken pun mulai menghilang untuk menuju rumah Zaire.
 
Sekarang Niken Melihat tubuh Mungil Zaire sedang terbaring di kasur kesayangannya dengan kedua mata yang mentab langit langit dengan penuh dengan harapan. Niken sangat merindukan gadis itu,bahkan ia sering teringat Zaire waktu di sekap oleh Arumi,bahkan dia takut tingkah konyol Zaire kumat dengan datang membantu Niken di dunia sana, mungkin Zaire akan jadi bahan percobaan untuk arumi yaitu pemusnahan makluk hidup.
 
"Niken Apa kamu Baik baik saja??" satu kalimat yang membuat Niken yang mendengarnya terkejut bukan main, ternyata dugaanya benar Zaire memikirkannya.
 
"lebih dari baik"sahut Niken semangat yang membuat zaire terbangun seketika dari kasurnya dan menatab Niken penuh dengan kegembiraan.
 
"NikennTeriakk Zaire Histeris, da sama sekali tak percaya yang dia lihat sekarang adalah Niken.
 
"Hai Zai" sapa Niken Yang membuat Zaire tersenyum lebar.

INDIGO GIRL [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang