Hana tergesa-gesa masuk ke sebuah restoran, ia terus menoleh ke jam tangan berwarna silver yang melingkar di tangan kirinya. wajahnya terlihat tegang, takut jika ia akan terlambat dan melewatkan kesempatan untuk bekerjasama dengan seorang calon client yang menjadi incaran para pembisnis lainnya.
Tidak! Hana tidak boleh melepaskan kesempatan ini.
Akhirnya Hana sampai disebuah ruangan yang telah dipesannya untuk bertemu dengan calon rekan bisnisnya. Mata gadis itu langsung menangkap seorang pria dengan postur yang sempurna berdiri membelakanginya, terlihat sedang menulis sesuatu di kaca ruangan tempat mereka berada. Di mana dari dalam ruangan transparan itu mereka dapat melihat dengan jelas keadaan dari luar.
Hana melihat menu makanan yang telah dihidangkan, masih tertata rapi tanpa di sentuh. Ia yakin sudah membuat citra yang buruk untuk calon rekannya.
"Maafkan aku tuan membuatmu menunggu." Hana langsung bersuara hingga gerakan tangan pria itu terhenti dan kemudian dari gerak-geriknya yang dilihat Hana pria itu menoleh ke jam tangannya.
"10 detik. Anda terlambat nona im Hana," ucap pria itu hingga akhirnya ia berbalik menatap Hana yang kini tengah berperang dengan pikirannya. Bukan karena masalah berapa lama ia telat, melainkan suara ini. Suara pria itu, suara berat dan serak yang sudah lama ia lupakan namun tetap saja berbekas di telinganya.
Ketika pria itu berbalik dan menatapya dengan tatapan yang sulit diartikan, Hana yakin hari-harinya pasti tidak akan baik dan rasa takut menjalar begitu saja ditubuhnya, wajahnya mendadak tegang dan pucat, detak jantungnya berpacu cepat dibandingkan saat ia tergesa-gesa menuju ke tempat ini.
Oh Sehun laki-laki itu datang lagi kehidupannya. Dengan aura ketampanannya yang semakin bertambah dibandingkan 4 tahun yang lalu.
"Sudah lama tidak bertemu denganmu," ujar pria beriris mata tajam terseyum hangat pada wanita yang berdiri dua langkah di depannya.
"Apa kau merindukanku seperti aku merindukanmu?" lagi-lagi pria itu bersuara dengan penuh pengharapan di sana.
Namun wanita itu hanya diam, dengan tangan gemetaran, dan mata yang berkaca-kaca. Apalagi ketika laki-laki itu maju satu langkah kedepannya.
"Sepertinya kau sangat merindukan aku bunny, aku bisa melihatnya di matamu. Lihatlah kekasihmu kembali," ucap pria itu menyentuh wajah Hana dan perlahan buliran bening itu jatuh begitu saja. Hingga membuat laki-laki itu memeluknya.
"kau siapa?" akhirnya Hana mengeluarkan suaranya walaupun ia kelihatan sangat gugup sekarang.
"Kata-katamu barusan menyakitiku, apakah aku harus memanggilmu im Nayeon, baru kau mengenalku? " bisiknya di telinga gadis itu.
Tubuh Hana terasa lemas, ketika laki-laki itu mengusap punggungnya lembut penuh kasih sayang, bukan rasa nyaman yang ia rasakan melainkan rasa takut yang tak tertahan.
"Waktu mainmu sudah habis bunny, saatnya untuk kembali padaku."
-Hello monster-
Ini cerita fanfictionku yang ketiga menggunakan cast Sehun dan Nayeon ya,harap dukungannya dengan meninggalkan vote dan komen untuk kelancaran chapter pertama 😊Oh Sehun
Im Nayeon
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO MONSTER (End)
FanfictionSudah lama tidak bertemu denganmu," ujar pria beriris mata tajam terseyum hangat pada wanita yang berdiri dua langkah di depannya. "Apa kau merindukanku seperti aku merindukanmu?" lagi-lagi pria itu bersuara dengan penuh pengharapan di sana. Namun...