Jennie berbalik. Ia mendongak, menatap wajah kecewa si pemuda Yoon yang mampu membuat hatinya tercabik-cabik. "Aku ingin berhenti, Jimin..."
"Tapi aku mencintaimu, Noona.. Aku sangat mencintaimu.." Jimin berbicara pelan. Ia sudah tahu. Ia tahu kalau perasaannya hanya berlabuh pada Jennie selama bertahun-tahun. Namun ia juga sangat memahami kalau Jennie sama sekali tidak mencintainya.
Bola mata Jennie mulai berair. Rasanya sama saja menyakitkan ketika tahu ada seseorang yang begitu mencintaimu sepenuh hati, namun kau benar-benar tidak bisa membalas perasaan itu meskipun hanya seujung jari saja. Sekuat apapun Jennie, semenakjubkan apapun dirinya dihadapan semua orang--ia tetaplah seorang wanita yang memiliki sisi lemahnya sendiri.
Perempuan itu lantas memegang pipi Jimin dengan tangan kanannya, kemudian mengusapnya lembut menggunakan ibu jari. "Sejak awal, kesepakatan kita hanyalah sebagai sex partner saja, 'kan?"
"Tapi..."
"Jimin-ah.." Jennie memotong dengan suara bergetarnya. Sebulir air mata berhasil lolos dan mengaliri pipinya tanpa diperintah. "Berhentilah... Berhenti mencintaiku.."
Jimin merasakan bola matanya mulai memanas disertai rongga dada yang terasa sesak bukan main. Ia menatap mata basah Jennie dalam-dalam dan menggenggam erat tangan lembut yang masih berada dipipinya tersebut. "Kenapa kau baru ingin berhenti setelah dua tahun lamanya? Kenapa kau tak mencoba untuk membuka hati dan menerima kehadiranku, Noona? Kenapa?"
"Aku tidak ingin kau semakin terluka, Jim.. Kau harus memberikan perasaanmu untuk seorang gadis yang memang pantas untuk mendapatkannya. Jadi.." Jennie meremat pakaian Jimin sebagai pelampiasan ketika nyeri dan rasa bersalah itu kembali menghantamnya kuat-kuat. "...tolong berhenti."
Jimin sudah lama menjatuhkan hati untuk Jennie, mencoba bersabar dan berharap sampai wanita itu benar-benar bisa membuka hati untuknya. Tapi sekarang, bagaimana ia bisa bertahan sementara Jennie malah menyuruhnya untuk berhenti dan pergi?
Jimin masih menatap Jennie dengan bola mata bergetar dan hati yang terluka parah. Raut wajahnya mengeras, sebagai pertanda dari luapan kekecewaan, kesedihan dan juga amarahnya. "Apa kau... benar-benar mencintainya, hm?"
Dengan ragu, Jennie lantas memberikan anggukan pelan yang mampu membuat Jimin semakin hancur berantakan. Si pemuda mendengus pelan sembari menyunggingkan senyuman getir. Rasanya benar-benar luar biasa pedih.
Kemudian tanpa berbasa-basi, Jimin segera meraih tengkuk Jennie dan meraup bibirnya dengan liar disertai perasaan yang bergemuruh. Rongga dadanya seperti ditekan kuat-kuat, menghasilkan rasa sesak hebat hingga ia kesulitan untuk bernapas.
Jennie tak menolaknya kendati bulir-bulir air mata tetap mengaliri pipinya dengan perlahan. Ia tahu sebesar apa perasaan Jimin untuknya, dan sebesar apa rasa bersalah yang mengikat kuat dirinya sendiri.
Jennie bahkan masih bersedia ketika Jimin menggiringnya ke atas ranjang, yang beberapa saat setelahnya sama-sama menghasilkan suara desah nikmat yang mengudara seiring pekatnya kabut hasrat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care of You | lizkook [DINOVELKAN]✔
Fiksi Penggemar[M] Lalisa Aurora Hwang itu berandal, nakal, liar dan sangat menyukai kebebasan. Ia memiliki kemampuan bela diri yang mumpuni. Mematahkan tulang? Melayangkan pedang? Atau bahkan menyerang dengan pistol kalau hal itu memang dibutuhkan. Gadis itu sang...