[M] Lalisa Aurora Hwang itu berandal, nakal, liar dan sangat menyukai kebebasan. Ia memiliki kemampuan bela diri yang mumpuni. Mematahkan tulang? Melayangkan pedang? Atau bahkan menyerang dengan pistol kalau hal itu memang dibutuhkan.
Gadis itu sang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wae? Kenapa kalian membawaku ke tempat ini? Apa kalian ingin mengajakku untuk melakukan threesome?" Jennie menatap dua pemuda yang berdiri dihadapannya secara bergantian. Ia hanya tak mengerti mengapa Taehyung dan Jimin membawanya ke sebuah rumah yang cukup jauh dari daerah tempat tinggalnya.
Taehyung yang canggung malah berpura-pura tidak mendengar dengan menggaungkan deheman palsu sembari melangkah ke arah balkon, sementara Jimin justru memasang senyuman semanis madu pada Jennie. Pemuda Yoon itu lantas berjongkok dihadapan si gadis yang kini masih terduduk ditepi ranjang.
Bagi Jimin, Jennie masih terlihat sama seperti dulu--menawan dan menggemaskan disaat yang bersamaan. Benar. Sama seperti perasaannya yang masih tersisa pada gadis itu. Jimin tahu bahwa ia sudah tidak diizinkan untuk mencintai Jennie. Barangkali Tuhan sedang menghukum Jimin dengan menutup pintu hati Jennie, sehingga pemuda tersebut sama sekali tidak memiliki celah untuk menelusup masuk. Atau mungkin saja, Tuhan sudah menyusun rencana baru, sebab perasaan tulus Jimin hanya boleh diberikan pada seseorang yang memiliki besaran perasaan yang seimbang seperti dirinya. Entahlah, Jimin tidak tahu.
Tangannya lalu bergerak untuk menggenggam tangan Jennie seraya menatapnya dengan lembut. "Kami tidak akan melakukannya padamu, Noona. Kami hanya ingin melindungimu. Jadi untuk kali ini saja, setidaknya kau harus mendengarkan kami."
"Sebenarnya apa yang terjadi? Apa nyawaku sedang berada dalam bahaya?"
"Kalau kami menceritakannya, apa kau akan percaya?" Taehyung bertanya pada Jennie. Ia kembali melangkah masuk, berusaha mengabaikan kecanggungan yang baru saja menguap ke udara.
Jennie lalu membalas, "Apa aku pernah menuduh kalian sebagai seorang pembohong?"
Satu hal yang perlu Taehyung ingat adalah jangan pernah berdebat dengan kaum wanita, sebab kau akan menelan getir dari pahitnya tersudutkan.
Si pemuda lantas mendengus pelan, menatap gadis yang dua tahun lebih tua darinya tersebut dengan pandangan lurus. "Na Yoongi. Dia yang mencelakakan Jungkook, dan bukan tidak mungkin kalau nyawamu juga akan terancam, Noona."
Jennie terdiam. Ia mengenal Jimin dan Taehyung lebih dulu, bahkan jauh sebelum Yoongi bekerja bersamanya. Kendati ada beberapa persen dari sudut hatinya yang mengatakan bahwa Yoongi tidak mungkin melakukan hal-hal semacam itu, namun Jennie tetap tidak bisa mengabaikan ucapan Jimin dan Taehyung begitu saja. Ia percaya pada kedua pemuda ini.
"Mengapa Yoongi melakukan semua itu?"
Jimin menggeleng pelan. "Kami belum tahu pasti. Tapi aku yakin--"
Tiba-tiba ponsel Jimin berdering, menandakan sebuah panggilan masuk disana. Entah hanya perasaannya saja atau bagaimana, namun melihat nomor tidak dikenal yang terpampang pada layar ponselnya itu membuat hati Jimin menjadi tidak karuan.