[M] Lalisa Aurora Hwang itu berandal, nakal, liar dan sangat menyukai kebebasan. Ia memiliki kemampuan bela diri yang mumpuni. Mematahkan tulang? Melayangkan pedang? Atau bahkan menyerang dengan pistol kalau hal itu memang dibutuhkan.
Gadis itu sang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lisa hanya berharap, kalau bulan yang bersinar malam ini akan memberikan pertanda baik untuk mereka atas permasalahan yang telah terjadi. Sebab tak ubahnya seperti pusaran air danau yang permukaannya terlihat tenang, Lisa tahu betul kalau sang kekasih sedang terjebak pada pemikiran kalut didalam kepala kendati raut wajahnya tampak damai dan terkesan baik-baik saja.
Gadis itu lantas menggenggam tangan Jungkook dan merematnya pelan, menatapnya dengan lembut seraya memberikan sekelumit senyum, seolah memberitahu bahwa ia akan selalu berada disisi si pemuda untuk menghadapi semua ini bersama-sama.
Mereka memang sudah bersiap didalam mobil, menunggu kehadiran Jisoo dan Jennie untuk segera berangkat menuju ke suatu tempat dimana Seokjin menyekap Yoongi.
"Ibu bersedia bertahan. Besar kemungkinan bahwa Yoongi akan merasa murka akan hal tersebut dan menyebarkan semua rumor ini. Itu juga akan berdampak pada kelangsungan perusahaan." Jungkook mulai membuka suara. Ia balas menggenggam tangan Lisa, kemudian menatap gadisnya dalam satu pandangan lurus. "Kalau aku menjadi miskin, apa kau masih tetap akan mencintaiku, Lisa?"
Entah kenapa, Lisa malah ingin terbahak mendengar penuturan Jungkook. Tapi tentunya ia tidak akan melakukannya selain hanya terkikik kecil. Suasana seperti ini tidak memungkinkannya untuk meloloskan tawa keras-keras. "Waee? Kenapa kau bertanya seperti itu, Oppa? Apa kau pikir aku ini adalah seorang gadis yang sangat matrealistis?"
Mendapat pertanyaan retorik seperti itu cukup untuk membuat Jungkook membelalak. Si bungsu Ahn yang dingin dan arogan itu kini menjelma menjadi sesosok pemuda menggemaskan tatkala ia menggeleng cemas sembari mengibaskan tangannya kekanan dan kekiri. "T-tidak, tidak! B-bukan itu maksudku! Aku hanya--"
CHUU!
Lisa menyumpal bibir Jungkook dengan sebuah kecupan manis yang mampu membungkam si pemuda dalam sekejap.
"Aku tahu, semuanya memang memerlukan uang. Itu artinya, kita harus tetap berusaha dan bekerja untuk bertahan hidup, bukan? Aku tidak berbohong ketika mengatakan kalau aku akan tetap berada disisimu sekalipun kau jatuh miskin. Jadi, mari kita berjuang bersama.." Lisa menatap Jungkook dengan mata berbinar. Pun dengan sekelumit senyum cantik yang terukir dibibirnya. Ia percaya kalau Jungkook merupakan tipe laki-laki pekerja keras dan bertanggung jawab.
Gadis itu lantas bersandar pada sandaran jok mobil seraya melipat kedua tangannya didada. Ia memandang ke arah depan, mendengus pelan dan berujar dengan nada jenaka, "Lagipula kita belum menikah, jadi kau tidak memiliki kewajiban untuk menafkahiku. Aku juga masih anak-anak. Aku akan melanjutkan kuliahku dan mencari pekerjaan yang bagus."
Mendengar kata 'anak-anak' membuat Jungkook tak bisa lagi menahan tawanya. Oh, anak-anak, ya? Jadi seseorang yang selama ini mendesah sembari menyebut namanya itu masih anak-anak? Wah, Jungkook benar-benar seorang pedofil!
"Kkk~ Aku baru menemukan ada anak-anak yang sudah tahu bagaimana caranya menghisap penis."
"YAK!!!" Lisa memukul-mukul lengan kekar Jungkook tatkala mendengar penuturan itu. Kesal sekali. Pemuda ini memang benar-benar harus diberi pelajaran!