⚡10

18.3K 2.6K 544
                                    

"AKU MAU IBU! AKU MAU BERTEMU IBU, AYAH! AKU MAU BERTEMU DENGAN IBU!" gadis kecil itu terus menangis dan memberontak didalam dekapan Ayahnya, nyaris menggedor dan memecahkan jendela kaca yang tertutup tirai--dimana didalam ruangan itu memuat prese...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AKU MAU IBU! AKU MAU BERTEMU IBU, AYAH! AKU MAU BERTEMU DENGAN IBU!" gadis kecil itu terus menangis dan memberontak didalam dekapan Ayahnya, nyaris menggedor dan memecahkan jendela kaca yang tertutup tirai--dimana didalam ruangan itu memuat presensi lemah sang Ibu yang sedang terbaring tak berdaya.

Namjoon sudah tidak tahu lagi harus bagaimana untuk menenangkan putri tunggalnya tersebut selain hanya mengusap punggung kecil itu dengan sabar. Semua cara sudah ia gunakan, termasuk membelikan banyak mainan, makanan manis, dan membujuknya untuk pergi ke suatu tempat.

Beberapa perawat dan dokter jaga yang kebetulan melewati presensi mereka hanya bisa menggeleng pelan--merasa iba sekaligus ikut bersedih, mendapati gadis kecil itu terus saja meloloskan air mata untuk menyusuri pipi gembilnya yang sudah berwarna semerah tomat.

"Paman.. Apa ini putrimu?" suara itu mengalun ditelinga Namjoon, membuatnya menoleh pada sesosok gadis memesona yang baru saja tiba bersama presensi sang Tuan.

Nyaris semua orang mengenali gadis itu bersama Ayahnya. Hanya dilihat dari visualisasinya yang benar-benar memiliki aura menawan saja sudah mampu mengundang banyak orang untuk memberikan tatapan penuh rasa hormat. Lihat saja bagaimana tubuhnya yang terbalut dress mahal dengan sepatu yang juga merupakan keluaran sebuah brand ternama. Rambut hitamnya tertata cantik dengan sebuah pita merah bernuansa keemasan, yang sewarna dengan pakaian dan juga alas kakinya.

Namjoon memasang senyum kendati guratan wajahnya sudah nampak lelah dan letih. Ia menunduk hormat disana. "Ya, Nona Muda.." ia lantas beralih pada putrinya yang masih terisak pilu dan menyandarkan pipi basah dipundaknya. "Sayang.. Lihat, siapa yang datang.."

Lalisa kecil menoleh pelan. Kelopak matanya sedikit membengkak karena terlalu lama menangis. Ia lalu mengusap pipi, mencoba menghapus asal aliran air mata tersebut dengan tangan mungilnya. "Siapa Eonnie ini, Ayah?"

Jennie yang baru akan beranjak remaja itu memasang gummy smile-nya pada Lisa, menyentuh pipi gembil menggemaskan tersebut dan mengusapnya dengan ibu jari. "Siapa namamu, gadis manis?"

Menatap Jennie dengan mata basahnya, si kecil lantas menjawab, "Lisa.."

"Ohh, namanya bagus sekali~"

"Apa Eonnie punya nama? Kata Ayah, Lisa tidak boleh berbicara dengan orang asing.." ujar Lisa dengan gemas, yang mampu membuat orang-orang disekitarnya meloloskan tawa kecil.

"Kkk~ namaku Jennie. Tapi Lisa cukup memanggil Eonnie saja.." kata Jennie. Ia lantas melanjutkan tanpa ragu, "Mau es krim, tidak?"

Lisa menggeleng pelan. Bibirnya sedikit bergetar guna menahan tangis. Ia seakan kembali teringat akan sesuatu. "Tidak mau.. Aku mau Ibu.."

"Bibi Louisa bilang, kau bisa bertemu dengannya setelah kita selesai bersenang-senang.."

Mata bulat itu mulai berbinar, menunjukkan harapan dan ketertarikan atas ucapan Jennie. "Benarkah, Eonnie?"

Take Care of You | lizkook [DINOVELKAN]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang