NICO - enam

12.1K 766 2
                                        

Hari ini, aku dan Leo merelakan hari Minggu indah kami untuk mengunjungi Ello yang sedang menggila di apartemennya. Pasti menggila... ini sudah lebih dari seminggu. Dia terus mendekam di dalam apartemen. Bahkan sampai cuti!

"Percuma lu jadi kayak orang gila gini!" Kataku menasehati.

"Diem deh lu!"

"Tapi emang percuma Marcello Sumapradja!" Leo tak mau kalah ikut menasehati.

"Lu ga usah ikut-ikutan Le!"

"Ck... Tapi Nico bener! Lu di sini kayak orang gila, tapi Amara lagi liburan sama Nicky! Lu tuh Cuma nyiksa diri lu tanpa sebab tau ga?!"

"Liburan?"

"Yep! Anak gue liburan sama anak direktur rumah sakit kita di Paris. Gila ya??? Jujur aja, sebenernya gue sendiri yang pengen bawa Nicky ke sana tapi karena pekerjaan kita yang ga ada jeda, terpaksa menerima tawaran Amara." Ceritaku jujur.

Tepat baru dua hari yang lalu, aku mengantar dua perempuan itu ke bandara. Walau sempat tertunda dua hari dari rencana karena ini itu, akhirnya mereka bisa juga pergi ke Paris. Nicky bahkan terlalu senang sampai-sampai dia nyaris saja lupa untuk pamit dan memelukku sebelum melewati boarding pass. Ck!

Iri rasanya...

Seharusnya aku yang menggandeng Nicky untuk naik pesawat pertamanya! Seharusnya aku yang mengajaknya pergi keluar negeri untuk pertama kalinya! Seharusnya aku yang bersamanya di Paris untuk melihat salju pertama dalam hidupnya!

Huh... Tapi pekerjaanku malah menumpuk, walaupun banyak orang yang sedang liburan! Kesal juga rasanya.

"Dia nawarin diri?" Tanya Ello tidak percaya.

"Iye. Dia nawarin diri! Lebih tepatnya nawarin diri untuk kabur dan ga melihat lu sebulan penuh. Dan lu malah ngumpet di apartemen biar ga ngeliat dia di rumah sakit? Ck! Dasar lu berdua aneh!" Sindirku.

Anehnya sangat aneh bukan? Ello kabur dari Amara dengan cuti. Sedangkan orang yang dia hindari, juga menghindar dengan pergi dari negara ini. Kalau begitu sia-sia saja Ello cuti kan? Di rumah sakit juga sudah tidak terlihat batang hidung Amara!

"Gue mau nelepon Amara.. nanya keadaan Nicky. Mau ikutan? Gue mau video call nihh..." godaku.

Ello terlihat enggan, tapi biarlah. Lagipula, aku berniat untuk menelepon Nicky kok, bukan untuk menggoda Ello saja.

"Hai Nicky!!!" teriakku saat telepon di seberang diangkat.

Wajah cantiknya Nicky langsung memenuhi layar ponselku. Matanya yang bulat dengan hidung dan pipi yang memerah benar-benar menggemaskan!

"Paaa! Lihat.. di sini dingin sekali!!!" teriak Nicky sambil memegangi topi rajutnya.

"Tentu saja sayang..." Aku tersenyum melihat wajah bahagianya yang terlihat jelas. Ah, andaikan aku bisa di sana sekarang ini.

"Hai Nicky... Uncle mau oleh-oleh salju dari sana ya!" kata Leo sambil paksa memasukkan wajahnya agar terlihat oleh Nicky di seberang sana.

"Uncleeeee! Nicky lagi di Paris sama Tante Amara loh!!! Terus Nicky diajarin bahasa Prancis!" Cerita Nicky dengan volume suara luar biasa.

"WOWW!!!" kataku dan Leo berbarengan.

Amara bisa bahasa Prancis ternyata?! Ah, bukankah dia pernah cerita kalau pernah bertemu Nesya di Prancis? Apa Amara pernah tinggal di sana??

"Je te aime, Papa!!!"

"Egghhh... Nicky... artinya?" tanyaku dan Leo berbarengan.

"Itu I love you dalam bahasa Prancis, Nico... Leo.... Ck!"

I Love Her 3 : NicholasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang