Bonus 2 : Ello - mengejar

24.1K 920 3
                                    

Ello POV

"Amara!" Panggilku sambil mencekal tangannya sebekum dia keluar dari mobil.

"Apa?!" Jawabnya dingin.

Aku menarik nafas dalam-dalam. Jujur saja, aku sudah muak dengan kesabaranku ini. Aku sudah muak mengejarnya seperti orang gila tapi tidak pernah dihiraukan sekalipun!

Tapi, rasanya sulit untuk melepasnya. Bahkan mataku menolak untuk berhenti menatapnya sekalipun dia terus menatap dingin ke arahku. Hanya saja, aku ingin menyelesaikan semuanya sekarang. Aku ingin jawabannya sekarang!

Aku butuh jawaban. Kalau tidak.... Keempat kakak-kakakku itu akan......

"Please, malem ini aja kita berdamai. Gencatan senjata. Pleasee..." Kataku memohon.

"Maksud?" Amara menyipitkan mata menatapku curiga.

Aku menghela nafas. Mungkin aku harus mengatakannya. "Liat dua mobil yang ada di belakang kita?"

Amara menoleh ke belakang. Dua mobil berwarna merah dan putih tepat berada tidak jauh dari tempat aku memarkir mobil.

"Siapa mereka?"

Siapa lagi!

"Kakak-kakak gue..." Jawabku pelan.

Amara melotot kaget.

Ya tentu saja kaget. Setahun yang lalu saja dia syok dengan kenyataan kami bersaudara, apalagi ditambah dengan kehadiran empat orang itu? Huff... Tapi aku yakin Amara tahu mereka siapa. Hanya saja aku tidak yakin Amara pernah bertemu mereka. Lagipula, mereka ada di luar negeri semua!

"Mereka cuma kuatir sama gue. Mereka emang berlebihan. Dan gue yakin lu ga akan selamat kalau lu masih bersikap dingin sama gue malem ini. Mereka bakal ngawasin kita..." Jawabku sepelan mungkin. Malah terdengar seperti cicitan.

Semalam, Merlyn telepon kalau mereka akan datang. Dan... Mario mengancam akan menyewa pembunuh bayaran untuk menembakkan peluru tepat pada jantung Amara kalau sampai... Yah, intinya begitu. Mereka takut aku depresi akut dan gila karena kehilangan Amara. Wajar saja, tapi tetap berlebihan!

Aku sampai panik!

Jelas saja panik, tapi syukurlah semua dapat dicegah oleh Marvin. Yang paling bijak dari semua hal konyol! Tapi sebagai gantinya, MEREKA yang MENGGANTIKAN si pembunuh bayaran untuk.... masih ingat yang mereka katakan setahunan yang lalu? Merlyn ingin menghajar Amara, Mario akan melemparnya dari pesawat di salah satu samudra di dunia, dan Michelle akan merekamnya.

Dan yeah... Mereka tidak pernah bercanda. Mereka benar-benar AKAN melakukannya!

Jujur, aku menyukai kepedulian mereka. Tapi tidak seperti ini juga! Mereka seharusnya ingat umur! Bahkan aku sudah 30 tahun! Oh astagaaaaa...

"Gue mau menyapa kakak-kakak tiri gue. Gue turun!" Tegas Amara setelah menutupi kekagetannya.

Apa dia benar-benar ingin masuk ke kandang singa hah?!

"Mar! Please, jangan gila! Kamu ga tau siapa yang mau kamu temuin dan kamu ga akan tau maksud mereka apa! Aku ga mau kehilangan kamu!" Lagi-lagi aku mencekal tangannya sebelum Amara membuka pintu.

Amara menaikkan sebelah alisnya.

"Mar... Please!" Kali ini saja, aku memohon dengan sangat!

"Gue cuma mau nyapa mereka aja, Kak Marcello!" Sindir Amara.

'Kak'?

What the ..... ?!

Sungguh, sekarang aku tidak mau bersabar lagi. Cukup Jessie saja yang memanggilku dengan sebutan 'kak', dan cukup Jessie saja yang membuatku terluka! Aku tidak mau Amara juga seperti itu!

I Love Her 3 : NicholasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang