Chapter 11

1.9K 275 77
                                    

Lucifer masih berdebat kecil dengan istrinya. Helena diam di belakang mereka berdua.

Sedangkan August terlihat tak sabar.
Dia benci jika ada yang mengganggu pertarungannya.

August bertekad untuk membunuh orang di depannya, tetapi suara seseorang terlintas di benaknya..

"Kembalilah, aku membutuhkan bantuanmu,"

"Cih," dia meludah kesal. Lalu menghilang begitu saja.

"Lihat dia pergi," celetuk Lilith.

"Biarkan saja, tak ada gunanya juga dia di sini, aku hanya ada perlu dengan gadis itu," kata Lucifer. Dia berbalik melihat Helena. "Aku ingin bertanya padamu,"

"Silakan Tuan," ucap Helena menundukkan kepalanya sedikit. Tak berani menatap langsung.

"Apa kau ingat seorang pemuda bernama Gray Aldric?" tanya Lucifer.

Helena menggeleng. "Siapa dia, Tuan?"

"Sepertinya dia benar tidak ingat, lihat saja ekpresinya yang kebingungan," tukas Lilith. "Lagipula kenapa kau tanya dengan pertanyaan yang kau sudah tahu jawabannya?"

"Aku hanya mengetesnya, dengan menyebut orang yang paling disukainya apa ada pengaruh dengan ingatannya, ternyata memang percuma, Azazel lebih cerdik dibanding yang kupikirkan," pungkas Lucifer.

"Macam tumbal pesugihan atau pelaris yang kau bebankan pada manusia di wilayah tenggara, ya?" Lilith bertanya melirik kasihan kepada Helena.

"Kurang lebih," tukas Lucifer pendek.

Lilith mendekati Helena, dia memegang dagu gadis itu sehingga mereka berdua saling bertemu muka.

"Apa kau kuubah saja menjadi Succubus, ya? Lagi rame loh sekarang ama inkarnasi Succubus yang mereka sebut pelakor di dunia manusia," ujar Lilith menawarkan ide ini kepada Helena.

"Jaga mulutmu, Sayang," tegur Lucifer lembut.

"Iya-iya, aku takkan memaksakan padanya, lagipula itu hanya ide saja," kilah Lilith mengambil gawainya untuk digunakan sebagai kaca. Lalu, dia mengambil potret dirinya dan mengunggah di akun sosial media dengan caption 'suamiku jahat hari ini'.

"Ya Tuhan, kenapa kau berikan makhluk seperti dia sebagai pasanganku hingga hari pembalasan nanti?" keluh Lucifer menengadah ke langit. "Aku pergi dulu, ada satu batalyon iblis yang akan berkontak dengan manusia,"

"Apa itu perlu, Sayang?"

"Tentu, mereka tak boleh merasa kalau saat ini kita dan malaikat sedang dalam kondisi berperang," pungkas Lucifer. "Ayo Helena, kau juga ikut denganku, ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu setelah itu,"

"Baik, Tuan," balas Helena mengikuti Lucifer, dan menghilang meninggalkan Lilith sendirian yang masih sibuk membalas komentar mesum di gawainya sambil senyum-senyum sendiri.

***
"Dia tertidur rupanya, keyakinanku benar kalau energinya akan terkuras habis. Tapi itu memang harga yang pantas untuk pedang itu," kata Ulric terkekeh mengagumi sarung pedang yang selesai dibuatnya.

"Ini karya kita yang mungkin takkan ada lagi tandingannya," timpal Skudd melakukan sentuhan terakhir pada bilah pedang.

"Aku menunggu apa yang akan dilakukan pemuda ini nantinya, apa hal baik, atau justru hal mengerikan yang terjadi di masa depan kelak?" gumam Ulric.

"Aku tak peduli, selama pedang ini berguna untuknya," geram Skudd mengangkat karyanya, di bawah sorot lampu di bengkel bawah tanah.

Gelombang pengungsi dari bagian atas terus berdatangan ke tingkat bawah, kebanyakan anak-anak, wanita, dan orang tua. Dikawal sedikit beberapa pasukan kurcaci.

The Exorcist: Descendant of the KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang