Chapter 13

1.6K 229 23
                                    

Nagisa berjalan cepat di koridor markas ordo. Dia terlambat menghadiri pertemuan antar Master.

Kali ini Grand Master Jay Drake akan mengangkat Master, Kapten, dan Letnan yang baru untuk menutup lubang yang ditinggalkan oleh mereka yang pergi di masa lampau. Dia menggunakan kesempatan gencatan senjata dengan para iblis untuk memperkuat kembali struktur organisasi ordo.

Nagisa membuka pintu pelan, dia melihat Master Jay sedang berpidato di ujung ruangan. Berjalan pelan, dia mengambil duduk di dekat Kayna.

"Kau terlambat," tegur Kayna melirik Nagisa.

"Maaf, aku harus mampir melihat adikku sebentar. Apa upacara pelantikan sudah selesai?" tanya Nagisa.

"Ya, Jay mengubah beberapa struktur ordo, merampingkan dan memperkuat sayap organisasi,dan ada 3 master baru yang akan berdampingan dengan kita," jelas Kayna.

"3? Siapa saja mereka? Aku tak melihat kandidat Master di sini," Nagisa celingukan, dia hanya mendapati Master Irene, Alain, Gustav, dan Lucia. Selain tentunya Kayna dan dirinya.

"Lee, sekarang dia menjadi master ordo, dua lainnya adalah Master Paula, dan seorang lagi seorang master baru dari aliansi, aku lupa namanya," papar Kayna lagi.

"Aku memang seringkali mendengar desas-desus kalau Lee akan diangkat menjadi master, ini sejak aku masih seorang letnan dulu. Kupikir dia menolak. Tapi, rupanya ada yang mengubah cara pandangnya sekarang ini," kata Nagisa menatap ke punggung Irene. Dia tersenyum.

"Apa kau sudah mendapat Kapten dan Letnan baru?" tanya Kayna.

Nagisa menoleh. "Ah ya, Christi menjadi kaptenku, dia mengalahkan kandidat lain dalam pertarungan adil, untuk letnan ada seorang lulusan baru yang menjanjikan tapi aku masih ingin memantaunya terlebih dulu, apalagi dia belum memiliki banyak pengalaman," ujarnya.

Kayna menggaruk-garuk dagunya.

"Ada apa?" tanya Nagisa.

"Tidak, cuma sekarang begitu sulit mencari anggota yang kompeten beda dengan zaman kita dulu, pendaftar juga makin sedikit, seakan nama ordo terjatuh ke dalam jurang dalam," keluh Kayna.

"Memang, ordo sudah tak sama seperti dulu, hancurnya ordo tak lepas dari kesalahan kita sendiri. Selain itu, aku mendengar organisasi saingan kita berhasil menancapkan kukunya lebih dalam di tengah masyarakat. Padahal mereka terang-terangan memuja iblis dan menggunakan kekuatan hitam, meski tujuannya menghancurkan iblis itu sendiri," ungkap Nagisa.

"Sungguh ironi, memuja sesuatu yang akan mereka hancurkan sendiri," komentar Kayna.

"Mungkin hanya ingin memanfaatkan kekuatan mereka, tapi entahlah aku hanya tak menyukai metode mereka yang kejam. Kelompok brengsek yang tak memiliki pendirian, aku benci mereka," ketus Nagisa kesal.

Kayna hanya menyeringai tanpa berkomentar apapun lagi.

Ordo Exorcist di bawah kepemimpinan Grand Master Drake kini memulai revolusi besar-besaran. Mereka menambah jumlah Master dan membagi-bagi dalam divisi-divisi khusus serta wilayah yang harus dijaga. Serta memperkuat kurikulum pendidikan dan pelatihan baru yang lebih efektif dibanding sebelumnya. Selain itu, perekrutan kepada calon-calon pengusir iblis semakian masif, ini karena semakin dikit orang-orang yang ingin menjadi Exorcist, utamanya dikalangan anak muda yang lebih memilih menjadi bagian Brotherhood.

***
"Kenapa kita berada di sekolah? Bukankah kau menyetujui misi penggalian firaun?" seru Djin memprotes dalam bentuk kucingnya.

"Aku butuh pemanasan, ini lebih menarik dari yang kau kira," kata Gray. "Lagipula hadiahnya lumayan besar untuk ukuran sekolah, mungkin karena ini termasuk sekolah terkenal."

The Exorcist: Descendant of the KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang