Ethan bersiul melihat sosok di depannya.
"Hawa membunuh yang pekat, bernapas saja sulit," gumam Ethan.
"Dia benar-benar ingin mengintimidasi kita," timpal Gray.
"Apa kau takut?" tanya Ethan melirik Gray.
"Tidak juga, rasanya sudah lama aku tak melemaskan otot-ototku," kata Gray melakukan pemanasan.
"Kau bisa diam dan menonton jika mau, biar aku menghabisinya sendiri," ujar Ethan besar kepala.
Gray menyeringai. "Kau terlalu sombong, jika kau lakukan itu sendiri hidupmu akan berakhir cepat hari ini," tegasnya.
Ethan menoleh ke arah Gray, dia tersenyum mengerikan. "Kau tak perlu takut, lagakmu sok kuat tetapi ada rasa takut juga kau ini,"
Gray sedikit terpancing diremehkan.
Keduanya saling bertukar tatapan intens, sejenak melupakan keberadaan monster tersebut.
"GROAAARR!" monster itu mengaum marah. Para Elf di belakang kedua pemuda itu mundur beberapa langkah, mereka mulai terintimidasi hawa keberadaannya. Baru kali mungkin seumur hidup ketakutan merambah setiap nadi yang mengalir di tubuh mereka.
"Berisik!" umpat Ethan marah. "Makhluk tolol apa sih dia ini?!"
"Chernobog, Dewa Kegelapan masa lampau, konon kekuatannya kegelapannya setingkat Hades, Dewa Dunia Bawah Yunani Kuno," ungkap Gray. "Terlampau percaya diri juga tak baik buat kita, berhati-hatilah jika tak ingin mati..."
"Sudah kubilang kau diam saja dan menonton!"
Ethan langsung melompat menyerang sebelum Gray selesai menjelaskan, dia menyerang dewa itu dari atas.
Ujung tombaknya mengeluarkan percikan petir berwarna biru, ditusukannya langsung ke tengah leher Chernobog.
Tanpa diduga Ethan, ujung tombaknya diraih begitu saja oleh Dewa Kegelapan itu, Ethan sejenak melayang di udara sebelum dia dihempaskan hingga punggungnya membentur batang kayu dengan keras.
"Apa kau tak apa?" tanya Gray setengah berteriak.
Ethan sejenak kesulitan bernapas, dia memberi isyarat kalau baik-baik saja. Dua elf buru-buru mendekat memberi pertolongan.
Ethan memberi isyarat kalau dia baik-baik saja.
Elf lainnya dikomando oleh kapten mereka menyerang dengan anak panah.
Jika saja lawan mereka makhluk biasa, mungkin belasan anak panah itu akan langsung membunuh sasaran, tetapi Chernobog tetap bergeming di posisinya ketika anak panah itu sama sekali tak mampu menggores kulitnya.
Gray menghilang dari tempatnya berdiri, dia muncul dalam sekejap mata di belakang Chernobog. Dia mengincar titik buta makhluk itu. Pisaunya sudah bersiap dihujamkan dalam-dalam.
Tetapi Chernobog memutar badannya, agak kontras dengan tubuh raksasanya, dia memiliki kecepatan yang hampir sama dengan Gray.
Chernobog melepaskan tinju ke dada Gray.
Gray terkejut, dia menggunakan perubahan iblisnya tepat sebelum tinju Chernobog menghantam tubuhnya. Pemuda itu berkelit cepat, dan menendang leher dewa kegelapan slavia tersebut hingga terbanting menghujam tanah.
Ethan lumayan dibuat terkejut, baru kali ini dia melihat kekuatan dari dalam tubuh Gray, selama ini dia hanya merasa kalau teman barunya itu menyimpan potensi kekuatan besar. Dia hanya mendengus dan menyeringai. "Sampah ini benar-benar kuat,"
Chernobog bangkit lagi, matanya yang besar seputih susu menatap penuh amarah kepada Gray. Dia membuka mulut, meraung keras.
Gray, Ethan dan Elf yang berada di sana buru-buru menutup kuping.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Exorcist: Descendant of the King
FantasíaSekuel The Exorcist Holy Grail (Buku 3)