Chapter 25

923 126 25
                                    

Gabriel sedang berdiri di tepi surga, dia melihat ke bawah. Matanya tampak awas.

"Apa yang kau lakukan, Gabriel?" tanya Uriel mendekat datang bersama Sariel.

"Hanya menonton makhluk kegelapan saling menghancurkan satu sama lain," kata Gabriel.

"Kau akan ikut campur ke bawah? Kulihat para Neraka juga sedang bergejolak di bawah sana," komentar Urieil.

"Ingat, kita sedang gencatan senjata," kata Sariel mengingatkan.

"Aku tahu, tetapi aku akan turun langsung jika melihat dunia bawah ikut campur ke dalam pertarungan," ujar Gabriel dengan raut muka serius.

***
Rambutnya berkibar diterpa angin malam, Gray berdiri di atas dinding pertahanan vampir. Di sebelahnya berkibar panji-panji kebesaran bangsa vampir.

"Kenapa kalian hidup saling membenci dengan kelompok manusia serigala?" tanya Gray ketika Rowena muncul di sampingnya. Dia melirik ke ratu vampir tersebut yang kini telah mengenakan baju besi hitam pekat, rambutnya dikuncir kuda, dengan pisau panjang identik berbilah keperakan di pinggang.

"Itu sudah berlangsung selama berabad-abad lampau, sebenarnya dari awal kami hanyalah manusia biasa sama seperti kalian, hidup normal tanpa haus darah. Namun, saat itu pemimpin kami sangat haus akan kekuasaan, demi itu dia rela menjual dirinya kepada iblis dan membuat seluruh rakyatnya menjadi seperti sekarang,' jelas Rowena wajahnya terlihat suram.

"Apa dia sudah mati?" tanya Gray lagi.

Rowena menggeleng. "Aku tidak tahu, setelah kesultanan Ottoman menghancurkan kami kudengar dia terbunuh, tapi ada juga yang bilang kalau dirinya dikubur hidup-hidup dalam makam bawah tanah." Wajahnya menunduk sulit untuk dibaca ekspresinya.

"Rowena, apa kau mengenal Robert?" tanya Gray yang tak sengaja ingatan nama sahabatnya itu terlintas di otaknya.

"Robert? Siapa dia? Apakah dia vampir?" Rowena tampak kebingungan.

Meski begitu Gray sempat melihat ekspresi terkejut di wajah ratu vampir tersebut, sebelum terhapus dan digantikan ekspresi bingung yang dibuat-buat.

Sayup-sayup mulai terdengar lolongan serigala saling bersahutan. Gray dan Rowena bertukar pandang, mereka tahu pasukan Werewolf akan segera tiba di medan laga.

Rowena bergegas memberitahu bawahannya untuk bersiap. Barisan pemanah dengan tabung penuh anak panah berjajar rapi di atas dinding, mereka siap melepaskan anak panah yang akan menyasar jantung manusia serigala.

Padang rumput luas yang terbentang di depan benteng kaum vampir sebentar lagi akan dibanjiri pasukan musuh

Gray meluaskan pandangannya, dia melihat garis depan pasukan werewolf berderap maju. Tak diduga olehnya, panji-panji Ordo Exorcist juga ikut di dalamnya, pasukan berbaju pelindung besi dengan jubah berkibar di belakang.

"Kenapa mereka ikut campur?!" geram Gray meremas dinding batu di depannya. "Rowena!"

Rowena berbalik mendengar panggilan Gray.

"Jangan ada yang menyerang dulu, aku akan turun ke sana, bisakah kau melakukannya?"

"Apa yang terjadi, Gray?"

"Lakukan saja,"

Gray melompat dari atas dinding benteng, mendarat dengan mudah di atas tanah keras, lalu melakukan gerakan kilat dan sekejap mata sudah berada di depan pasukan gabungan werewolf dan ordo.

"Berhenti!" teriak salah satu letnan ordo yang mengenali Gray.

"Gray, kau benar berperang untuk kaum vampir?!" Drake muncul dari belakang pasukan ordo, bersamanya Lee, Irene, dan Alain. Nagisa menyusul setelahnya.

The Exorcist: Descendant of the KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang