'Terlanjur nyaman terjebak dalam lingkaran setan.'
Senja di ujung langit cakrawala sudah menyapa. Memberi kesan indah meski datangnya hanya sekedar singgah semata. Al berjalan ke dalam rumahnya dengan penampilan urak-urakan dan rambut yang acak-acakan. Ia berjalan dengan santai sambil menenteng jaket hitam di tangannya. Saat Al membuka pintu, ia disambut oleh wanita paruh baya yang sedang berdiri sambil bekacak pinggang.
"Darimana kamu?"tanya wanita paruh baya itu yang tak lain adalah Sarah mama nya.
Al tidak berniat menjawab pertanyaan mama nya melainkan terus berjalan seolah-olah tidak ada mama nya disana.
"Al kamu berantem lagi?! Terus aja berantem! Mau jadi apa kamu Al,jangan sampai masa depanmu suram Al!"omel Sarah.
Seketika Al menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah mama nya. Tatapannya sangat dingin dan menusuk.
"Sejak kapan anda peduli sama saya? Masa depan saya itu urusan saya! Mau jadi apapun saya nanti, itu bukan urusan anda."tegas Al. Matanya menyorotkan kemarahan yang sangat kentara.
Sarah memelotot tajam saat Al membalas ucapannya dengan kata-kata yang menohok. Memang Al dan mama nya tidak akur sejak mama nya menikah lagi. Al tidak benci melainkan kecewa mengingat mama nya itu menikah saat Al masih terpuruk atas kepergian papa kandungnya.
"Al kenapa kamu selalu marah saat mama menegur kamu? Mama hanya tidak mau kamu kehilangan masa depan kamu, apa lagi kamu bergabung dengan geng tidak jelas. Itu hanya membuang waktu kamu saja."balas Sarah membuat Al tersenyum miring.
"Apa anda lupa? Suami tercinta bapak Rigel Mahawira yang terhormat juga adalah ketua geng besar."ucap Al skakmat.
"Tapi Al-"
"Saya capek, saya nggak mau debat terlalu lama. Berdebat dengan anda membuat dosa saya semakin banyak."potong Al lalu melenggang pergi menuju kamarnya tanpa memperdulikan mama nya yang berteriak memanggil namanya.
Al masuk ke dalam kamar bernuansa hitam putih seraya membanting pintu keras. Al mengerang frustasi sambil menarik rambutnya. Setiap Al melawan Sarah, sesudahnya ia selalu merasa bersalah dan marah pada dirinya sendiri.
"Bangsat!"umpatnya.
Lalu Al segera menyambar handuk dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Al harus segera pergi keluar, jika tidak hatinya akan terus merasa tidak enak. Al selalu begitu sesaat sesudah melawan mama nya yang dulu sangat Ia sayang dan ia puja-puja. Bahkan jika harus dikatakan, sekarang pun Al masih sayang kepada mama nya hanya saja Al tidak memperlihatkannya.
Berselang 30 menit kemudian Al keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Kemudian Al mengambil baju di dalam lemarinya.
"Hari ape nii?"tanya Al entah pada siapa.
Al meraih ponselnya di dalam saku jaket hitam yang sering dipakainya itu. Ia menyalakan ponselnya alih-alih untuk melihat hari apa sekarang.
"Oh sabtu,"gumamnya lalu melempar hp nya ke arah kasur.
"Gue apel kemana ya?"pikirnya sambil melihat pantulan dirinya di cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR
Teen FictionIni cerita tentang seorang gadis cantik bernama Aurora Titania. Ia memiliki watak dingin dan sulit beradaptasi dengan sekitarnya. Kemudian ia berteman dengan ketua geng motor berpengaruh di kotanya. Kehadiran laki-laki itu perlahan-lahan merubah hid...