'Keadilan sosial bagi rakyat good looking'
"Irene besok kamu akan pergi ke Aussie,kamu akan melanjutkan sekolah disana dan tinggal bersama paman kamu."
Irene melebarkan matanya terkejut."Kenapa sangat mendadak ma?Irin belum punya persiapan apa pun."balas Irene.
"Maaf mama nggak ngasih tahu kamu sebelumnya Rin. Tapi mama mau kamu kembangkan bakat kamu di sana,karena disini mama tidak bisa memperhatikan kamu karena pekerjaan mama yang sangat sibuk."jelas Sarah,mamanya.
Terdengar helaan napas berat dari Irene,ia bingung harus bagaimana sekarang.
"Bagaimana dengan Al?Irin gak mau pisah sama Al,apa boleh dia ikut sama Irin ke Aussie? Agar Irin dengan leluasa memperhatikan Al."
Sarah menggelengkan kepalanya."Kamu saja yang pergi ke Aussie. Al disini sama mama,toh Al sudah besar jadi gak usah kamu khawatirin, kamu harus fokus ke sekolah kamu saja."tegas Sarah.
"Tapi ma—"
"Irene Keana! Mama tidak menerima penolakan!"sela Sarah.
Kini mata Irene sudah berkaca-kaca. Bagaimana ini? Ia tidak bisa meninggalkan adiknya, saat ini adiknya itu sedang butuh dirinya,jika Irene pergi, Al akan kesepian. Terlebih lagi dua hari yang lalu mereka ditinggal oleh papa tercinta untuk selamanya. Jadi tidak baik bagi Al jika Irene harus meninggalkannya saat situasi masih berduka seperti ini.
"Ma, Al masih kecil,dia baru kelas lima SD. Kita juga masih berduka atas kepergian papa, Al butuh Irin. Apa mama tidak memikirkan bagaimana perasaan Al jika tahu Irin akan pergi untuk waktu yang lama?"tanya Irene yang mulai terisak.
Sarah terdiam. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan putrinya itu. Lalu beberapa menit kemudian,Sarah berdiri dari duduknya.
"Apa bedanya dengan kamu yang baru kelas enam SD?kalian masih sama-sama kecil,jadi cukup jangan beralasan lagi. Mama tidak mau tahu,malam ini kamu harus sudah prepare karena jadwal keberangkatan kamu sudah mama atur."final Sarah lalu pergi meninggalkan putrinya yang menangis.
Selepas mama nya pergi,Irene menangis sambil menundukkan kepalanya. Rasanya sangat sesak bila membayangkan bagaimana ekspresi Al saat tahu kalau kakaknya akan pergi.
"Mama jahat..hiks..hiks.."isak Irene.
Tiba tiba sebuah tangan kecil memeluk Irene memberi kehangatan bagi gadis itu. Tangan ini pasti milik bocah kelas lima SD yang tak lain adalah adiknya,Altar Kenan.
"Jangan nangis, Al nggak papa, kak Irin boleh pergi, Al akan baik-baik aja."ucap bocah itu setegar mungkin.
Ya, Al tidak sengaja mendengar percakapan antara kakak dan mama nya saat ia hendak mengambil air ke dapur. Al terkejut mendengarnya,lagi-lagi ia harus dipisahkan dengan orang yang sangat Al sayang. Namun Al tidak mau egois, ia berpikir positif mama nya pasti melakukan ini demi kebaikan kakak nya juga.
"Al kakak gak mau ninggalin kamu,kalau kakak pergi nanti siapa yang jagain kamu?"tanya Irene disela-sela isakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR
Teen FictionIni cerita tentang seorang gadis cantik bernama Aurora Titania. Ia memiliki watak dingin dan sulit beradaptasi dengan sekitarnya. Kemudian ia berteman dengan ketua geng motor berpengaruh di kotanya. Kehadiran laki-laki itu perlahan-lahan merubah hid...