Accept

431 54 38
                                    

'When you say i'm just a friend to you~meghan trainor'

















"Keputusan gue udah bulat Ra. Gue gak bisa jadi temen lo lagi."

Kedua bola mata Ara terus menunjukkan tatapan tak percaya atas apa yang diucapkan oleh Al.

"Al,kok lo enteng banget sih ngomong kayak gitu? Kita temenan bukan cuma satu atau dua hari Al!"balas Ara terdengar seperti membentak.

"Posisi gue udah tergantikan, jadi apa lagi yang harus di harapkan dari pertemanan ini?"tanya Al.

"Alasan lo terlalu klise Al."jawab Ara cepat.

"Gue gak suka kalau ada cowok lain yang bikin lo ketawa selain gue."jujur Al.

"Egois."balas Ara.

Al mengangguk paham,bahkan ia sadar kalau dirinya egois. "Gue sadar kok sama apa yang gue omongin sekarang."kata Al.

"Ra,kayak nya gue nggak perlu approach sama lo. Karena kita udah deket."ucap Al.

Ara menaikkan kedua alisnya,mendadak otaknya tidak bisa mencerna apa yang di ucapkan oleh Al. Biasanya Ara dengan mudah bisa menebak isi pikiran cowok itu. Tapi kenapa sekarang rasanya sangat sulit?

"Seperti kata gue sebelumnya,gue udah gak bisa jadi temen lo. Sekarang—"

Al menggantung ucapannya,ia menarik napas panjangnya lalu ia hembuskan secara perlahan.

"Gue mau ganti status jadi pacar lo."

Ara kaget sekaligus speechless.

Iyalah gimana ngga kaget coba? Temenan selama bertahun-tahun dan tiba-tiba doi bilang gak mau temenan lagi,pikiran udah overthinking,and then gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba dia confess setelah beberapa detik mutusin tali pertemanan.

Ini bener-bener di luar dugaan Ara.

"Al?"

"I know this is crazy,you must be surprised, me too." ucap Al.

"Kenapa lo ikut kaget juga?"tanya Ara.

"Because gue baru sadar kalau rasa gue ke lo udah melebihi batas wajar dari rasa sayang gue ke temen."jawab Al gamblang.

"Bener kata Javas,persahabatan antara cewek sama cowok itu gak pernah berjalan mulus."lanjutnya.

"Sejak kapan?"tanya Ara lagi.

Al memberi jeda sejenak untuk dia mengambil napas panjang lagi sebelum menjawab pertanyaan dari Ara.

Tarik napas mulu,mau confess apa lahiran?

"Sejak gue mutusin buat pacaran sama Ziva."

Ara mengangguk paham. Rasanya masih aneh aja,liat Al yang jujur sama perasaannya. Sebelumnya Ara ngga pernah expect kalau Al punya rasa lebih buat dia. Ya—Al juga gak pernah nunjukin tanda-tanda kalau dia suka sama Ara,iya suka dalam artian lebih. Intinya semua terjadi di luar nalar.

"Gue tahu ini hal baru buat lo,buat gue juga. Rasanya juga pasti aneh kan? Gue sebenernya udah kode dari kemarin sama lo,waktu gue bilang gue gak mau terlalu terikat dalam pertemanan ini."

ALTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang