'Duduk sama rata,berdiri tanpa raja.'
Malam ini semua anggota Pandawa sudah berkumpul di markas. Tidak lupa memakai jaket kebanggaan mereka. Sampai saat ini belum ada tanda-tanda pergerakan dari musuh. Namun,Al sudah menginterupsi agar semua tetap waspada. Takut-takut mendapat serangan dadakan.
Tapi beberapa saat kemudian,suasana di markas besar Pandawa berubah menjadi tegang saat Guntur datang membawa informasi yang ia dapat bersama tim nya.
"Pergerakan terlihat dari dua arah,Utara dan Barat. Sepertinya mereka mulai jalan ke sini. Tapi Al, kali ini yang bergerak bukan cuman Panel,"ucap Guntur.
"Bukan cuman Panel? Melvin bawa geng yang lainnya gitu?"sambar Javas.
Guntur mengangguk. "Gue liat dari arah Barat ada Fathur sama Riksa yang mimpin."kata Guntur.
"Fathur yang kemarin baru dilantik jadi ketua Viktor yang baru itu kan?"tanya Arvin memastikan.
"Iya. Kayaknya kali ini kita di kepung tiga geng sekaligus Al. Panel bawa Viktor dan Fetish buat andil dalam masalah kali ini."ujar Guntur.
"Alasan mereka ngelakuin ini apa si sebenernya?"tanya Arvin bingung.
"Nakula mau ambil posisi Al sebagai ketua Pandawa."sahut Aksa.
"Gue yakin Melvin ngambil kesempatan bagus ini karena Om Ri lagi di luar negeri."timpal Banu.
"Kalau Panel sama Viktor kita masih bisa lawan. Tapi kalau Fetish? Kita bisa kalah telak Al."tambah Arvin.
"Gue jadi ngeri anjir."cicit Javas.
"Al,mereka udah mulai deket!"seru Putra salah satu tim info.
Saat ini terlihat wajah resah dari para anggota Pandawa. Mendengar lawan mereka yang kali ini sangat berat, membuat mereka jadi segan untuk melawan. Hawa ketegangan di markas Pandawa semakin terasa.
"Duduk sama rata,berdiri tanpa raja."cetus Al.
Kemudian Al berdiri tegak di hadapan para anggotanya. Ia melihat satu persatu raut wajah tegang campur takut yang tercetak jelas di wajah mereka.
"Kali ini kita bisa menerapkan istilah itu. Semua nya rata sederajat. Gak ada yang namanya ketua,wakil ketua dan semacamnya. Disini kita semua teman."ucap Al.
"Berdiri tanpa raja. Gue gak maksa kalian buat ikut lawan mereka, yang gue butuhkan adalah kesadaran kalian. Yang gue butuhkan adalah jiwa kesolidaritasan kalian. Gue mau kalian bertindak bukan atas suruhan ketua kalian. Sekarang gak ada yang namanya ketua."lanjutnya.
Suara Altar terdengar tegas dan berwibawa. Tatapannya sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia takut sekarang. Saat ini ia berbicara bukan sebagai seorang ketua. Namun sebagai seorang teman.
"Gue disini sebagai teman kalian yang saat ini butuh bantuan tenaga kalian. Dan gue tegasin sekali lagi,gak ada pemaksaan disini."pungkas Al.
"Gue rasa karena sekarang kita semua teman. Gak ada yang duduk di posisi penting saat ini. Jadi gue sebagai teman yang baik, gue mengusulkan kalau kita harus saling bahu membahu,Bukannya sebagai seorang teman kita harus saling merasakan penderitaan satu sama lain?"timpal Arvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR
Teen FictionIni cerita tentang seorang gadis cantik bernama Aurora Titania. Ia memiliki watak dingin dan sulit beradaptasi dengan sekitarnya. Kemudian ia berteman dengan ketua geng motor berpengaruh di kotanya. Kehadiran laki-laki itu perlahan-lahan merubah hid...