Tantangan

479 57 34
                                    

'Selamat ulang tahun cantik, semoga kita segera bertemu.'



















Malam ini beberapa anggota pandawa terutama tim inti sedang berkumpul di sebuah ruangan yang disebut 'Secret room' mereka duduk di sebuah meja yang melingkar sambil menunggu sang ketua datang. Tapi ada satu sosok yang membuat orang-orang menatapnya bingung. Karena dia sejak tadi terus berbicara sendiri membuat mereka yang melihatnya merinding.

"Kok Zeline bisa tahu ya apa yang gue omongin di dalam hati? Apa dia anak indomie? Masa iya? Hm... Patut di curigai."celotehnya.

"Ah mungkin aja kebetulan kali, atau jangan-jangan ikatan batin? Tapi mana mungkin. Terus apa dong?"

Pletak...

Laki-laki tampan yang sedari tadi berbicara sendiri itu terkesiap tatkala teman laknatnya melayangkan jitakan yang lumayan keras pada kepalanya. Bukan lumayan, tapi memang keras sampai membuat cowok itu meringis sambil memegangi kepalanya. Saat ia mengedarkan pandangannya, terlihat semua orang yang ada di ruangan itu tengah menatapnya aneh.

"Anjir apa-apaan nih?!"ucapnya nyolot.

"Vin ai maneh teh kenapa? Dari tadi ngomong sendiri terus, lo sakit hah?!"oceh sang oknun yang menjitak  Arvin. Dia adalah Javas.

"Vas nanaonan sih! Kan sakit bego!"balasnya tak terima.

Kalian tahu bagaimana reaksi Javas? Cowok itu menggedikkan bahunya acuh seolah-olah tidak merasa bersalah karena telah menjitak kepala Arvin terlalu keras.


"Kita kira kan lo kesurupan dedemit wc pin, kan lo juga tau di wc sekolah itu banyak uka-uka nya."sahut Banu.

"Ngerasa pusing atau pundak lo berat gak Vin?kalo iya berarti fiks adaan itu mah!"seru laki-laki di samping Banu.

"Tadinya gue mau ngucap istigfar tapi takut Arvin kebakar,"celetuk anggota lainnya.

Arvin menghela napasnya malas seraya mendelik pada Javas yang cekikikan hanya cekikikan tanpa ada rasa bersalah.

"Gue nggak kemasukan anying! Gue juga bukan setan! Gue lagi mikirin hal yang gak masuk akal makanya gue ngomong sendiri."jelas Arvin.

"Kalau gak masuk ke si akal tinggal masukin aja ke si ikal,hidup mah jangan dibawa susah pin,suka ribet kamu mah bep."terdengar gelakan tawa di seluruh ruangan akibat jokes random yang Javas lontarkan.

"Yang waras mah ngalah aja,"balas Arvin pasrah.

Saat itu pula pintu ruangan terbuka menampilkan sosok laki-laki berbadan tegap bersama dua orang laki-laki di belakangnya. Aksa dan Putra. Seketika suasana di ruangan itu pun menjadi hening saat ketua mereka mendudukan dirinya di kursi yang berada di tengah-tengah mereka.

"Gimana kondisi Zidan dan pos selatan?"tanya Al pada laki-laki yang duduk di samping Banu yang tak lain adalah wakil dari pos selatan.

"Zidan beberapa hari ini kondisinya mulai berangsur baik, pos selatan juga lagi  di renovasi, karena setelah kejadian kebakaran itu semuanya hangus gak ada sisa."

Al mengangguk lalu beralih pada Aksa yang duduk di sampingnya. "Gimana Dandi?"

"Dandi udah mulai jualan lagi, dia juga udah mulai bisa sekolahin adik nya satu persatu. Cuman lapak dagangnya aja yang pindah."

ALTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang