Selir hati

386 40 6
                                    

'Persahabatan cewek sama cowok itu bullshit.'














Pagi ini SMA Barata dikejutkan oleh berita Al yang berpacaran dengan Ziva, ketua cheerleader cantik yang lumayan famous di kalangan adik kelas. Hal itu tentu mendapat respon negatif dari beberapa murid,terutama fans fanatik Al. Tapi ada juga yang merespon positif seperti mendukung kalau keduanya itu cocok menjadi pasangan.

Murid-murid Barata kebanyakan yang terkejut tak menyangka jika Al berpacaran dengan gadis lain. Yang mereka tahu itu kalau Ara adalah pacar Al. Namun sesuai klarifikasi dari Al,hubungannya dan Ara hanya sebatas teman. Tidak lebih. Tidak heran bila ada yang kecewa saat mendengar pernyataan itu,pasalnya pasangan Ara Altar paling populer di Barata.

"Anjir si Al kapan deketnya sama kak Ziva,sampe pagi-pagi gini udah heboh aja."dumel Vanka.

"Gercep juga, kak Ziva pemikiran nya sempit."timpal Zeline.

"Kok gitu?"nimbrung Manda.

"Iya, gombal dikit langsung nempel."celetuk Zeline.

"Cewek mana yang gak mau sama ketua pandawa."ceplos Ara yang sejak tadi hanya diam mendengarkan celotehan teman-temannya.

"Iya,pacaran sama Al kan bisa langsung famous. Bukan cuma di sekolah kita tapi sampe ke sekolah lain juga."tambah Vanka.

Kelima cewek-cewek cantik itu sedang duduk melingkar di meja kantin. Mereka  menemani Zeline sarapan.

"Ada kok yang gak mau sama Al."kata Zeline.

"Siapa?"

"Ara."ucap Zeline,Vanka,dan Manda serempak.

Ara mendengus sambil mengangkat bahunya acuh tak acuh. Entah harus bereaksi bagaimana saat Ara mendengar berita heboh ini. Yang ia pertanyakan saat ini, apa Al benar-benar melakukannya sesuai dengan apa kata hatinya, atau cuman karena omongan Ara tadi malam?

"Ra,kalau Al udah punya pacar,berarti lo gak akan di perhatiin lagi dong?"tanya Zeline.

"Bagus."jawab Ara singkat.

"Ck, sekarang emang belum kerasa Ra,tapi nanti lo bakal ngerasain kek ada sesuatu yang hilang. Secara kan lo udah terbiasa diperlakukan spesial sama Al."sahut Manda menohok.

Ara terdiam. Sebenarnya hal itu lah yang Ara takutkan,ia takut tanpa ia sadari,Ara sudah terlalu bergantung dengan laki-laki itu. Setelah terdiam beberapa menit,Ara kembali bersuara.

"Zel,cepetan makannya bentar lagi masuk."titah Ara pada Zeline yang sedang menyuapkan nasi kuning ke mulutnya.

Manda memperhatikan mimik wajah Ara yang sedikit berubah menurutnya. Tatapan mata gadis itu mendadak kosong.

Mulut sama hati emang suka nggak sinkron.

Tiba-tiba Ara berdiri dari duduknya membuat Manda,Vanka,maupun Zeline memandang temannya itu bingung.

"Mau kemana Ra?"tanya Vanka.

"Gue duluan ke kelas ngerjain PR."katanya lalu melenggang pergi meninggalkan ketiga temannya yang terheran-heran.

ALTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang