'Masa harus melepas sebelum menggenggam?'
"PIPIPIPIP CALON MANTU..."
"Kang Emil mie kuah nya satu ya!"pesan cowok berkumis tipis yang baru saja datang bersama ketiga temannya.
"Kata aing juga harusnya sekarang teh kita sunmori!"seru Javas yang langsung dihadiahi toyoran oleh Arvin.
"Gegayaan sunmori,sunmolor yang ada!"cibir Arvin.
"Gue udah stay dari pagi ya,maraneh aja yang pada kebo!"sanggah Javas.
"Halah dusta. Canda dusta."sahut Banu.
Siang ini ke-empat cowok itu singgah sebentar di warung kang Emil sebelum ke markas. Minus Aksa karena cowok dingin itu sedang ada urusan. Awalnya mereka berencana untuk pergi sunmori pagi ini bersama Pandawa. Namun rencananya hanyalah sebuah wacana.
"Masih ada minggu depan. Jangan kek orang yang besok bakal mati aja."ucap Al enteng.
Javas mendelik sinis pada Al."Kan umur gak ada yang tahu Al. Bisa aja si Arvin yang duluan."celetuk Javas.
"Lo nyumpahin gue mati Vas? Kamu tega? Kamu lupa sama semua yang pernah kita laluin?"sahut Arvin mendramatisir. Membuat ketiga temannya menatap jijik ke arahnya.
"Najis! Pantes Zeline ogah sama lo."cibir Banu.
"Besok gue confess. Gue yakin dia gak akan nolak gue, siapa sih yang nolak pesona seorang Arvin Pradipta?"balas Arvin percaya diri.
"Aku suka sama kamu,kamu suka sama dia,dia suka sama temanmu,temanmu suka sama aku..."nyanyi Al lantang seolah sedang menyindir salah satu temannya.
"Gue pengen cari kerja part time."ucap Javas mengganti topik.
"Emang lo punya pengalaman kerja? Orang selama ini lo selalu minta sama bokap lo. Jangan bilang kalau bokap lo bangkrut Vas?"cerocos Banu.
Buru-buru Javas menggelengkan kepalanya. "Pengalaman kerja? Gue punya. Hm—terakhir sih kerja kelompok." spontan ketiga temannya memutar bola matanya jengah.
"Dahlah emang gak pernah bener otaknya. Mau resign aja gue jadi temen lo Vas."ucap Arvin pasrah.
"Ngepet udah paling bener buat lo Vas. Tenang,gue yang jagain lilinnya."usul Al.
Javas menghela napasnya. "Pengennya sih gitu. Tapi belum aja ngepet, babinya udah sold out duluan."keluh Javas.
Banu yang emang tingkat humornya sangat rendah itu langsung tertawa terbahak mendengar keluhan Javas.
"Ganti monyet aja bisa gak?"tanya Banu.
"Gak tahu gue,coba tanya sama dukunnya. Al bisa gak?"tanya Javas pada Al.
"Boleh."sahut Al diakhiri kekehan ringan.
"Tuh boleh Vin. Malem nanti lo keliling ya, gue jaga lilin."kata Banu seraya menepuk bahu Arvin.
"Lo anggap gue monyet Nu?sialan lo belum aja ngerasain di slepet orang gila."balas Arvin.
"Vas slepet Vas."titah Arvin pada Javas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR
Teen FictionIni cerita tentang seorang gadis cantik bernama Aurora Titania. Ia memiliki watak dingin dan sulit beradaptasi dengan sekitarnya. Kemudian ia berteman dengan ketua geng motor berpengaruh di kotanya. Kehadiran laki-laki itu perlahan-lahan merubah hid...