5.0 Dia Datang

344 35 8
                                    

   vote pls ?

   vote pls ?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

       Ella membuang tasnya ke atas ranjangnya. Ia muak sekarang. Orangtuanya sudah sangat melewati batas.

"Shitt!!" Umpat Ella kesal.

One hour ago...

"Mom, tell me that you are kidding ?" Ella menatap Mamanya dengan mata tidak percaya.

"I'm not, sweetie. Itu sudah manjadi keputusan kami." Jawab Alta.

"Bu-bukannya tidak baik jika lelaki dan perempuan beda status tinggal bersama ?"  Tanya Mark agak panik.

"Betul! Itu tidak baik!" Sahut Ella bersih keras.

Namun ternyata keempat orangtua mereka tertawa, "oh my, I'm sorry. Sepertinya Mama salah bicara. Kalian tidak tinggal dalam satu unit, tapi satu lantai. Kamar kalian akan dihubungkan dengan satu pintu di bagian sisinya, bagaimana ? Kalian pasti senang bisa sering bertemu." Lanjut Maria.
.
.
.

"SENANG APANYA!! BEDA UNIT TAPI TETAP SATU ATAP TETAP MEMBUATKU MUAKK!" Pekik Ella.

Untung saja ia memaksa kembali ke apartemen, jadi setidaknya dia bebas berteriak karena kalau tidak, Ella bisa gila.

Drrrrr drttt.

Sebuah nomor asing menelepon Ella, jangan-jangan Mark ? Masa sih ?

"Halo ?" Jawab Ella sesaat setelah ia mengangkat panggilan itu.

"Hei babe, kau memblokir nomorku, ini aku Da-" pip.

Ella lagi-lagi nembanting benda yang tidak bersalah ke atas kasur. Dia sudah memblokir nomor Dani agar si brengsek itu tidak mengganggu hidupnya. Tentu dengan mantan sahabatnya.
Ella bukan tipikal gadis yang akan galau berlama-lama setelah putus. Mottonya adalah 'sedih cukup semalam saja, setelahnya kembali bahagia'.  Ya walau tidak menyangkah Dani akan mengganti nomornya dan kerap menghubungi Ella.

Drrrt drrttt.

"APA LAGI MAUMU BRENGSEK!"

"eitt...kau terlalu kasar!" Ella terkejut. Itu bukan suara Dani. Ia menjauhkan ponsel dan melihat nomor siapa itu.

Tidak ada nama.

"Oh maaf, uhm..siapa ya ?" Tanya Ella langsung menurunkan nada bicaranya.

"Kau tidak mengenal suaraku ? " Katanya. Ella mengernyit. Ini kan bukan acara tebak-tebakan, kenapa harus menjawab ucapannya ? Lagian dia yang menelepon kenapa harus Ella yang susah ?

"Kalau kau tidak ada perlu, matikan saja." Jawab Ella ketus. Moodnya sedang tidak baik sekarang. Apalagi meladeni orang tidak jelas begini.

"It's me, Mark."

Fantasia || NCT Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang