•part twenty-two

397 47 19
                                    

Author POV

Wonwoo sangat cemas karena Mingyu yang belum juga pulang padahal ini sudah jam 2 malam. Ia berdiri sejak tadi di depan pintu--menunggunya.

"Mingyu..kau dimana?" ucapnya lirih.

Pintu terbuka. Mingyu berdiri dihadapannya dengan penampilan kacau dan wajahnya sudah sangat pucat dengan tatapan wajah kosong.

Ia memeluk Wonwoo erat dengan kepalanya yang sudah menelungkup diantara perpotongan leher Wonwoo.

"Biarkan seperti ini dulu hyung.."

Mingyu takut.

Ia sangat takut. Ia tak mau meninggalkan Wonwoo. Ia sudah terlalu menyayangi pemuda manis yang sangat ingin dilindunginya ini.

"Apakah terjadi sesuatu?" ucap Wonwoo lembut sambil mengusap surai Mingyu yang berantakan.

Mingyu tak menjawab. Perlahan air mata yang ditahannya keluar dan membasahi baju Wonwoo.

           ************************

Mingyu menatap dirinya di cermin lalu mengalihkan pandangannya ke tubuhnya yang belum dipakaikan baju.

Banyak luka-luka dengan lebam keunguan terutama luka sobek di bagian perutnya yang terdapat darah mengering. Mingyu meringis kesakitan saat jarinya menyentuh luka di sekitar perutnya. Ia tak mau Wonwoo mengetahuinya---tak mau membuatnya khawatir.

Ia menggunakan pakaian berlengan panjang untuk menutupi luka di tubuhnya.

Mingyu harap Wonwoo tak melihat lukanya.

           
              **********************

Mingyu melihat loteng atas yang terbuka--memperlihatkan tangga kayu untuk menuju kesana.

Ia baru mengetahui rumah ini mempunyai loteng diatas ruangan.

Dengan hati-hati ia menuju keatas sana--tak terduga ternyata lotengnya lumayan luas.

Dirinya tersentak kaget saat melihat Wonwoo yang sedang duduk membelakanginya sambil melihat cahaya Bintang dari luar sambil melamun.

Mingyu duduk disamping Wonwoo. Ia menatap mata Wonwoo yang Indah karena sinar bulan yang menerpa wajahnya----memperlihatkan bulu matanya yang lentik.

"Hyung kau tidak tidur?" ucap Mingyu.

"Aku tak bisa tidur--memang sering seperti ini," ucap Wonwoo menunjukkan senyum tipis.

"Hyung.. bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" ucap Mingyu ragu.

"Boleh, mengapa harus izin?" ucap Wonwoo menatap Mingyu disampingnya dengan sedikit kekehan kecil.

"Mengapa kau suka meracau saat malam tiba?" ucap Mingyu hati-hati. Ia takut Wonwoo tak suka mendengar pertanyaannya-- bukankah itu privasi?

"Eh," Wonwoo sedikit tertegun mendengar penuturan Mingyu.

"Kau tak perlu menjawabnya jika tak mau," ucap Mingyu cepat saat melihat perubahan raut di wajah Wonwoo.

Hening.

Keduanya hanya menikmati melihat kerlap-kerlip Bintang. Terasa sunyi namun bukan rasa canggung yang menghinggapi--terdapat kenyamanan disana--ditengah kesunyian yang mereka ciptakan.

"Aku baru mengetahui rumahmu ternyata punya loteng luas seperti ini," ucap Mingyu.

"Aku memang jarang kesini, hanya saat sedang merasa kesepian saja ," ucap Wonwoo dengan kekehan yang entah mengapa tersirat kesedihan di dalamnya.

Our Secrets; meanie [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang