ʀᴇᴀʟɪᴢᴀᴛɪᴏɴ
🥀
"Kau tidak mau mengatakan kepadaku apa yang terjadi!" Sohee berlari kesana kemari mengambil obat dan perban, untuk pertama kalinya Jimin melihat gadis itu tampak panik dan kacau.
Seokjin terbaring diatas tempat tidur tidak bisa mengatakan apa-apa namun terus melirik Jimin, "tidak bisakah kau bicara? Aku bertanya," ujar Sohee kembali dengan kotak kapas.
Seokjin masih terus menatap dirinya membuat Jimin merasa tidak nyaman jadi dia menoleh kearah Sohee, "um, kurasa aku harus segera kembali. Kau ingin kupanggilkan perawat atau semacamnya?"
"Tidak perlu, aku akan menelfonmu nanti," ujar Sohee tanpa menoleh kearahnya, akhirnya Jimin berbalik lalu keluar dari kamar gadis itu.
Pemandangan itu terasa aneh, namun Jimin tidak bisa marah- dimana Sohee mengobati Seokjin dengan perasaan khawatir yang terlukis di wajahnya, Jimin sendiri belum pernah melihat gadis itu bersikap sangat peduli, setidaknya tidak sepeduli itu. Sohee harus mengobati Seokjin, pemuda itu terluka, sangat egois baginya untuk merasa kesal, benar?
Jimin menghela nafas berjalan ke lantai dasar yang hanya diterangi cahaya dari ruang tengah. Jimin tidak pernah memperhatikan dengan baik rumah Sohee sebelumnya karena kalau bukan dia yang langsung berjalan masuk atau Sohee yang akan menariknya masuk. Ada beberapa foto di dinding, cukup banyak dan Jimin baru menyadarinya.
Dan hampir semua foto itu berisikan tiga orang, Sohee yang masih sangat kecil, ayahnya yang masih muda, dan seorang wanita lainnya yang terlihat sangat pendek disamping tuan Yoon yang sedang menggendong Sohee, rambut wanita itu hitam mengkilap serta mata biru yang kontras, sebuah perpaduan yang tidak biasa namun wanita itu sangat cantik. Jimin mendekat memperhatikan gambar itu dengan lebih seksama.
Wanita itu terlihat hampir mirip dengan Sohee namun warna mata mereka berbeda, Sohee mengatakan bahwa ibunya berdarah campuran. "Apa ini ibunya?"
Jimin melihat tulisan di bingkai, "Victoria...Kazmer."
Ponsel Jimin bergetar di kantongnya, ia mengambil ponselnya sambil berjalan keluar. Sebuah telfon dari Taehyung, Jimin mengangkatnya. "Dimana kalian?"
"Di belakang mobilmu, cepat keluar," dengan begitu Taehyung memutuskan sambungan telfon.
Jimin berlari kecil keluar pekarangan rumah keluarga Yoon, seperti biasanay diluar sangat sunyi. Jimin melihat mobil Yoongi di belakang mobilnya, mereka sedang berdiri di luar.
"Hei, kenapa kalian semua diluar? Menemukan sesuatu yang aneh?"
"Dengar, kami berjaga selama kalian ada di sungai Han. Kelihatannya ada beberapa orang yang juga datang kesana bersamaan dengan kedatangan kalian, namun mereka pergi kearah yang berbeda dan tidak bersamaan jadi tidak kentara," ujar Yoongi, "kau tidak akan mengenali mereka karena semuanya menggunakan pakaian santai, namun karena aku sering melihat orang-orang seperti ini sangat mudah untuk membedakannya. Mereka menggunakan jam tangan yang sama, yang dimana itu adalah walkie talkie mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
INFAMOUS [M] 》P.J.M.
FanficPark Jimin tidak percaya bahwa ia telah menempatkan nyawanya dalam ancaman hanya karena ia berusaha menyelamatkan reputasinya yang baik dari seorang gadis yang terkenal dengan reputasinya yang sangat buruk di sekolah. Maksudku, itu hanya r̶u̶m̶o̶r̶...