ᴄᴜᴛᴇ
🥀
Pagi ini Sohee menaiki bus menuju ke sekolah, seperti biasanya. Ia tampak tenang melihat keluar jendela, namun tak bisa dipungkiri kepalanya penuh dengan beberapa hal.
Seperti dimana ia harus duduk hari ini, haruskah dia duduk di kursinya seperti biasa lalu membuat kekacauan yang lebih parah dari kemarin untuk menyingkirkan anak baru itu dari tempatnya atau duduk di kursi lain yang jauh dari Jimin dan melihat pemuda itu memasang wajah murung sepanjang hari. Tidak seperti Sohee peduli jika ia membuat kekacauan yang membuat seisi sekolah membicarakannya, karena ia benar-benar tidak peduli dengan ucapan orang lain kecuali Han Yejin yang mengambil kursinya.
Tapi Jimin yang cemberut sambil menatapnya dengan memohon untuk duduk bersama di kantin itu sangat manis, bahkan tanpa sadar Sohee tersenyum kecil memikirkannya.
Haruskah aku semakin menggodanya?
Sohee tahu cara Jimin menatap dirinya saat ia bersama dengan Seokjin. Hanya menyebut nama pemuda itu membuat Jimin langsung mengerutkan dahinya dan sudut bibirnya langsung melengkung kebawah. Kemarin itu Sohee meminta Seokjin untuk duduk bersamanya karena ia tidak ingin berurusan dengan orang-orang yang ingin duduk bersamanya di kantin saat melihat ia duduk sendirian, tidak bermaksud apa-apa. Biasanya Jimin akan duduk bersamanya, pemuda itu mulai duduk dengannya di kantin tidak lama ini, hanya saja Sohee memutuskan untuk tidak membiarkan Jimin duduk dengannya karena ia telah mengira-ngira dari sikap menyebalkan anak baru itu ia pasti akan terus menempel pada Jimin sampai jam istirahat. Dan tebakannya tidak salah, untung saja ia telah membawa Seokjin atau ia harus mengotori lantai sekitar karena terus-menerus membuang nampan makanan setiap orang yang mencoba duduk di mejanya.
Sejak semester ini dimulai reputasinya membaik, padahal ia masih bersikap seperti biasanya.
Hanya karena penampilannya yang berubah.
Sohee menggelengkan kepalanya, orang-orang sangat aneh.
Gadis itu menuruni bus saat bus yang ia naiki sampai di pemberhentian bus depan sekolahnya. Dan betapa terkejutnya Sohee melihat Jimin sedang berdiri di pemberhentian bus dengan raut wajah yang tidak bisa dibaca. Terakhir kali seingatnya Jimin melakukan ini saat mereka baru mengenal satu sama lain, lalu karena masalah yang menimpa mereka Jimin sedikit menjauh, namun setelahnya Jimin selalu menunggunya di koridor sekolah.
Kenapa dia disini?
Mata mereka bertemu dan Jimin langsung berdiri tegak, Sohee mendekati pemuda itu dan ia langsung membuka mulutnya, "Sohee."
Kali ini Jimin mengerutkan keningnya, tatapannya tampak sedih, jadi Sohee berpikir ini bukanlah saatnya untuk menyapa pemuda itu, "ada apa Jimin?"
Jimin menunduk, "tidak apa-apa."
Tentu saja itu bohong, siapapun pasti bisa membaca dengan jelas dari raut wajah Jimin bahwa ia tidak baik-baik saja. Dan kelihatannya ada masalah melihat bagaimana raut wajah Jimin terlihat sangat buruk. Sohee memutuskan untuk tidak menanyakannya lebih jauh, lalu mengenggam tangan Jimin membawanya berjalan menuju sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFAMOUS [M] 》P.J.M.
Fiksi PenggemarPark Jimin tidak percaya bahwa ia telah menempatkan nyawanya dalam ancaman hanya karena ia berusaha menyelamatkan reputasinya yang baik dari seorang gadis yang terkenal dengan reputasinya yang sangat buruk di sekolah. Maksudku, itu hanya r̶u̶m̶o̶r̶...