34.

655 82 19
                                    

Rumah Orang Tua Kinal

"Nal...apa sih yang ada dipikiran kamu?"

"kamu mau jodohin Ge dengan Shani...?"

"Garis keturunan kamu akan habis jika itu terjadi..."

"program kehamilan Veranda belum tentu akan berhasil"

"mama gak habis pikir dengan ide konyol kalian."

Mama Kinal, terus memarahi Kinal dengan ide gila menjodohkan Shani dan Gracia cucunya.

"mama bukan gak suka dengan Shani. mama sayang banget dengan Shani. Shani juga cucu mama Kinal."
berang mama lagi.

Namun Kinal tetep bergeming.

Mengelus dan memijit tengkuknya yang terasa tegang.

Aliran darahnya seperti terasa tersumbat.

Mendengar ocehan kemarahan mamanya yang sejak tadi tidak pernah putus.

Tidak memberikannya sedikit kesempatan untuk membela diri atau menjelaskan apapun.

"kamu juga Beby, se dekat gimanapun persahabatan kamu sama Kinal, perjodohan ini ide konyol"

Beby pun tak luput dari amukan amarah Mama.

Beby sama halnya dengan Kinal.

Menunduk dan Takut.

Beby, Shania, memang sengaja dikumpulkan bersamaan dengan Kinal dan Veranda.

Keempat nya habis-habisan dimarahin oleh mama. sedangkan papa tidak bisa berbuat apapun.

"maa..dengerin penjelasan Kinal dulu."
Kinal memberanikan diri bersuara.

"penjelasan seperti apa? huh.?"
mama melotot kepada Kinal.

"zaman sekarang teknologi udah canggih ma. Ge bisa membuahi Shani"
ucap Kinal tanpa ragu, membuat semua yang hadir memejam mata seketika malu mendengar penjelasan Kinal.

"Ge gak punya junior seperti kamu dan Beby, Kinal."
pelotot mama lagi berang.

"maa..bukan itu maksud kinal. Ge bisa mengikuti program pembuatan sel sperma embrio dari sumsum tulang belakang nya"
jelas Kinal dengan begitu serius.

"iya, seperti cerita di ff kamu itu?..huhh..?"
teriak mama lagi semakin melototkan matanya

"maaa..aku buat cerita bukan tanpa dasar ma.. itu sudah dibuktikan dengan percobaan ahli maa..."
Kinal merasa frustasi menjelaskan kepada mama nya.

"kamu terlalu percaya dengan para ahli kamu sebutkan itu.."
berang mama lagi.

"maaa...."
Kinal ingin terus mencoba memberikan pengertian kepada Mama nya.

Mama merah padam. wajah garang seketika tidak bisa di bendung. rasa kesal dan marah mama kepada Kinal dan Beby tidak bisa dielak kan lagi.

"mama tetap gak setuju titik.".

"cucu-cucu mama gak akan menikah dengan seperti ini"
berang mama lalu meninggalkan mereka di ruang keluarga rumah orangtua kinal.

Semua terdiam.

Tidak ada satupun yang mengeluarkan suara.

Papa akhirnya menyusul Mama yang masuk kekamar mereka.

Kinal dan yang lainnya hanya terdiam.

Namun, ada sepasang mata yang sejak tadi melihat keributan tersebut terduduk di pojokan dapur.

Mendengar semuanya.

JATUH CINTA PADA KOMEN PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang