19.

2K 230 71
                                    

Terlihat tenda-tenda sudah terpasang dengan rapi dan kokoh.

Dari kejauhan kinal melihat kerusuhan kelompok Kejang.

Bagaimana tidak, didalamnya terdiri beberapa biang rusuh yang begitu berlawanan dengan Yona.

Kinal memiliki alasan tersendiri membagi mereka dengan cara seperti itu.

Kinal juga melihat di kelompok PMS juga terjadi kekacauan, kebanyakan anggotanya yang lemah gemulai tidak bisa memasang tenda dan yang menjadi sasarannya tentu Lidya yang sengaja Kinal sisihkan untuk kelompok PMS tersebut.

Sedang disudut agak kebelakang dari posisinya saat ini. Kinal melihat rombongan veranda, Shania, Sendy dan beberapa ibu-ibu pengasuh rumah singgah pelangi, sedang menyiapkan makan malam bersama dengan Mbak Lele yang cerewet dan bawelnya minta ampun.

"Lu mandang gitu bener"
Suara beby mengagetkan kinal.

"Haaah..gue bahagia liat mereka. Lu coba liat satu-satu walau terlihat kacau tapi mereka berusaha untuk saling menyatu."
Ujar Kinal menepuk-nepuk tangannya setelah tendanya terpasang dengan kokoh.

"Iya gue turut seneng. Yupi dapet temen banyak. Tuh makin jail sama Eve."
Tawa Beby melihat anak gadisnya tersebut.

Kinal ikut tertawa. Melihat Yupi yang di kejar-kejar oleh Eve.

"Jeje mana?"
Kinal melihat kesekeliling dia dan beby.

"Tuh lagi nemanin bocah. Ada yang nemu cacing tadi. Jadi ada jail nakut-nakutin sama temennya. Jadi pada nangis. Lu tau Jeje dokter biar dia yang nanganin masalah itu."
Ucap Beby.

"Apa hubungannya coba dokter sama cacing.?"
Tanya kinal heran.

Beby terdiam mendengar pertanyaan kinal. Dan melenguh malas.

"Apa Jeje beralih jadi dokter hewan?"
Tanya kinal dengan tampang bodohnya lagi.

Beby mulai jengah.

"Sekarep mu"
Jawabnya lalu meninggalkan kinal.

"Hahahahhaa..."
Kinal tertawa melihat sahabatnya tersebut.

Kinal memang selalu bisa membuat sahabatnya tersebut menjadi jengah dengan kejahilannya. Dan sikap pura-pura bodohnya tersebut.

Kinal kembali mengarahkan pandangannya pada dua kelompok yang mulai bersitegang.

Kinal mendekat.
-----

"Yeee...sapa juga yang mau setenda sama lo. Hus..hus..hus.."
Terdengar suara siska dengan serak serak becek nya.

"Heeh..gue yang pasang tendanya. Nah gue yang berhak nentuin siapa yang setenda sama gue"
Sergah Lidya lebih frontal pada siska.

"Yeee..emang ini tenda punya lo."
Siska tak kalah sengit.

"Kagak"
Ujar lidya polos.

"Jadi gak lu dong yang nentuin. Kan direktur udah jelasin tadi. Lu bantu kita-kita pasangin tenda. Bukan setenda sama lu. Gue sama siska lu cari tenda lain."
Sambar Naomi membela siska.

"Gini...gini..gini.. Biar adil nih ye. Kita setenda betiga. Ha..ha..ha..ha.. Dil kan."
Ucap lidya mengedip-ngedipkan matanya.

"Dih..sudi"
Decih Naomi bergidik ngeri.

Lidya menyeringai senyum penuh menggoda pada sisca dan Naomi.

Kinal mendekati mereka.

"Ehemm.."
Kinal berdehem.

Ketiga menyadari kehadiran Kinal.

"Eh ada bos..hehe"
Cengir lidya.

" ini kenapa?"
Kinal melihat ketiganya.

JATUH CINTA PADA KOMEN PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang